Khazanah Islam
Doa Awal Tahun dan Akhir Tahun Hijriyah 1 Muharram 2022 Dalam Penanggalan Masehi Hari Libur Nasional
Menyambut malam tahun baru Islam berbagai acara menjadi tradisi bagi sejumlah masyarakat Indonesia diantaranya dengan menggelar doa bersama, doa akhir
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Menyambut datangnya tahun baru Hijiryah 1444 tidak terasa sudah tinggal beberapa hari lagi.
Penanggalan hijriyah akan dimulai dari 1 Muharram yang jatuh pada tanggal 31 Juli 2022 setelah ditetapkan sebelumnya oleh pemerintah dalam penetapan 1 Dzulhijah.
Menyambut malam tahun baru islam berbagai acara menjadi tradisi bagi sejumlah masyarakat Indonesia diantaranya dengan menggelar doa bersama, doa akhir tahun dan awal tahun.
Tahun baru Islam atau 1 Muharram ini dijadikan hari libur nasional dalam penanggalan masehi atau nasional.
Mundur satu hari penetapan sebelumnya yang tercantum dalam kalender yaitu tanggal 30 Juli 2022 hari Sabtu.
Dipastikan 1 Muharram atau tahun baru Islam jatuh pada Hari Minggu 31 Juli 2022.
• Doa Akhir tahun dan Awal Tahun Baru Islam 1 Muharram 1444 H , Ini yang Biasa Dibaca Rasulullah SAW
Jadi perayaan untuk menyambut malam tahun baru Islam dimulai dari Sabtu malam yakni malam minggu.
Banyak sejarah dan keutamaan di bulan Muharram sehingga dianjurkan untuk meningkatkan amal ibadah.
Muharram merupakan bulan pertama dalam penanggalan hijriyah dan termasuk diantara 4 bulan haram yang dimulaikan dalam Islam yaitu Dzulqaidah, Dzulhijah, Rajab.
Menyambut tahun baru islam dianjurkan melaksanakan sejumlah amalan dan puasa selama 3 hari.
Waktu dan Bentuk Amalan di Tahun Baru Islam yang pertama adalan melakukan doa akhir tahun dan awal tahun.
Selanjutnya ada rentetan amalan memasuki awal bulan Muharram seperti puasa 3 hari di tanggal 9 - 11 Muharram.
Berikut bentuk amalannya
Doa Akhir Tahun Hijriah
أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
اَللَّهُمَّ مَا عَمِلْتُ مِنْ عَمَلٍ فِي هَذِهِ السَّنَةِ مَا نَهَيْتَنِي عَنْهُ وَلَمْ أَتُبْ مِنْه وَحَلُمْتَ فِيْها عَلَيَّ بِفَضْلِكَ بَعْدَ قُدْرَتِكَ عَلَى عُقُوبَتِي وَدَعَوْتَنِي إِلَى التَّوْبَةِ مِنْ بَعْدِ جَرَاءَتِي عَلَى مَعْصِيَتِكَ فَإِنِّي اسْتَغْفَرْتُكَ فَاغْفِرْلِي وَمَا عَمِلْتُ فِيْهَا مِمَّا تَرْضَى وَوَعَدْتَّنِي عَلَيْهِ الثّوَابَ فَأَسْئَلُكَ أَنْ تَتَقَبَّلَ مِنِّي وَلَا تَقْطَعْ رَجَائِ مِنْكَ يَا كَرِيْمُ
Allâhumma mâ 'amiltu min 'amalin fî hâdzihis sanati mâ nahaitanî 'anhu, wa lam atub minhu, wa hamalta fîhâ 'alayya bi fadhlika ba'da qudratika 'alâ 'uqûbatî, wa da'autanî ilat taubati min ba'di jarâ'atî 'alâ ma'shiyatik. Fa innî astaghfiruka, faghfirlî wa mâ 'amiltu fîhâ mimmâ tardhâ, wa wa'attanî 'alaihits tsawâba, fa'as'aluka an tataqabbala minnî wa lâ taqtha' rajâ'î minka yâ karîm."
