Lokal Populer
Penurunan Kasus Stunting Buah Manis Kerja Keras Penanganan Stunting di Kabupaten Sambas
Fahrur Rofi mengatakan, saat ini angka stunting di Kabupaten Sambas berada dalam posisi keempat tertinggi di Kalimantan Barat
Penulis: Imam Maksum | Editor: Tri Pandito Wibowo
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Wakil Bupati Sambas Fahrur Rofi memimpin rapat pencegahan stunting sekaligus menyerahkan secara simbolis rekening Tim Pendamping keluarga stunting, di Ruang Rapat Wakil Bupati, Rabu 21 September 2022.
Rapat tersebut turut dihadiri Dandim 1208 Sambas Letkol Inf Dadang Armada Sari, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sambas, Kepala BKKBN Kabupaten Sambas.
Wakil Bupati Sambas Fahrur Rofi mengatakan rapat tersebut membahas pencegahan dan penanganan stunting di Kabupaten Sambas. Dia berujar rapat koordinasi itu juga melibatkan Dandim 1208 Sambas.
"Hari ini kita sedang melakukan rapat koordinasi dengan Dandim 1208 Sambas, Dinas Kesehatan dan BKKBN Sambas mengenai permasalahan stunting yang ada di Kabupaten Sambas, rapat kali ini dilakukan untuk pencegahan stunting," katanya.
• Dinkes Sambas Klaim Prevalensi Stunting Mulai Menurun
Fahrur Rofi mengatakan, saat ini angka stunting di Kabupaten Sambas berada dalam posisi keempat tertinggi di Kalimantan Barat.
Menurutnya pihaknya harus bekerja ekstra keras untuk menekan angka stunting.
"Kalau untuk penanganan stunting data terbaru dari Dinas Kesehatan Kabupaten Sambas memang udah ada penurunan, tapi bagi kita belum cukup, belum signifikan karena memang Sambas ini masuk nomor empat tertinggi di Kalimantan Barat dan kita hari ini lagi ekstra keras ya melakukan penanganan masalah stunting," jelasnya.
Hal ini juga tentu tidak hanya pada Dinas terkait, lanjut dia, namun seluruh elemen masyarakat juga ikut serta menekan angka stunting di Kabupaten Sambas.
Misalnya keluarga-keluarga yang anaknya terdapat penderita stunting melakukan konseling. Upaya itu terus kita lakukan sampai target tercapai.
Dia mengatakan, penanganan stunting tersebut untuk menyambut masa emas 2045 mendatang sekaligus mempersiapkan masyarakat yang bebas dari stunting.
"Integritas kita merasa memiliki Indonesia dalam bagian besar, ke depan Indonesia menatap 2045 menyiapkan generasi muda yang siap potensial dan bisa bersaing dengan generasi muda dari benua apapun nantinya," katanya.
Dia mengatakan, tentunya saat ini mesti sudah membina mereka minimal dari bagaimana tidak ada lagi kasus-kasus stunting.
"Kasus stunting ini bukan hanya semata-mata tentang gizi, melainkan, ujar dia, juga melihat pola kehidupan masyarakat atau gaya hidup masyarakat ataupun masalah-masalah sosial lainnya," tuturnya.
Berbuah Manis
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sambas, Uray Hendy Wijaya, menyebut penyelesaian permasalahan stunting di Kabupaten Sambas diharapkan berbuah manis dengan turunnya prevalensi stunting di Kabupaten Sambas, Rabu 21 September 2022.
"Stunting di Kabupaten Sambas yang saat ini frekuensinya sedang tinggi, upaya semua pihak diharapkan berbuah manis saat pengukuran ulang nantinya," kata Hendy Wijaya.
• Pengaruh Anak Stunting, Lebih Pendek dan Beresiko di Masa Depan, Ini Kata WHO
Dia mengatakan bahwa stunting diakibatkan oleh kurangnya gizi pada balita maka perlu perhatian tinggi dari keluarga. Inilah ujar dia, intervensi spesifik yang mengarah pada upaya kesehatan dari balita.
Dia menambahkan, perlu diketahui bahwa anak stunting ini hingga usia 2 tahun. Lanjut dia, di atas angka tersebut sudah terjadi kerusakan yang sifatnya permanen.
“Permasalahan stunting ini tidak semata-mata menyangkut sektor kesehatan saja, tetapi permasalahan stunting ini multi sektor yang terlibat," tuturnya.
Perlu diketahui bersama, imbuh dia, bahwa kasus stunting umumnya disebabkan oleh perilaku dari pada orang tua yang kurang memahami bagaimana asupan gizi yang baik kepada anaknya,l.
Dia menjelaskan berdasarkan arahan pemerintah pusat, sudah berupaya untuk mencegah peningkatan angka stunting untuk kedepannya dengan memberikan edukasi. Mulai dari remaja wanita hingga ibu hamil untuk menghindari beberapa potensi yang mengakibatkan lahirnya anak terkena stunting.
“Intervensi sekarang yang dicanangkan oleh Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) maupun dari Kementerian Kesehatan sudah dari dulu," katanya.
Yaitu, kata dia, dimulai dari calon pengantin dengan asumsi bahwa setiap calon pengantin terutama perempuan jika akan menikah supaya teredukasi bagaimana menyehatkan tubuhnya. "Supaya menikah dan hamil tidak melahirkan keturunan stunting,” jelasnya.