Doa Katolik
Renungan Katolik Rabu 20 Juli 2022 Hari Minggu Biasa XVI Lengkap Bacaan Injil dan Mazmur Tanggapan
Bacaan 1 diambil dari Yer. 1:1,4-10 dan bacaan injil diambil dari Mat. 13:1-9. Sementara mazmur tanggapan: Mzm. 71:1-2,3-4a,5-6ab,15ab,17.
Penulis: Ridhoino Kristo Sebastianus Melano | Editor: Ridhoino Kristo Sebastianus Melano
Sebagian jatuh di tanah yang berbatu-batu, yang tidak banyak tanahnya, lalu benih itupun segera tumbuh, karena tanahnya tipis.
Tetapi sesudah matahari terbit, layulah ia dan menjadi kering karena tidak berakar.
Sebagian lagi jatuh di tengah semak duri, lalu makin besarlah semak itu dan menghimpitnya sampai mati.
Dan sebagian jatuh di tanah yang baik lalu berbuah: ada yang seratus kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat, ada yang tiga puluh kali lipat.
Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengar!”
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.
• Pesan Uskup Agung Pontianak Mgr Agustinus Agus pada Pengurus Pemuda Katolik Komisariat Daerah Kalbar
Renungan Katolik
Benih hanya akan tumbuh baik bila ditaburkan di atas tanah yang subur.
Tetapi, mengapa si penabur dalam perumpamaan tetap nekat menaburkan benih di tanah berbatu, di pinggir jalan dsb?
Apakan ini bukan pemborosan? Lewat perumpamaan ini, Yesus ingin menggarisbawahi kemurahan hati Allah, Sang Penabur Sabda.
Seperti matahari yang tidak terbit bagi orang baik saja tetapi juga bagi orang jahat, demikian pula Sabda pembawa keselamatan tidak hanya ditawarkan kepada orang baik saja, tetapi kepada semua orang, termasuk kepada orang jahat sekalipun.
Allah ingin bersikap fair (adil). Memang, seperti dikatakan pepatah Latin Quidquid recipitur ad modum recipientis recipitur, apa yang diterima akan diterima sesuai kemampuan si penerima.
Tanah berbatu dan tanah di pinggir jalan tentu tidak mampu menerima secara baik benih yang ditaburkan.
Kendati kondisi si penerima berpengaruh, bacaan pertama hari ini mengingatkan akan daya transformatif sabda Allah itu sendiri.