Kasus DBD di Kota Pontianak Menurun, Dinkes Ingatkan Waspada Penyakit Lainnya
Maka pihaknya meminta agar masyarakat bisa menjaga pola hidup sehat dan menjaga kebersihan lingkungan ataupun tempat tinggal.
Penulis: Muhammad Rokib | Editor: Try Juliansyah
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Kepala Bidang Pencegahan, Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, Dinas Kesehatan Kota Pontianak, Dadang Fitrajaya menyampaikan, bahwa kasus Demam Berdarah ( DBD ) di Kota Pontianak terjadi penurunan yang signifikan.
Penurunan ini menunjukkan kesadaran dan kepedulian masyarakat terhadap pola hidup sehat dan lingkungan yang bersih.
Jika pada tahun 2021 mencapai hampir 100 kasus. Kini di tahun 2022 mulai dari Januari hingga Agustus 2022 hanya berada di angka 29 kasus saja.
Dari 29 pasien tersebut, diakuinya memang terdapat satu diantaranya yang mengalami komplikasi tinggi yang parah atau biasa disebut dengan Dengue Shock Syndrome (DSS).
Sedangkan untuk pasien yang lainnya dalam kondisi stabil dan dirawat seperti biasa perawatannya 7-12 hari.
• Pemkot Pontianak Siap Gelar Event Pariwisata Pesona Kulminasi
"Dari 29 pasien itu memang sempat di rawat di rumah sakit. Tetapi sekarang semuanya sudah sembuh," paparnya, Rabu 24 Agustus 2022.
Untuk diketahui, bahwa gejala DBD ini bisa ditandai dengan terjadinya demam, pusing, mual-mual, dan ciri khas DBD adalah timbulnya bintik-bintik merah di bagian dada atau lengan.
Kemudian panas tinggi hingga mencapai 40 derajat.
Karena penyakit DBD ini cukup mudah menular dan sangat berbahaya hingga bisa berdampak pada kematian.
Penularan DBD yang harus diwaspadai ketika perubahan iklim seperti saat ini yang kadang hujan dan kadang juga panas sehingga berpotensi nyamuk bertelur dan menetas.
Sehingga jika lingkungan kotor, maka akan lebih mudah nyamuk bersarang.
Maka pihaknya meminta agar masyarakat bisa menjaga pola hidup sehat dan menjaga kebersihan lingkungan ataupun tempat tinggal.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Pontianak, Saptiko mengimbau kepada masyarakat Kota Pontianak agar mewaspadai penyakit menular tersebut.
"Kita menghimbau aaga masyarakat menjag kebersihan lingkungan, baik di rumah dan sekitarnya. Jangan ada tempat bekas yang menampung air yang bisa menjadi sarang nyamuk. Maka tutup tempat penampungan air atau taburi debgab bubuk Insektisida," ucapnya.
"Selain itu, bisa juga mengfunakan minyak serai atau lotion pengusir nyamuk pada anak-anak waktu sekolah atau bermain. Akan tetapi jika misalnya ada anak atau warga yang demam hingga 2 hari, maka segera lah periksa ke dokter atau ke fasilitas kesehatan terdekat," imbuh Kadiskes.