Sejarah Gereja Sion yang Jadi Cagar Budaya Gereja Tertua di Jakarta Dibangun Zaman VOC
Gereja Sion menjadi gereja tertua di Jakarta. Gereja yang dibangun pada zaman VOC ini masih digunakan hingga saat ini.
Pada awalnya, gereja ini diperuntukan bagi orang-orang Portugis.
Sejak diresmikan penggunaannya sebagai tempat kebaktian tahun 1695, gereja ini telah dua kali berganti nama. Tahun 1942, nama Gereja Portugis sempat dilarang oleh pemerintah penjajah Jepang dan ditutup selama dua tahun.
Sesudah pendudukan Jepang berakhir dan Belanda kembali berkuasa, maka seorang pendeta Inggris bernama Charles Poire (1946) berhasil membuka kembali gereja ini.
Pada tahun 1951, gereja ini disebut dengan nama Gereja Sion oleh Pendeta Charles Poire.
Pada tahun 1965 Gereja Sion beroleh nama baru menjadi Gereja Protestan Indonesia Bagian Barat Jemaat Sion.
Gereja ini tetap lebih dikenal dengan nama Gereja Sion hingga kini.
• Paus dari Masa ke Masa, Pemimpin Gereja Katolik Roma Tertinggi
Sejak tahun 1972, Pemda DKI Jakarta menetapkan bangunan Gereja Sion ini menjadi salah satu bangunan bersejarah yang dilindungi Pemda DKI.
Pada tahun 1725, dilakukan perubahan pada bangunan gereja.
Bentuk bangunan yang berubah adalah bagian serambi yang terdapat dua buah pilar bulat dan bagian atasnya ditopang dengan enam tiang dari bata.
Pemugaran selanjutnya dilakukan pada 1992/1993 oleh Pemerintah Daerah DKI Jakarta.
(*)
Cek Berita dan Artikel Mudah Diakses di Google News