Kunci Jawaban

Kunci Jawaban Tema 2 Kelas 5 Halaman 72 - 79 Subtema 2 Pentingnya Udara Bersih bagi Pernapasan

soal dan jawaban subtema 2 pembelajaran 4 halaman 72, 73, 74, 75, 76, 77, 78 , dan 79 tentang Pentingnya Udara Bersih bagi Pernapasan.

Penulis: Dhita Mutiasari | Editor: Dhita Mutiasari
Buku Terpadu Tematik SD
Buku tematik SD - Materi soal dan Kunci Jawaban Tema 2 Kelas 5 Udara Bersih Subtema 2 Pembelajaran 4 Pentingnya Udara Bersih bagi Pernapasan Halaman 72 - 79. 

“Saya mau berangkat dulu, Bik,” jawabnya kepada Bik Icih. Lalu kepada Papa Yova dia pamitan sambil bergegas pergi, “Terima kasih... Om, saya mau berangkat saja dulu. Mau mampir ke rumah Ninuk, Om...” la tiba-tiba gugup.

Papa Yova keheranan, demikian pula Bik Icih. Mereka heran melihat Ade tiba-tiba pergi dan melangkah lebar-lebar meninggalkan rumah itu. Semua orang sibuk, semuanya bekerja. Semuanya, tanpa kecuali. Kak Nina juga.

Padahal Kak Nina sedang sakit. Karena tanggung jawabnya sebagai anak tertua dan juga karena rasa sayangnya kepada keluarga, Kak Nina berpayah-payah pergi mengantar kue. Padahal Kak Nina sakit. Bagaimana kalau sakitnya bertambah parah?

Bagaimana kalau Kak Nina jatuh dari sepeda karena kepalanya pening? Bagaimana kalau sampai... ah. Ade seperti ingin menangis selama perjalanan menuju ke sekolah. Hatinya begitu gundah. Ia tak jadi ke rumah Ninuk. Sekolah masih sepi, baru beberapa anak saja yang datang.

Baca juga: Kunci Jawaban Tema 2 Kelas 5 Halaman 57 - 62 Subtema 2 Pembelajaran 2 Udara Bersih bagi Kesehatan

Selama pelajaran berlangsung Ade tidak bisa memusatkan perhatiannya pada pelajaran. Beberapa kali ditegur Pak Adi karena melamun. Ia ingin segera pulang. Ingin segera menjenguk Kak Nina.

Mungkin Kak Nina tambah parah sakitnya, mungkin Kak Nina jatuh dari sepeda karena kepalanya pening lalu ada kendaraan yang menabraknya Hap.. . “Kau sakit, Ade?” tiba-tiba terdengar teguran Pak Adi. Ade gelagapan. Rupanya tadi la melamun selama Pak Adi menerangkan. Pak Adi lalu menghampirinya. Meraba keningnya. Ade jadi terharu.

“Kepalamu hangat. Pulang saja, ya. Nanti bertambah parah...” kata Pak Adi. Ade menurut. Ia bergegas meninggalkan sekolah. Ade berjalan dengan setengah berlari. Agar secepat mungkin bisa tiba di rumah melihat Kak Nina.

Dengan tergopoh-gopoh ia memasuki rumah. Ibu sampai keheranan melihat sikapnya. Langsung menuju ke kamar Kak Nina. Dan Kak Nina terbaring di pembaringannya. Ade seperti ingin menubruk kakaknya yang sedang terbaring itu. Kak Nina jadi terheran-heran dibuatnya.

“Ada apa, De? Kenapa kau tiba-tiba begini?” tanya Kak Nina. “Maafkan aku, kak. Sebenarnya aku tidak ada ulangan... Aku cuma malu mengantarkan kue-kue itu “ Ade langsung saja menangis. Suaranya jadi tidak jelas terdengar.

“Sudahlah, jangan menangis. Yang penting kau sudah menyadari kesalahanmu dan tak akan mengulanginya lagi. Untuk kali ini tak apa-apa. Kakak memaafkanmu, De,” Lembut suara Kak Nina menyejukkan hati Ade. Mengobati rasa sesalnya agar tidak berkepanjangan. Dan keesokan harinya, Kak Nina masih sakit.

Ade benar-benar melaksanakan apa yang dijanjikannya kepada kakaknya. Tanpa ragu lagi Ade menjinjing keranjang kue-kue. Dengan sepeda ia berkeliling mengantar kue-kue itu ke warung-warung. Tak ada yang mengejek, tak ada yang menggoda, tak ada rasa malu. Yang ada adalah rasa tanggung jawab yang besar.

Sumber: http://m.kidnesia.com/Kidnesia, diunduh 25 Desember 2015.

Baca juga: Bernapas Membutuhkan Kekuatan Otot, Kunci Jawaban Tema 2 Kelas 5 Halaman 41 42 43 44 Subtema 2

Halaman 75

Ayo Menulis

Berdasarkan cerpen “Tanggung Jawab Ade”, jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved