Lokal Populer
Aplikasi Sayur Segar Diharap Kenalkan Lebih Luas Produksi Pertanian di Desa Merarai 1 Sintang
Para petani memandang, aplikasi Sayur segar dapat mengenalkan lebih luas produksi pertanian di Desa Merarai 1, Kecamatan Sungai Tebelian
Penulis: Agus Pujianto | Editor: Tri Pandito Wibowo
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Kehadiran platform belanja sayur online yang dikembangkan oleh Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Pontianak (UMP) Kampus Sintang, disambut baik oleh kelompok Tani Genta Mustika Pandang.
Para petani memandang, aplikasi Sayur segar yang dibuat sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam Kelompok Kerja Usaha (KKU) ini dapat mengenalkan lebih luas produksi pertanian di Desa Merarai 1, Kecamatan Sungai Tebelian.
"Menurut saya itu sangat luar biasa, bagus prospeknya kedepan. Artinya kita semakin dibantu oleh anak mahasiswa, dikasih seperti itu otomatis sayuran kita bisa dikenal oleh masyarakat luas kita lewat online maupun COD. Kami menyambut baik dan sangat berterima kasih atas bantuan mahasiswa," kata Ketua Kelompok Tani Genta Mustika Pandan, Jamin.
• Mudahkan Petani Jual Hasil Pesanan Mahasiswa UMP Hadirkan Aplikasi Sayur Segar
Paimin, Kepala Desa Merarai 1 juga sependapat. Melalui aplikasi Sayur Segar dapat membantu petani menjangkau pasar yang lebih luas.
"Ini merupakan salah satu terobosan baru, untuk mengembangkan pemasaran yang lebih luas, karena selama ini masih manual semua, sehingga kalau ada aplikasi seperti ini semakin terbantu sekali untuk para petani.
Hasil pertanian holtikultura di Desa Merarai 1, memasok 60 persen kebutuhan sayur-mayur di Sintang, terutama sawi.
"Kita baru bisa menyuplai 60 persen mencukupi kebutuhan sayur terutama sawi, belum semuanya, yang jelas untuk kebutuhan masih kurang," ujarnya.
"Maka harapan kita petani meningkatkan hasil produksinya. Untuk 100 persen masih berat juga, perlu penambahan peningkatan kembali. Saya rasa tidak hanya dari merarai 1, tapi desa lain kalau mau belajar bertani, kita siap memberikan bimbingan juga," kata Paiman.
Kembangkan Aplikasi
Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Pontianak (UMP) Kampus Sintang, mengembangkan platform belanja sayur online untuk memudahkan petani menjual hasil pertanian ke tangan konsumen.
Pengembangan inovasi platform belanja sayur online digagas sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam Kelompok Kerja Usaha (KKU) diperuntukkan bagi petani di Desa Merarai 1, Kecamatan Sungai Tebelian, Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat.
Aplikasi itu dinamai Sayur Segar. Pada Jumat kemarin, modul aplikasi diserahkan langsung kepada Paimin, Kepala Desa Merarai 1, oleh perwakilan Kelompok Kerja Usaha (KKU) 68 Universitas Muhammadiyah Pontianak (UMP) Kampus Sintang.
"Aplikasi kami buat 1 bulan. Kami susun setelah melihat potensi di desa ini yang begitu maju dalam bidang pertanian, terutama sawi. Oleh karena itu kami berinisiatif membuat aplikasi sehingga memudahkan petani supaya bisa melakukan transaksi jual- beli secara digital," kata Helfi kurniawan, Mahasiswa UMP Jurusan Manajamen.
• Kerusakan Infrastruktur Akibat Banjir Bandang dan Tanah Longsor di Sintang
Potensi Holtikultura di Desa Merarai 1, Kecamatan Sintang, memang tidak bisa diragukan. Tanaman unggulannya sawi.
Para petani yang tergabung dalam Kelompok Tani Genta Mustika Pandan (GMP) terbilang sukses mengembangkan tanaman holtikultura.
Meski baru seumur jagung, 27 petani yang tergabung dalam GMP mampu menghasilkan sayuran sebanyak 200 ton pertahun. Jika dirupiahkan hampir genap 2 miliar.
Berkat tangan para petani di Desa Merarai 1, Kecamatan Sungai Tebelian ini, sayur mayur, khususnya sawi memasok 60 persen kebutuhan di pasar masuka Sintang. Hanya dalam waktu 1 tahun, Desa Merarai 1 dinobatkan sebagai Desa Kampung Sayur oleh Pemerintah Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat.
Kelompok Tani GMP tidak hanya menanam komoditas sawi, tapi juga jenis tanaman holtikultura lainnya seperti timun, bayam, kangkung, cabai dan lain sebagainya.
Lahan pertanian yang digarap petani di Desa Merarai 1, dulunya merupakan kebun karet dan lahan tak produktif.
Potensi inilah, yang dilirik oleh Helfi dan mahasiswa program KKU yang ditempatkan di Merarai 1 menggagas platform belanja sayur online untuk para petani.
"Aplikasi ini kedepannya kita harapkan paling tidak bisa digunakan sebagai promosi di luar pandan. Aplikasi sayur segar adalah platform belanja yang kami buat karena potensi pertanian yang besar di merarai 1 ini. Oleh karena itu kami berinisiatif untuk membuat aplikasi ini supaya lebih memudahkan penjual dan pembeli bertemu dalam satu platform belanja secara online. Fungsi utamanya itu mengatur berbagai keperluan penjual mulai dari harga pesanan," ujar Helfi.
Aplikasi Sayur Segar masih akan terus dikembangkan oleh Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Pontianak (UMP) Kampus Sintang. Aplikasi ini diharapkan dapat mempersingkat rantai pasok sayuran dari petani ke pasar.
"Harapannya ini membantu petani di Desa Merarai 1, supaya pangsa pasarnya bisa lebih luas, jadi bisa langsung terhubung ke konsumen tidak perlu lagi melalui tengkulak, jadi harga bisa pas dengan pasar tidak perlu mengurangi margin mereka," kata Rara Wiraswita, Mahasiswi Jurusan Managemen Universitas Muhammadiyah Pontianak (UMP) Kampus Sintang.
Meski program Kuliah Kerja Usaha (KKU) di Desa Merarai 1 sudah selesai, Rara memastikan program pendampingan tetap berkelanjutan.
Apalagi, masih ada beberapa pengembangan aplikasi yang diperlukan, termasuk mencari pola kerjasama dengan driver.
"Kedepan kami masih merancang untuk jasa pengiriman. Kami akan cari pihak yang akan bekerjasama dalam pengiriman, kami masih membutuhkan komunitas driver yang siap mengirim langsung ke konsumen yang ada di Sintang karena target utama itu di Sintang," ujar Rara. Program KKU memang sudah selesai, tapi pendampingan terus berlanjut."
Pihak Universitas Muhammadiyah Pontianak (UMP) Kampus Sintang, kata Rara sangat merespon baik gagasan mahasiswa membuat aplikasi sayur segar ini. Dukungan lain juga akan diberikan untuk pengembangan inovasi kedepannya.
"Ada bantuan dari kampus untuk pengembangan inovasi, bimbingan dari dosen juga. Kita juga akan bantu promosi. inikan tanaman yang mudah busuk, maka kami berfikir supaya bagaimana ini lebih awet dan bisa dijual ke pasar modern, misal dalam bentuk kemasan yang lebih bagus, menarik atau dalam bentuk pandangan siap saji. Kita akan terus menggali seperti apa kebutuhan yang apa. Aplikasi inj masih dalam proses pengembangan harusnya bisa diunduh di playstore," ujar Rara.