Dampak Banjir di Sintang, Banyak Warga Alami Hipertensi dan ISPA

Dinas kesehatan Kabupaten Sintang mencatat, lebih dari 1.124 orang yang mengalami hipertensi.

Penulis: Agus Pujianto | Editor: Try Juliansyah
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/Agus Pujianto
Petugas kesehatan dari satuan Dankesyah Korem 121/Abw memeriksa tekanan darah Nurgiah. Tekanan darah tinggi menjadi menjadi penyakit paling banyak diderita warga terdampak banjir di Sintang, Kalimantan Barat, menyusul ISPA. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SINTANG - Tekanan darah tinggi menjadi menjadi penyakit paling banyak diderita warga terdampak banjir di Sintang, Kalimantan Barat, menyusul ISPA.

Dinas kesehatan Kabupaten Sintang mencatat, lebih dari 1.124 orang yang mengalami hipertensi.

Satu dari sekian warga yang mengalami Hipertensi itu adalah Nurgiah. Sejak banjir merendam pemukiman, warga Sintang yang tinggal di bantaran sungai Kapuas ini merasa tekanan darahnya naik.

“Tekanan darah tinggi sejak air pasang,” kata Nurgiah kepada Tribunpontianak saat diperiksa kesehatanya oleh tenaga kesehatan dari Dankesyah, Minggu 16 Oktober 2022.

Warga Terdampak Banjir di Sintang Mulai Terserang Penyakit, Paling Banyak Hipertensi

Sama seperti warga Kelurahan Kapuas Kiri Hulu lainnya, Nurgiah belum mengungsi. Dia masih bertahan di rumah selama banjir merendam jalan dan pemukiman.

“Belum mengungsi, masih bertahan di rumah.” Katanya. Nurgiah hanya tertawa ketika ditanya apa yang menjadi beban pikirannya sampai menyebabkan tensinya naik.

Anita, Ketua Rt setempat menyebut lebih dari 130 KK yang terdampak banjir. Sebagian besar masih bertahan di rumah masing-masing dengan mendirikan panggung. Ada pula sebagian yang mengungsi di gedung SD terdekat.

“Belum ngungsi, air belum naik ke rumah. Tapi sudah susah mau pergi ke mana mana. Anak sekolah pun susah, harus naik tambang (perahu). Banyak di sini yang kena banjir, ada 130 lebih KK. Sebagian besar masih di rumah, buat panggung sebagian ada yang mengungsi,” katanya.

Data Dinas Kesehatan Kabupaten Sintang mencatat, ada enam jenis penyakit yang diderita warga selama banjir. Yang paling banyak, hipertensi. Jumlahnya mencapai 1.124 orang. Selain tekanan darah tinggi, ada 300 orang yang terserang penyakit Inspeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) dan penyakit kulit 114 orang.

Dandim 1205/Sintang, Letkol Inf Kukuh Suharwiyono mengatakan pihaknya tidak bisa memaksa warga terdampak banjir untuk mengungsi ke tempat yang sudah disiapkan.

“Kita menyiapkan titik pengungsian, ada di sekolah yang saat ini diliburkan, namun kita juga tidak bisa memaksa warga untuk menempati titik pengungsian itu karena mereka juga ingin mengamankan asetnya masing masing. Merka mengungsi di tempat keluarga atau tetangga terdekat sehingga bisa melihat asetnya,” jelasnya.

Selain mendirikan dapur umum, TNI AD juga membantu penyaluran distribusi sembako kepada warga terdampak bencana alam banjir, termasuk menerjunkan petugas kesehatan.

“Untuk TNI yang berada di sintang sudah dikoordinir dan kita menyiapkan selain dapur umum, kita distribuskan bantuan sembako ke warga terdampak. Kami juga menyiapkan alat angkut air, dalam rangka pedistribuan bantuan. Kita juga siapkan tenaga kesehatan dari denkesyah sintang ini untuk mengecek kesehatan para pengungsi dan warga terdampak banjir. Tadi kita sudah laksanakan pelayanan keliling. Rata-rata mereka mengeluhkan adanya penyakit gatal-gatal,” ujar Dandim. (*)

Cek Berita dan Artikel Mudah Diakses di Google News

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved