Lokal Populer

Aplikasi Sayur Segar Diharap Kenalkan Lebih Luas Produksi Pertanian di Desa Merarai 1 Sintang

Para petani memandang, aplikasi Sayur segar dapat mengenalkan lebih luas produksi pertanian di Desa Merarai 1, Kecamatan Sungai Tebelian

Penulis: Agus Pujianto | Editor: Tri Pandito Wibowo
TRIBUNPONTIANAK/Agus Pujianto
Sejumlah petani memanen sayur sawi di Desa Merarai. 1. 60 persen kebutuhan sayur di Sintang, dipasok dari desa tersebut 

Meski baru seumur jagung, 27 petani yang tergabung dalam GMP mampu menghasilkan sayuran sebanyak 200 ton pertahun. Jika dirupiahkan hampir genap 2 miliar.

Berkat tangan para petani di Desa Merarai 1, Kecamatan Sungai Tebelian ini, sayur mayur, khususnya sawi memasok 60 persen kebutuhan di pasar masuka Sintang. Hanya dalam waktu 1 tahun, Desa Merarai 1 dinobatkan sebagai Desa Kampung Sayur oleh Pemerintah Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat.

Kelompok Tani GMP tidak hanya menanam komoditas sawi, tapi juga jenis tanaman holtikultura lainnya seperti timun, bayam, kangkung, cabai dan lain sebagainya.

Lahan pertanian yang digarap petani di Desa Merarai 1, dulunya merupakan kebun karet dan lahan tak produktif.

Potensi inilah, yang dilirik oleh Helfi dan mahasiswa program KKU yang ditempatkan di Merarai 1 menggagas platform belanja sayur online untuk para petani.

"Aplikasi ini kedepannya kita harapkan paling tidak bisa digunakan sebagai promosi di luar pandan. Aplikasi sayur segar adalah platform belanja yang kami buat karena potensi pertanian yang besar di merarai 1 ini. Oleh karena itu kami berinisiatif untuk membuat aplikasi ini supaya lebih memudahkan penjual dan pembeli bertemu dalam satu platform belanja secara online. Fungsi utamanya itu mengatur berbagai keperluan penjual mulai dari harga pesanan," ujar Helfi.

Aplikasi Sayur Segar masih akan terus dikembangkan oleh Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Pontianak (UMP) Kampus Sintang. Aplikasi ini diharapkan dapat mempersingkat rantai pasok sayuran dari petani ke pasar.

"Harapannya ini membantu petani di Desa Merarai 1, supaya pangsa pasarnya bisa lebih luas, jadi bisa langsung terhubung ke konsumen tidak perlu lagi melalui tengkulak, jadi harga bisa pas dengan pasar tidak perlu mengurangi margin mereka," kata Rara Wiraswita, Mahasiswi Jurusan Managemen Universitas Muhammadiyah Pontianak (UMP) Kampus Sintang.

Meski program Kuliah Kerja Usaha (KKU) di Desa Merarai 1 sudah selesai, Rara memastikan program pendampingan tetap berkelanjutan.

Apalagi, masih ada beberapa pengembangan aplikasi yang diperlukan, termasuk mencari pola kerjasama dengan driver.

"Kedepan kami masih merancang untuk jasa pengiriman. Kami akan cari pihak yang akan bekerjasama dalam pengiriman, kami masih membutuhkan komunitas driver yang siap mengirim langsung ke konsumen yang ada di Sintang karena target utama itu di Sintang," ujar Rara. Program KKU memang sudah selesai, tapi pendampingan terus berlanjut."

Pihak Universitas Muhammadiyah Pontianak (UMP) Kampus Sintang, kata Rara sangat merespon baik gagasan mahasiswa membuat aplikasi sayur segar ini. Dukungan lain juga akan diberikan untuk pengembangan inovasi kedepannya.

"Ada bantuan dari kampus untuk pengembangan inovasi, bimbingan dari dosen juga. Kita juga akan bantu promosi. inikan tanaman yang mudah busuk, maka kami berfikir supaya bagaimana ini lebih awet dan bisa dijual ke pasar modern, misal dalam bentuk kemasan yang lebih bagus, menarik atau dalam bentuk pandangan siap saji. Kita akan terus menggali seperti apa kebutuhan yang apa. Aplikasi inj masih dalam proses pengembangan harusnya bisa diunduh di playstore," ujar Rara.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved