Kadiskes Sambas Minta Puskesmas Pantau Anak-anak yang Tidak Respon dan Alergi Makan Telur
Dia mengungkapkan, menurut penelitian telur dapat membantu mempercepat pertumbuhan hormon dan perkembangan otak. Sehingga, itu mempunyai arti memakan
Penulis: Imam Maksum | Editor: Faiz Iqbal Maulid
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SAMBAS - Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sambas Uray Hendy Wijaya meminta seluruh Puskesmas terus memantau anak-anak dalam gerakan makan telur di posyandu. Dia ingin agar Puskesmas memperhatikan anak-anak yang tidak respon terhadap telur dan anak-anak yang alergi.
"Gerakan makan telur di posyandu bahwa upaya makan telur harus diterapkan setiap hari. Saya mohon di Puskesmas nanti juga dipantau bagi anak-anak yang tidak respon terhadap telur ataupun alergi terhadap telur, ini perlu diperhatikan," kata Uray Hendy Wijaya, Selasa 11 Oktober 2022.
Dia mengungkapkan, menurut penelitian telur dapat membantu mempercepat pertumbuhan hormon dan perkembangan otak. Sehingga, itu mempunyai arti memakan telur dapat meninggikan pertumbuhan badan.
"Sejatinya menurut penelitian tahun 2017 di Jurnal Ecuador, telur terbukti bisa meninggikan badan yang artinya dengan memakan telur bisa mempercepat hormon pertumbuhan tinggi badan dan perkembangan otak," ujarnya.
• DPRD Sambas Minta Pemda Bentuk Regulasi Pengadaan Barang Jasa untuk LSM dan Ormas
Dia berterima kasih kepada Bunda Paud Kabupaten Sambas khususnya yang telah menginisiasi aksi nyata Materindu untuk langsung dipraktekkan bersama masyarakat setempat. Kegiatan launching tersebut telah dimulai belum lama ini.
"Terima kasih kepada Bunda Paud telah menginisiasi gerakan materindu, kepada Camat dan Kepala Puskesmas balik ke tempat masing-masing untuk bisa dipraktekkan kepada masyarakat setempat, tidak lagi teori-teori tentang pencegahan stunting, praktek langsung untuk bagaimana mengukur perbaikan gizi anak kita," tegasnya.
Dia mengucapkan terima kasih kepada Bupati Sambas, Bunda Paud yang juga sekaligus Ketua TP PKK Kabupaten Sambas sebab selama ini sudah banyak materi-materi penyuluhan tentang stunting. Kemudian, mulai saat ini melakukan aksi nyata makan telur.
Dia berpesan agar anak-anak selalu dipantau dalam upaya makan telur setiap hari, terlebih bagi anak yang kurang respon dan alergi terhadap telur.
Lebih lanjut, dia menyampaikan prevelansi permasalahan stunting masih tinggi yaitu 32,4 persen dan angka tersebut harus turun menjadi 14 persen pada tahun 2024 mendatang. "Masalah stunting pada balita masih cukup serius yaitu sebesar 32,4 persen yang nantinya kita diminta untuk menurunkan prevelensi Stunting menjadi 14 persen pada tahun 2024," tuturnya.
Cek berita dan artikel mudah diakses di Google News