Kinerja XL Axiata Terus Menguat, Raih Laba Bersih Rp 615 Miliar

Dari periode akhir Juni tahun lalu hingga akhir Juni 2022 sebanyak 92 persen dari seluruh BTS 3G telah dipadamkan dan hanya tersisa sekitar 4.221 BTS

Editor: Nina Soraya
Dok/XL Axiata
Teknisi melakukan pemeliharaan rutin di atas menara BTS milik XL Axiata yang berlokasi di Stasiun Tugu, Yogyakarta, belum lama ini. XL Axiata mencatat laba bersih meningkat menjadi 476 miliar selama kuartal kedua saja sehingga mencapai sebesar Rp 615 miliar di semester pertama. 

ARPU campuran tercatat sebesar Rp 39 ribu, meningkat dari Rp 36 ribu di kuartal sebelumnya. Hal ini menunjukkan kemampuan XL Axiata menjaga perkembangan pelanggan yang sehat.

Karyawan XL Axiata Salurkan Bantuan Darurat di Leuwiliang

Posisi keuangan XL Axiata cukup sehat dengan mampu menjaga posisi neraca tetap terkendali pasca akuisisi saham Linknet. Tercatat, utang kotor meningkat 26 persen YoY menjadi Rp 13,24 triliun, dengan angka gearing ratio net debt to EBITDA (termasuk finance lease) sebesar 2,8x. Utang bersih meningkat 39 persen YoY menjadi Rp 11,23 triliun.

XL Axiata berfokus untuk melakukan pengurangan hutang kedepannya.

Perusahaan tidak memiliki utang berdenominasi USD. Sebesar 86 persen dari pinjaman yang ada saat ini berbunga mengambang (floating) dan pembayarannya masih dapat dikelola hingga dua tahun ke depan.

Free Cash Flow (FCF) berada pada tingkat yang sehat, dengan meningkat sebesar 62,8 persen, ke angka Rp 3,12 triliun.

Untuk membiayai pembangunan jaringan dan mendorong pertumbuhan pendapatan, nilai commited capex meningkat 37,4 persen YoY menjadi Rp 6,8 triliun pada paruh tahun pertama 2022.

Rencananya di tahun 2022 ini XL Axiata tetap akan mengalokasikan belanja modal dengan nilai relatif sama dengan tahun lalu sekitar Rp 9 triliiun.

Ada sejumlah peluang positif di Industri Telekomunikasi Indonesia di tahun 2022 yang bisa dimanfaatkan oleh XL Axiata untuk dapat meningkatkan performa ke depan.

Peluang-peluang tersebut yakni pertama, pelonggaran bagi masyarakat untuk melakukan perjalanan.

Hal ini akan mendorong mobilitas masyarakat yang akan meningkatkan perekonomian.

Kedua, meningkatnya permintaan yang kuat oleh masyarakat pada layanan digital guna mendukung gaya hidup hybrid, termasuk untuk bekerja, hiburan, dan rekreasi.

Ketiga, meningkatnya minat masyarakat pada layanan yang simpel, seperti solusi all in one yang mengkombinasikan beberapa produk dalam satu paket.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved