Lokal Populer
Kadinkes Kalbar Jelaskan Gejala Cacar Monyet, Sekda Sebut Siapkan Tempat Isolasi
Yang diketahui gejalanya (monkeypox) hampir sama dengan cacar air biasa, beberapa gejala cacar monyet hampir sama dengan cacar varisela
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Belum selesai dengan masalah wabah Covid-19. Beberapa waktu belakangan masyarakat dunia mulai dihebohkan kembali oleh penyakit menular lainnya, yaitu monkeypox (cacar monyet).
Di Indonesia sendiri, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) sudah mengkonfirmasi satu kasus monkeypox beberapa hari lalu.
Untuk meningkatkan kewaspadaan dini agar bisa melakukan antisipasi dan penanganan lebih awal.
Berikut penjelasan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat, Hary Agung, tentang perbedaan cacar monyet dengan cacar varisela (cacar air).
Yang diketahui gejalanya (monkeypox) hampir sama dengan cacar air biasa.
Dikatakan Hary, beberapa gejala cacar monyet hampir sama dengan cacar varisela.
• Tetap Waspada! Kadiskes Pontianak Imbau Masyarakat Tak Panik Terhadap Penularan Kasus Cacar Monyet
Seperti demam, sakit kepala, nyeri otot, merasa kelelahan dan muncul bintik-bintik merah.
Namun perbedaan utama antara cacar monyet dengan cacar air.
Yaitu adanya pembengkakan kelenjar getah bening (limfadenopati) di bawah leher dan di selangkangan pada gejala monkeypox.
Oleh karenanya, Hary mengimbau kepada masyarakat untuk tetap waspada dan menerapkan prilaku hidup bersih dan sehat.
“Kami tenaga kesehatan, akan tetap waspada melakukan pemantauan dan juga melakukan tindakan-tindakan secara cepat, bila ada kasus-kasus yang menyerupai, atau dugaan monkeypox tersebut,” jelasnya, Senin 22 Agustus 2022.
Siapkan Isolasi
Pemerintah Provinsi Kalbar menyiapkan ruang isolasi di RSUD dr Soedarso sebagai tempat mengisolasi jika nanti ada pasien cacar monyet atau monkeypox yang membutuhkannya.
Namun menurut Sekretaris Daerah (Sekda) Kalbar Harisson, tidak semua pasien cacar monyet itu membutuhkan ruang isolasi di rumah sakit. Hanya jika kondisi pasien tersebut berat, baru diisolasi di rumah sakit.
Harisson menjelaskan, rumah sakit di Kalbar sudah pengalaman menangani kasus penyakit menular, seperti halnya Covid-19. Sedangkan kasus Covid-19 saat ini sudah melandai dan ruang isolasi hanya dipakai 2-3 persen saja.
Dengan demikian, rumah sakit masih mempunyai banyak ruang isolasi yang bisa digunakan untuk pasien yang membutuhkan. “Berarti kan ruangan isolasi lain bisa digunakan untuk persiapan jika ditemukan penyakit cacar air yang berat,” ujarnya, Minggu 21 Agustus 2022.
Harisson menjelaskan, penyakit cacar monyet ini lebih ringan dari Covid-19. Bahkan bisa sembuh dengan sendirinya. Maka kalau pun ada pasien cacar monyet yang butuh isolasi, tidak akan seketat isolasi bagi pasien Covid-19.
Ia mencontohkan, pasien monkeypox tidak membutuhkan ruang isolasi sebagaimana pasien Covid-19 membutuhkan ruang isolasi yang bertekanan negatif.
Meski demikian, cacar monyet tetap patut diwaspadai, terutama pada orang yang memiliki penyakit penyerta komorbid. “Biasanya yang perlu perawatan khusus yang mempunyai komorbid. Maka jika perlu diisolasi kita sudah menyiapkan ruang isolasi di RSUD Soedarso, bahkan seluruh rumah sakit pemerintah di Kalbar,” tegasnya.
Harisson memastikan bahwa rumah sakit pemerintah di Kalbar sudah mempunyai ruang isolasi, yang tadinya digunakan untuk penanganan Covid-19. Kini ruang tersebut bisa digunakan tidak hanya untuk cacar monyet, tetapi juga untuk penyakit lain seperti flu burung.
“Intinya seluruh RS pemerintah di Kalbar sudah mempunyai ruang isolasi jika dibutuhkan penanganan isolasi,“ katanya.
• Kepala Dinas Kesehatan Kalbar Tegaskan Hingga Saat Ini Belum Ditemukan Kasus Monkeypox di Kalbar
Sebelumnya, satu warga negara Indonesia terkonfirmasi menderita monkeypox. Pasien tersebut merupakan seorang laki-laki berusia 27 tahun, dengan riwayat perjalanan ke Belanda, Swiss, Belgia dan Perancis sebelum tertular.
Dengan adanya kasus ini, Sekda Kalbar Harisson mengimbau masyarakat lebih waspada dan berhati-hati. Harrison juga meminta masyarakat agar benar-benar menerapkan protokol kesehatan dan menghindari keramaian.
