Kunci Jawaban
Kunci Jawaban Tema 2 Kelas 5 Halaman 72 - 79 Subtema 2 Pentingnya Udara Bersih bagi Pernapasan
soal dan jawaban subtema 2 pembelajaran 4 halaman 72, 73, 74, 75, 76, 77, 78 , dan 79 tentang Pentingnya Udara Bersih bagi Pernapasan.
Penulis: Dhita Mutiasari | Editor: Dhita Mutiasari
Wajahnya tampak cemberut. Ibu menarik napas panjang mendengar alasan yang diberikan Ade. Kalau sudah demikian, mau apa lagi?
“Biarlah saya sendiri saja, Bu. Rasanya kepala saya sudah tidak pening lagi,” seru Kak Nina dari dalam kamar.
Mendengar suara Kak Nina, Ibu lalu meninggalkan Ade yang masih berwajah cemberut.
“Betul kau sudah sehat, Nina? Ibu khawatir nanti malah tambah sakitmu,” kata Ibu. Kak Nina bangkit perlahan dari tempat tidurnya lalu pergi ke kamar mandi. Ibu hanya mengawasi dari belakang sambil menggendong adiknya yang masih bayi.
“Kenapa tidak kau bilang dari tadi kalau badanmu tidak sehat, Nin? Kalau saja kau bilang selagi Bapak belum berangkat, pasti Bapakmu yang mengantarkan kue-kue dagangan kita ini...,” bisik Ibu.
“Baru terasa setelah saya mandi tadi Bu... Mulanya tak terasa apa-apa. Mungkin sebentar juga sembuh, Bu,” jawab Nina sambil terus berpakaian.
Ade berangkat tergesa-gesa. Ada ulangan, begitu alasan yang disampaikannya untuk menolak tugas yang biasa dilakukan Kak Nina. Padahal ia tidak langsung menuju ke sekolah, karena di sekolah pada waktu sepagi itu masih sepi.
Bahkan mungkin gerbangnya belum dibuka. Dan sebenarnya pula tidak ada ulangan.
Ade sengaja menolak tugas itu karena malu. Ia tidak mau teman-temannya melihatnya naik sepeda sambil membawa keranjang kue-kue.
Ia tidak mau dikata-katai teman-teman seperti yang dialami Alip yang mengantarkan koran tiap pagi itu.
Baca juga: Kunci Jawaban Tema 2 Kelas 5 Halaman 57 - 62 Subtema 2 Pembelajaran 2 Udara Bersih bagi Kesehatan
Hari masih pagi benar. Ade tidak tahu akan ke mana tujuannya pada pagi itu. Apakah akan mampir ke rumah Tina? Atau Ninuk? Ah lebih baik ke rumah Yova saja. Biasanya anak itu sudah siap pagi-pagi sekali. Aku bisa meluangkan waktu menunggu siang di rumahnya, pikir Ade. Tiba di rumah Yova, Ade ternyata harus menunggu lama sekali. Yova masih berjalan-jalan bersama adiknya yang masih kecil.
Mama Yova sedang menata meja makan untuk sarapan Papanya. Kakak Yova sedang mengepel lantai. Papa Yova sedang mencuci mobil. Bik Icih sedang membantu mempersiapkan makanan di dapur. Dan Ade merasa jengah menunggu di teras.
“Tunggu sebentar, De. Yova cuma mengajak jalan-jalan Vina menghirup embun pagi. Tak lama lagi dia pasti kembali. Dia juga sudah siap akan berangkat...,” kata Papa Yova mencoba menentramkan kegundahan Ade yang sedang menunggu itu.
Tetapi yang dikatakan oleh Papa Yova itu ternyata lama sekali bagi Ade. Jam dinding di rumah Yova menunjukkan pukul enam lebih sepuluh menit. Jarumnya bergerak perlahan. Ade semakin merasa tidak enak duduk di kursi teras. Tak lama kemudian Bik Icih mengantar secangkir teh manis dengan ubi goreng.
“Silakan diminum, Neng Ade,” Bik Icih menawarkan.