Artinya : Tuhanku, aku meminta ampun atas perbuatanku di tahun ini yang termasuk Kau larang-sementara aku belum sempat bertobat, perbuatanku yang Kau maklumi karena kemurahan-Mu-sementara Kau mampu menyiksaku, dan perbuatan (dosa) yang Kau perintahkan untuk tobat-sementara aku menerjangnya yang berrarti mendurhakai-Mu. Tuhanku, aku berharap Kau menerima perbuatanku yang Kau ridhai di tahun ini dan perbuatanku yang terjanjikan pahala-Mu. Janganlah pupuskan harapanku. Wahai Tuhan Yang Maha Pemurah.
Dibaca di akhir tahun Islam di akhir bulan Dzulhijjah tepatnya malam menyambut 1 Muharram 1444 H.
Doa Awal Tahun Hijriah
اَللّهُمَّ أَنْتَ الْأَبَدِيُّ الْقَدِيْمُ الْأَوَّلُ، وَعَلَى فَضْلِكَ الْعَظِيْمِ وَكَرِيْمِ جُوْدِكَ الْمُعَوَّلِ. وَهَذَاعَامٌ جَدْيُدٌ قَدْ أَقْبَل. أَسْأَلُكَ الْعِصْمَةَ فِيْهِ مَنَ الشْيْطَانِ وَأَوْلِيَائِهِ، وِالْعَوْنَ عَلَى هَذه النَّفْسِ الأَمَّارَةِ بِالسُّوْءِ، وَالْاشْتِغَالِ بِمَا يُقَرِّبُنِيْ إِلَيْكَ زُلْفَى، يَا ذَا الْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ وَصَلَّي اللهُ عَلَي سَيّدِنَا مُحَمّدً وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِه وَسَلَّم
Allahumma antal-abadiyyul-qadiimul-awwal. Wa ‘alaa fadhlikal-‘azhimi wujuudikal-mu’awwal. Wa haadzaa ‘aamun jadiidun qad aqbal. Nas’alukal ‘ishmata fiihi minasy-syaithaani wa auliyaa-ihii wa junuudihii. Wal’auna ‘alaa haadzhihin-nafsil-ammarati bis-suu-i. Wal-isytighaala bimaa yuqarribunii ilaika zulfa. Yaa dzal-jalaali wal-ikraam. Wa sallallaahu ‘alaa sayyidina Muhammadin wa ‘alaa ‘aalihi wa shahbihii wa sallam.”
Artinya : “Ya Allah Engkaulah yang abadi, dahulu, lagi awal. Dan hanya kepada anugerah-Mu yang Agung dan Kedermawanan-Mu perlindungan dalam tahun ini dari godaan setan, kekasih-kekasihnya dan bala tentaranya. dan kami memohon pertolongan untuk mengalahkan hawa nafsu amarah yang mengajak pada kejahatan, agar kami sibuk melakukan amal yang dapat mendekatkan diri kami kepada-Mu wahai Dzat yang memiliki Keagungan dan kemuliaan. Semoga Allah senantiasa melimpahkan rahmat dan keselamatan kepada junjungan kami Nabi Muhammad SAW, dan ke atas para keluarga dan sahabatnya.”
Doa ini dibaca awal tahun baru Islam setelah memasuki tanggal 1 Muharram 1444 H.
Amalan Puasa Sunnah 3 Hari Puasa Tasu'a, Puasa Asyura, dan Muharram
1. Puasa Tasu'a
نَوَيْتُ صَوْمَ تَاسُعَاءْ سُنَّةَ ِللهِ تَعَالَى
"Nawaitu sauma tasua sunnatal lillahita’ala"
Artinya : Saya niat puasa Tasu'a sunnah karena Allah Ta'ala
Puasa Tasu'a untuk membedakan dengan orang Yahudi yang hanya berpuasa pada hari kesepuluh saja yaitu dilakukan pada tanggal 9 Muharram atau tanggal 8 Agustus 2022.
2. Niat Puasa Asyura
نَوَيْتُ صَوْمَ فِيْ يَوْمِ عَاشُوْرَاء سُنَّةً لِلَّهِ تَعَالَى
"Nawaitu shouma fii yaumi aasyuuroo’ sunnatan lillaahi ta’aalaa"
Artinya : Saya niat puasa di haru Asyura sunnah karena Allah Ta'ala
Di dalam bulan Muharram terdapat hari Asyura, yaitu hari ke sepuluh, 10 Muharram jatuh pada tanggal 9 Agustus 2022.
