Renungan Harian Kristen
Renungan Harian Kristen Protestan Senin 26 September 2022, Sikap yang Tidak Tercela
Lihat bacaan Ayat Alkitab renungan harian Kristen Protestan Senin 26 September 2022 diambil dari Matius 5:23.
Penulis: Ridhoino Kristo Sebastianus Melano | Editor: Ridhoino Kristo Sebastianus Melano
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Lihat bacaan renungan harian Kristen Protestan Senin 26 September 2022.
Lihat bacaan Ayat Alkitab renungan harian Kristen Protestan diambil dari Matius 5:23.
Pada bacaan renungan harian Kristen Protestan ini merupakan catatan dari seorang penginjil Oswald Chambers.
Dalam renungan harian Kristen Protestan hari ini Oswald Chambers mengangkat tema “Sikap yang Tidak Tercela”.
Untuk sampai pada perdamaian dengan orang yang berselisih dengan kita, kata renungan hari ini, membutuhkan proses, yang dikerjakan oleh dan membutuhkan kepekaan Roh.
Perdamaian ditandai dengan sikap tidak menyalahkan orang yang bersangkutan.
Hal ini bukan persoalan hak. Tanda yang benar dari orang percaya ialah bahwa dia dapat melepaskan hak-haknya sendiri walau itu memang haknya dan mematuhi Tuhan Yesus.
• Renungan Harian Kristen Protestan Minggu 25 September 2022, Bukan Soal Semangat
5:23 Sebab itu, jika engkau mempersembahkan persembahanmu di atas mezbah dan engkau teringat akan sesuatu yang ada dalam hati saudaramu terhadap engkau,
Lihat renungan harian Kristen Protestan
Ayat ini menyatakan, “... jika engkau mempersembahkan persembahanmu di atas mezbah dan engkau teringat akan sesuatu yang ada dalam hati saudaramu terhadap engkau ...”
Ayat tersebut tidak berbunyi, “Jika engkau menyelidiki dan mendapati sesuatu sebagai akibat dari kepekaanmu yang tidak seimbang,” tetapi, “Jika engkau ... teringat ....”
Dengan kata lain, jika Roh Allah menyadarkan sesuatu dalam pikiran Anda, “... pergilah berdamai dahulu dengan saudaramu, lalu kembali untuk mempersembahkan persembahanmu itu” (Matius 5:24).
Jangan sekali-kali menolak kepekaan yang kuat dari Roh Allah dalam diri Anda, bila Dia sedang memberi petunjuk kepada Anda sampai hal yang serinci-rincinya.
“Pergilah berdamai dahulu dengan saudaramu ....” Petunjuk Tuhan kita sederhana: “Berdamailah dahulu ....”