SMAN 1 Sepauk Sintang Amankan Aset Sekolah untuk Minimalisir Dampak Kerusakan Akibat Banjir
Belajar dari pengalaman banjir yang terjadi 2021 kemarin, pihak sekolah sudah mengantisipasi banjir dengan mengamankan barang-barang yang ada
Penulis: Agus Pujianto | Editor: Try Juliansyah
Citizen Reporter
Valentina, Forum Anak Kecamatan Sepauk
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SINTANG - Banjir yang melanda Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat, berimbas pada tergenangnya sekolah-sekolah yang ada di Kecamatan Sepauk.
Hal ini berimbas pada banyaknya akses jalan yang tergenang oleh air pasang dan memaksa warga sekolah SMAN 01 Sepauk melewati jalur alternatif yang sudah rusak parah.
Kondisi jalan alternatif yang melalui jalan sawit PT. Sam terlihat becek dan licin sehingga sulit untuk dilalui. Selain itu, rute perjalanan yang memutar karena menghubungkan dua desa yaitu Lengkenat dan Sungai Raya membuat durasi waktu perjalanan lebih lama.
"Dengan adanya banjir di seluruh kabupaten Sintang, berimbas pula pada sekolah kita, SMAN 01 Sepauk, sehingga akses jalan dari arah Manis Raya, Sungai Raya, dan desa lainnya susah untuk dilewati," ungkap Sohtian Esmarno, Kepala Sekolah SMA 01 Sepauk, Minggu 16 Oktober 2022.
Baca juga: Wabup Sintang Dukung Peningkatan Jalan Paralel Perbatasan oleh Pemerintah Pusat
Selama banjir, jalan alternatif PT. Sam adalah salah jalur yang bisa dilewati oleh guru dan siswa saat banjir seperti ini adalah jalan sawit PT. Sam yang menghubungkan Desa Lengkenat dan Sungai Raya yang menempuh waktu sekitar 1 jam dikarenakan kondisi jalan yang becek dan licin karena hujan . Selain itu, rute jalan yang memutar membuat durasi perjalanan menjadi lebih lama.
"Keadaan banjir membuat warga sekolah harus mengeluarkan biaya untuk menambang, sehingga memberatkan orang tua murid bahkan guru yang harus melewati banjir untuk sampai ke sekolah,” kata Sohtian.
Pemkab Sintang telah mengeluarkan surat edaran. Bagi satuan Pendidikan yang terdampak banjir, kegiatan belajar mengajar tidak dimungkingkan secara tatap muka maka proses pembelajaran dilakukan secara Daring hingga banjir suru. Sejak saat itu, SMA Negeri 1 Sepauk juga memberlakukan pembelajaran daring, meski diakui siswa kesulitan belajar dari rumah.
Leoni siswa kelas 12 jurusan IPA mengungkapkan kesulitannya untuk belajar di rumah yaitu kurang fokus ditambah jaringan internet yg sering mengalami gangguan." Kalau belajar daring dirumah sulit mendapatkan konsentrasi penuh dan motivasi untuk mengerjakan tugas-tugas yang ada, " jelasnya.
Leoni berharap, banjir ini cepat surut supaya tidak menganggu proses pembelajaran di sekolah apalagi menjelang ujian-ujian dalam kurun waktu beberapa bulan kedepan akan dilaksanakan.
Amankan Aset Sekolah
Belajar dari pengalaman banjir yang terjadi 2021 kemarin, pihak sekolah sudah mengantisipasi banjir dengan mengamankan barang-barang yang ada untuk meminimalisir kerusakan fasilitas, sarana dan prasarana sekolah.
"Sekarang sekolah sudah mengantisipasi banjir berdasarkan pengalaman banjir besar kemarin, yang menyebabkan semua fasilitas sekolah seperti bangku meja bahkan buku-buku di perpustakaan hancur kenak banjir yang tidak bisa diselamatkan. Bahkan cat tembok baru pun sekarang sudah sia-sia karena banjir menggenangi bangunan sekolah,” kata Sohtian.
Melihat banjir yang hampir setiap tahun terjadi, Sohtian menilai bahwa bencana alam ini terjadi bukan hanya karena curah hujan tinggi, namun juga karena pemanfaatan Sumber Daya Alam (SDA) yang tidak memperhatikan lingkungan sekitar sehingga alam menjadi rusak akibat eksploitasi yang berlebihan.