Lalu masyarakat juga harus benar-benar menerapkan pola hidup sehat, utamanya sering mencuci tangan. “Di tingkat provinsi sendiri dari dinas kesehatan telah memberikan sosialisasi ke masyarakat tentang penyakit ini,” ujarnya.
Harisson mengatakan bila ada gejala seperti cacar air, demam, sakit kepala, nyeri otot, dan kelelahan lalu ada riwayat bepergian ke luar Kalbar atau kontak dengan keluarga, teman kerja, tetangga, masyarakat yang memiliki riwayat perjalanan dari luar Kalbar, diharapkan segera mendatangi petugas kesehatan atau pusat layanan kesehatan untuk mendapatkan pengobatan.
“Disamping itu saya terus mengingatkan agar seluruh petugas kesehatan waspada terhadap penyebaran penyakit ini, jangan sampai pasien sudah menunjukkan gejala dan sudah melapor atau meminta pertolongan ke petugas kesehatan atau fasyankes, tetapi malah petugas kesehatannya tidak dapat mendiagnosis atau tidak paham cara penatalaksanaan penyakit ini,” tegas Harisson.
Sebagai bentuk kewaspadaan, Harisson mengatakan di tingkat pusat, Kemenkes telah melakukan pemantauan intensif di seluruh pintu masuk Indonesia, baik dari udara, laut, maupun darat yang berhubungan langsung kepada negara-negara yang sudah melaporkan adanya kasus monkeypox.
Seperti diketahui bahwa sudah ada sekitar 89 negara yang sudah melaporkan adanya kasus cacar monyet di negaranya. Pemerintah juga sudah memberikan status kewaspadaan kepada seluruh maskapai penerbangan dan pelabuhan untuk bersama-sama mewaspadai apabila ada penumpangnya yang mempunyai gejala cacar monyet.
Harisson mengatakan, diskes provinsi hingga kabupaten kota juga sudah memberikan sosialisasi dan edukasi kepada seluruh masyarakat, seluruh petugas kesehatan, dan seluruh fasilitas pelayanan kesehatan untuk mewaspadai cacar monyet.
Ia mengatakan, penularan virus kepada manusia terjadi melalui kontak langsung dengan orang yang terinfeksi, atau melalui benda yang terkontaminasi oleh virus tersebut.
Virus masuk ke dalam tubuh melalui kulit yang luka/ terbuka (walaupun tidak terlihat) seperti saluran pernafasan, atau selaput lendir (mata, hidung, atau mulut).
Penularan dari manusia ke manusia dapat melalui kontak erat dengan droplet (cairan yang keluar dari mulut atau hidung), cairan tubuh atau lesi (luka pada cacar) kulit orang yang terinfeksi, atau kontak tidak langsung pada benda yang terkontaminasi.
Dikatakannya anggota keluarga yang tinggal serumah atau kontak erat dengan kasus berisiko lebih besar untuk tertular. Orang yang sedang menderita monkeypox sangat berpotensi menularkan kepada orang lain ketika bergejala (biasanya antara dua sampai empat minggu) ruam, cairan tubuh (seperti cairan, nanah atau darah dari lesi kulit) dan koreng sangat menular.
Pakaian, tempat tidur, handuk atau peralatan makan/piring yang telah terkontaminasi virus dari orang yang terinfeksi juga dapat menulari orang lain, sehingga peralatan yang dipakai oleh orang yang sedang menderita harus sesering mungkin diganti dan dicuci menggunakan detergen.
Harisson mengatakan, belum ada pengobatan yang spesifik untuk infeksi virus monkeypox. Terapi perawatan klinis untuk cacar monyet harus dioptimalkan sepenuhnya untuk meringankan gejala, mengelola komplikasi, dan mencegah gejala sisa jangka panjang.
Pasien harus diberi cairan, obat dan makanan untuk mempertahankan gizi yang memadai.
Gejala cacar monyet sendiri mirip dengan gejala cacar air, namun lebih ringan. Gejala dimulai dengan demam, sakit kepala, nyeri otot, dan kelelahan.
Perbedaan utama antara gejala cacar air dan cacar monyet adalah bahwa cacar monyet menyebabkan pembengkakan pada kelenjar getah bening (limfadenopati) sedangkan cacar air tidak.
Cacar monyet biasanya merupakan penyakit yang sembuh sendiri dengan gejala yang berlangsung dari 2 hingga 4 minggu. Penegakan diagnosis pasti untuk monkeypox dilakukan dengan pemeriksaan PCR.
Saat ini pemeriksaan PCR nya baru bisa dilakukan di dua tempat, yakni di laboratorium rujukan nasional BKPK Kemenkes, dan laboratorium Institut Pertanian Bogor.
"Pemeriksaan PCR monkeypox ini berbeda dengan pemeriksaan PCR Covid-19. Kalau Covid-19 dilakukan swabs di tenggorokan atau hidung, PCR monkeypox dilakukan dengan swab atau usapan pada ruam-ruam yang ada di tubuh atau kulit pasien," katanya.