Terlalu Sering Mengeluh Gaji Kecil Ternyata Bisa Bikin Otak Cepat Tua

Ternyata terlalu sering mengluh karena Gaji kecil bisa biklin otak seseorang cepat menua, hasil studi dan riset berikut membuktikan.

Editor: Rizky Zulham
PEXELS/DZIANA HASANBEKAVA
Penuaan otak bisa terjadi karena banyak faktor, salah satunya karena bekerja selama bertahun-tahun dengan upah kecil. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Ternyata terlalu sering mengluh karena Gaji kecil bisa biklin otak seseorang cepat menua, hasil studi dan Riset berikut membuktikan.

Sebuah hasil Riset serta studi baru menemukan bahwa terus bekerja dengan Upah rendah menyebabkan penurunan memori secara signifikan dan lebih cepat.

Sederhananya, ketika seseorang melakukan pekerjaan dengan Gaji rendah, otak mereka menua lebih cepat dibanding seseorang yang berpenghasilan lebih bagus atau lebih tinggi.

Penjelasan ilmiah

Pendataan Tenaga Honorer hingga 31 Oktober, Cek Gaji dan Tunjangan Honorer Non-ASN Terbaru

Pemicu otak menua

Dilansir dari Studyfinds, para peneliti di Universitas Columbia mencatat, penelitian sebelumnya telah menghubungkan pekerjaan berupah rendah dengan:

- Gejala depresi

- Obesitas

- Hipertensi.

Menurut mereka, semua kondisi ini bisa meningkatkan risiko seseorang mengalami penuaan kognitif yang jauh lebih cepat.

peneliti postdoctoral di Columbia University Mailman School of Public Health, Katrina Kezios, PhD.

“Penelitian kami memberikan bukti baru.

Bahwa paparan berkelanjutan terhadap upah rendah selama tahun-tahun penghasilan puncak dikaitkan dengan penurunan memori yang dipercepat di kemudian hari,” ujar

Tidak Punya Nomor Rekening Bank Himbara? Cek Cara Cairkan BSU Gaji 2022 dikantor Pos!

Riset terhadap 2.879 orang

Studi tersebut menggunakan catatan dari National Health and Retirement Study (HRS) pada orang dewasa antara tahun 1992 dan 2016, di mana tim memeriksa data pada 2.879 orang yang lahir antara tahun 1936 dan 1941.

Para peneliti mendefinisikan “upah rendah” sebagai upah per jam yang kurang dari dua pertiga dari upah median federal selama tahun tertentu.

Dari sana, Kezios dan timnya memisahkan riwayat pendapatan setiap peserta ke dalam kategori tertentu.

Kelompok-kelompok itu termasuk orang-orang yang tidak pernah bekerja dengan upah rendah.

Mereka yang sebentar-sebentar mendapatkan upah rendah, dan mereka yang terus-menerus bekerja dengan upah rendah antara tahun 1992 dan 2004.

(*)

.

.

.

.

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved