Petani Daun Kratom di Kapuas Hulu Masih Berharap Harga Jual Tinggal
Seperti apa yang disampaikan oleh seorang petani daun kratom di Kapuas Hulu, Ujang Amad, dimana dirinya hingga saat ini masih berkebun daun kratom,
Penulis: Sahirul Hakim | Editor: Hamdan Darsani
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, KAPUAS HULU - Hingga saat Daun Kratom atau daun purik, masih menjadi andalan matapencaharian sejumlah masyarakat di Kabupaten Kapuas Hulu.
Seperti apa yang disampaikan oleh seorang petani daun kratom di Kapuas Hulu, Ujang Amad, dimana dirinya hingga saat ini masih berkebun daun kratom, biarpun harganya masih jauh dari harapan, atau tak seperti tahun lalu.
"Sejauh masih ada nilai ekonomi, biarpun murah kita tetap kerjakan kebun daun kratom, untuk kerja sambilan," ujarnya kepada Tribun Pontianak, Kamis 11 Agustus 2022.
• Banjir di Wilayah Kapuas Hulu Sudah Berangsur Surut
Dijelaskan Amad, harga daun kratom berveriasi dari harga 6 ribu hingga belasan ribu, tergantung apakah jualan daun atau masih mentah dan sudah berbentuk remahan.
"Jadi masih ada harga daun kratom, biarpun murah," ucapnya.
Amad menuturkan, kalau dirinya biasa jualan yang remahan harganya belasan ribu (Rp14-15 ribu) perkilogram.
"Biasanya satu Minggu saya mampu jual daun kratom ke pembeli 100 kilogram, masih lumayan untuk memenuhi kebutuhan keluarga," ujarnya.
Apakah masih bisa untuk membiayai anak sekolah hingga ke perkuliahan, Amad menyatakan, kalau hanya mengandalkan jualan daun kratom tidak bisa, kecuali ada kerja lain.
"Kalau dulu ya, harganya tinggi mampu membiayai anak kuliah, dan bisa nabung juga," ucapnya.
Amad juga menjelaskan, kalau dirinya membaca status Instagram gubernur Kalbar, yang terus memperjuangkan nasib petani daun kratom.
"Saya mengapresiasi perjuangan pak gubernur, diharapkan masa pengelolaan daun kratom bisa panjang selamanya, tak jadi dilarang," ungkapnya.
Petani Daun Kratom lainnya, Bambang, saat ini harga jual daun kratom di Kapuas Hulu sangat murah kalau di bandingkan tahun-tahun sebelumnya.
"Sekarang hanya tembus belasan ribu saja (remahan) kalau hanya daun saja hanya 4 ribu sampai 5 ribu perkilogram," ujarnya.
Bambang menuturkan, kalau sekarang dirinya tidak terlalu semangat lagi menanam daun kratom, karena harga tak sesuai dengan harapan dan modal ketika menanam daun kratom.
"Memang saya masih mengelola daun kratom secara remahan saja, harganya ke kami hanya belasan ribu, ya untuk makan sehari-hari, namun diharapkan agar harga daun kratom kembali normal seperti biasanya," ucapnya.
Bambang juga sangat mendukung Gubernur Provinsi Kalimantan Barat terus berupaya memperjuangkan petani daun kratom khususnya di wilayah Kabupaten Kapuas Hulu.
"Semoga masa panjang daun kratom masih lama, sehingga kami bisa kembali menambah dan mengelola daun kratom untuk pertumbuhan ekonomi kami," ungkapnya.
Seorang pembeli Daun Kratom, Dede menyatakan kalau dirinya saat ini membeli daun kratom ke petani tidak terlalu banyak, hanya sesuai dengan pesanan bos, dan kemampuan modal.
"Mengapa karena kaitan juga harga daun kratom masih murah," ujarnya.
Dijelaskannya, sekarang hanya mampu dalam dua Minggu 1 ton dikirim ke bos yang ada di Pontianak, itupun dibayar tidak kes masih menunggu juga.
"Jadi bisnis daun kratom betul-betul harus berani, dan berharap kepercayaan," ucapnya.
Apa lagi tambah Dede, saat ini aturan pengelolaan daun kratom masih belum jelas, namun masih ada harapan usia daun kratom panjang, karena hampir semua pejabat pemerintah di Kalbar menunggu daun kratom.
"Kalau memang tak bisa, ya mau tak mau kita hentikan bisnis daun kratom," ungkapnya. (*)
Cek Berita dan Artikel Mudah Diakses di Google News