…وَصِيَامُ يَوْمِ عَاشُورَاءَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِي قَبْلَهُ
"Dan puasa di hari ‘Asyura’ saya berharap kepada Allah agar dapat menghapuskan (dosa) setahun yang lalu.” HR Muslim no. 1162/2746.
3. Puasa 11 Muharram
Niat puasa sunnah 11 Muharram cukup diniatkan sama seperti puasa mutlak
نَوَيْتُ صَوْمَ فِيْ يَوْمِ سُنَّةً لِلَّهِ تَعَالَى
Nawaitu fi yaumil sunatan lillahi ta'ala
Artinya : Niat saya puasa hari ini sunnah karena Allah Ta'ala
Sebagian ulama berpendapat, dianjurkan melaksanakan puasa tanggal 11 Muharram atau tanggal 11 Agustus 2022, setelah puasa Asyura’.
“Puasalah hari Asyura’ dan jangan sama dengan model orang Yahudi. Puasalah sehari sebelumnya atau sehari setelahnya.” (HR. Ahmad, Al Bazzar).
Keutamaan 3 Puasa Muharram
- Menebus Dosa Setahun Silam
Mengerjakan puasa Asyura dapat menebus dosa yang dilakukan setahun sebelumnya.
Seperti yang diungkapkan oleh Abi Qatadah, bahwa Rasulullah ditanya tentang puasa Asyura kemudian beliau menjawab, "Menebus dosa tahun yang lalu." (HR.Muslim)
- Mewujudkan Impian Rasulullah
Rasulullah punya keinginan yang belum terlaksana, lantaran ajal menjemput terlebih dahulu.
Keinginan itu adalah puasa Tasu'a, yakni puasa pada 9 Muharram.
Hal itu seperti yang diceritakan Ibnu Abbas ra: Rasulullah bersabda:
"Kalau saya lanjut umur sampai tahun yang akan datang, niscaya saya akan berpuasa Tasu'a (tanggal 9 Muharram)" (HR.Muslim).
Seperti yang telah diriwayatkan dari Ibnu Abbas:
"Rasulullah telah berpuasa pada hari Asyura dan memerintahkan supaya orang-orang berpuasa." (HR.Muslim).
Abu Hurairah juga berkata, Saya mendengar Rasulullah bersabda:
"Hari ini adalah Hari Asyura, dan kamu tidak diwajibkan berpuasa padanya. Dan saya sekarang berpuasa, maka siapa yang suka, berpuasalah. Dan siapa yang tidak suka, berbukalah
- Nilainya di Bawah Puasa Ramadhan
Berdasarkan hadis dari Abu Hurairah puasa pada bulan Muharram keutamaannya tepat di bawah puasa Ramadhan.
Menurut Abu Hurairah, suatu ketika Rasulullah ditanya:
"Puasa manakah yang lebih utama setelah puasa Ramadhan?"
Nabi bersabda: "Puasa pada bulan Allah yang kamu namakan bulan Muharram." (HR. Ahmad, Muslim dan Abu Daud).
Oleh karenanya, puasa di bulan Muharram memiliki keutamaan yang luar biasa.
Sebab puasa Ramadhan adalah wajib sedangkan puasa Muharram adalah sunah.
- Hari Puasa Umat Nabi Musa
Berdasarkan riwayat Ibnu Abbas Nabi Muhammad SAW datang ke Madinah dan melihat orang-orang Yahudi berpuasa pada hari Asyura.
Maka Nabi bertanya, "Ada apa ini?"
Mereka menjawab, "Hari baik, saat Allah membebaskan Nabi Musa dan Bani Israil dari musuh mereka, hingga membuat Musa berpuasa karenanya."
Maka Nabi Muhammad SAW bersabda:
"Saya lebih hormat terhadap Musa dari kamu." Lalu beliau berpuasa pada hari itu dan menyuruh orang agar berpuasa." (HR. Bukhari Muslim).
Puasa Asyura berhubungan erat dengan Nabi sebelum Rasulullah, yaitu Musa dan kaumnya.
Maka dari itu, Beliau memuliakan hari itu dengan berpuasa.