Masyarakat Tionghoa di Pontianak dan Kubu Raya Bakar Replika Kapal Wangkang dan Sembahyang Rebut

Warga saling berlomba-lomba mendapatkan berbagai hasil bumi seperti buah Kelapa, Tebu, Nanas, Semangka, dan sebagainya yang telah disiapkan

Penulis: Ferryanto | Editor: Hamdan Darsani
TRIBUNPONTIANAK/ISTIMEWA
Prosesi Pembakaran Replika Kapal Wangkang di komplek Pemakaman Yayasan Bhakti Suci, jalan Adisucipto, Kecamatan Sungai Raya, Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat, Jumat 12 Agustus 2022 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Menutup puncak pelaksanaan Sembahyang Kubur, masyarakat Tionghoa di Kota Pontianak dan Kabupaten Kubu Raya melaksanakan ritual membakar Replika Kapal Wangkang serta Sembahyang Rebut.

Bertempat di komplek pemakaman Yayasan Bhakti Suci, jalan Adisucipto, Kecamatan Sungai Raya, Kabupaten Kubu Raya, pembakaran Replika Kapal Wangkang didahului dengan Sembahyang Rebut,  Jumat 12 Agustus 2022.

Pada pelaksanaan Sembahyang Rebut, ratusan masyarakat terlihat begitu bersemangat mengikuti sembahyang ini.

Warga saling berlomba-lomba mendapatkan berbagai hasil bumi seperti buah Kelapa, Tebu, Nanas, Semangka, dan sebagainya yang telah disiapkan di keranjang kecil.

PERINGATAN Dini Cuaca Ekstrem Pontianak Hari Ini hingga Kamis 18 Agustus 2022 Waspada Angin Kencang

Walaupun cuaca saat pelaksanaan membakar Replika Kapal Wangkang hujan deras disertai angin kencang, namun seluruh proses pembakaran Kapal Wangkang berjalan dengan lancar.

Kendati diguyur air hujan, Replika Kapal Wangkang dapat terbakar dengan sempurna.

Saat proses pembakaran Kapal tersebut, petugas pemadam kebakaran dari berbagai wilayah kota Pontianak juga bersiaga dengan menyemprotkan air ke sekitar lokasi pembakaran Kapal, agar api tidak merembet ke lokasi yang lain

Ketua Yayasan Bhakti Suci, Susanto Muliawan menyampaikan bahwa pelaksanaan ritual pembakaran replika Kapal Wangkang dilaksanakan pada hari ke 15 (lima belas) Sembahyang Musim Semi, pada bulan ke 7 (tujuh) penanggalan Imlek.

"Jadi untuk mengenang arwah para leluhur kita melaksanakan Sembahyang Kubur, dan hari terakhir kita menyiapkan replika Kapal Wangkang dan menyiapkan rebut - rebutan, dan itu sudah tradisi masyarakat Tionghoa," tuturnya menerangkan.

Menurut kepercayaan masyarakat Tionghoa, dengan membakar Kapal Wangkang akan menghantarkan arwah para leluhur ke Nirwana / Surga.

Ketua Panitia Pelaksanaan, Yohansia menambahkan Replika Kapal Wangkang setiap tahunnya selalu dibuat lebih panjang dan lebar serta lebih tinggi, hal tersebut memiliki makna agar setiap tahun kehidupan semakin lebih baik.

Selain itu, makna lainnya agar mampu membawa lebih banyak lagi roh para leluhur menuju Nirwana.

"Tiap tahun kita tambah maju dan berkembang,arwahnya juga tambah banyak jadi kita meminta doa restu untuk masyarakat agar diberikan kesehatan, kesuksesan dan keharmonisan yang labih baik," terangnya.

Selanjutnya, untuk Sembahyang Rebut ia menjelaskan memiliki makna gotong royong dan  saling tolong menolong serta  berbagi, dimana yang mampu membantu masyarakat yang sedang membutuhkan. (*)

Cek Berita dan Artikel Mudah Diakses di Google News

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved