Bupati Kubu Raya Minta Siswa SMAN 3 Pontianak Tak Nikah Muda

Bupati Muda juga mengingatkan para siswa untuk fokus terlebih dahulu pada urusan pendidikan. Alih-alih langsung menikah setelah sekolah.

Penulis: Hadi Sudirmansyah | Editor: Try Juliansyah
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/Istimewa/Prokopim Kubu Raya
Bupati Kubu Raya Muda Mahendrawan saat menghadiri Hari Lingkungan di SMA Negeri 3 Pontianak pada Kamis 13 Oktober 2022.(Prokopim Kubu Raya) 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Saat ikuti kegiatan Apel Hari Lingkungan di SMA Negeri 3 Pontianak, Bupati Kubu Raya Muda Mahendrawan mengingatkan para pelajar untuk fokus pendidikan dan tidak menikah di usia muda.

"Karena menikah di usia belia tidak semudah yang dibayangkan. Nikah muda, cenderung memiliki banyak tantangan dan sejumlah risiko jika tidak dipertimbangkan secara matang." kata Bupati Kubu Raya Muda Mahendrawan saat mengikuti Apel Hari Lingkungan di SMA Negeri 3 Pontianak pada Kamis 13 Oktober 2022.

Lanjutnya, Banyak tekanan yang akan menghampiri pasangan usia muda yang telah menikah. Mulai dari masalah finansial, kesiapan mental, tekanan sosial, hingga kurangnya pengalaman dalam menghadapi masalah pernikahan.

Dalam kegiatan tersebut hadir, Bupati Kubu Raya ini sebagai Dewan Pembina Forum Komunikasi Ikatan Alumni SMA Negeri Tiga Gajah Mada (FKIA Smantagama) Pontianak.

Penting Untuk Jasmani dan Rohani, Bupati Muda Ajak Orang Tua Ikutkan Anak di PAUD

Dan pada sambutannya Bupati Muda juga mengingatkan para siswa untuk fokus terlebih dahulu pada urusan pendidikan. Alih-alih langsung menikah setelah sekolah.

“Mudah-mudahan siswa dengan karakter yang kokoh nantinya bisa melanjutkan studi yaitu kuliah. Fokus dengan pendidikan. Ingat, anak SMA Negeri 3 tidak kawin muda,” ujarnya dalam sambutan.

Dan Bupati Muda juga menuturkan nikah muda juga akan bersinggungan dengan risiko kesehatan. Kehamilan di usia muda, ujarnya, sangat berisiko mengalami berbagai komplikasi yang membahayakan ibu maupun janin. Pada janin, risiko yang mungkin terjadi adalah bayi terlahir prematur, stunting, atau berat badan lahir yang rendah.

“Adapun risiko pada ibu melahirkan di usia muda, yakni bisa menyebabkan terjadinya preeklamsia maupun anemia. Jika tidak ditangani, kondisi ini bisa menimbulkan komplikasi serius seperti eklamsia yang berakibat fatal, bahkan kematian pada ibu dan bayi,” jelasnya.

Pada kesempatan itu Muda Mahendrawan juga mengingatkan para siswa untuk tidak menjadi generasi yang membebani negeri. Sebab, membebani berarti menjadi bagian daripada masalah. Alih-alih dapat membantu mengatasi masalah orang banyak.

“Kita tidak boleh menjadi generasi yang hanya menjadi beban bagi republik ini. Itu ikrar, itu prinsip. Kita harus berkontribusi sebagaimana semangat juang yang ada. Apalagi ini mendekati peringatan Hari Sumpah Pemuda,” ucapnya.

Ia menegaskan, para siswa harus selalu berpikir untuk membahagiakan orang banyak. Karena bahagia bukan semata hak pribadi, melainkan adalah hak orang banyak.

“Prinsipnya anak-anak harus tumbuh dengan karakter yang kokoh dan selalu rendah hati tapi tinggi kualitas diri. Jangan terbalik, tinggi hati tapi kualitas rendah. Tidak boleh rendah diri. Rendah hati wajib, rendah diri tidak boleh. Anak SMA Negeri 3 harus percaya diri, mampu untuk unggul dan mampu untuk meyakinkan bahwa dirinya akan mampu bermanfaat,” ajaknya.

Terkait kegiatan Hari Lingkungan di SMA Negeri 3, Bupati Muda mengapresiasi kegiatan tersebut. Sebab Hari Lingkungan menjadi momen untuk membangun literasi siswa tentang lingkungan, sains, dan finansial. Seusai pelaksanaan apel, dilakukan senam bersama, aksi bersih lingkungan, bazar, dan pentas seni para siswa. Selain itu, FKIA Smantagama juga menggelar bakti sosial donor darah. (*)

Cek Berita dan Artikel Mudah Diakses di Google News

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved