Kisah Mantan Kapolres Sanggau Raymond M Masengi Saat Pimpin Pasukan di Republik Afrika Tengah
Team SWAT dari FPU Indonesia yang dipimpin oleh Komandan Kontingen, Kombes Pol Raymond Marcelino Masengi SIK MH, dikarenakan kompetensi dan kredibilit
Penulis: Hendri Chornelius | Editor: Hamdan Darsani
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - SWAT Team FPU Indonesia diterjunkan untuk meminimalisir dan menghilangkan ancaman yang terjadi disektor timur Republik Afrika Tengah.
Komandan Satgas (Dansatgas) FPU MINUSCA 3 yang bertugas di Republik Afrika Tengah, Kombes Pol Raymond Marcelino Masengi SIK MH mengatakan bahwa, sesuai update terakhir di Kota Bangui Republik Afrika Tengah, telah terjadi pembunuhan dan gangguan keamanan oleh kelompok kriminal bersenjata terhadap masyarakat sipil di Bakouma wilayah sektor timur Republik Afrika Tengah.
"Oleh karena itu, Kepala Komponen Kepolisian Minusca di Republik Afrika Tengah (HoPC) Jendral Christophe Kabango Bizimungu, Ph.D memberikan perintah langsung melalui Task Order dan Frago kepada SWAT team FPU Indonesia untuk meminimalisir dan menghilangkan ancaman yang terjadi di sektor tersebut," katanya melalui telpon selulernya, Jumat 15 Juli 2022.
• Ratusan Perwakilan Organisasi Wanita Ikuti Senam Pancasila yang Digelar oleh Persit Kodim Sanggau
Dalam hal ini, HoPC memilih Team SWAT dari FPU Indonesia yang dipimpin oleh Komandan Kontingen, Kombes Pol Raymond Marcelino Masengi SIK MH, dikarenakan kompetensi dan kredibilitas pasukan yang dimiliki.
Hal ini terbukti dengan pelaksanaan deployment yang ketiga kalinya dalam kurun waktu kurang dari 1 tahun terhadap team SWAT FPU Indonesia ke wilayah sektor yang sangat berbahaya.
"Dalam pelaksanaan tugasnya Team SWAT bertugas untuk melakukan sterilisasi, patroli rutin dan trauma healing kepada masyarakat diwilayah tersebut," katanya.
Selain itu lanjut mantan Kapolres Sanggau itu, juga dilakukan operasi gabungan pertama kali yang melibatkan perkuatan militer dan kepolisian untuk menyelesaikan permasalahan keamanan dalam misi perdamaian di Republik Afrika Tengah.
"Kelompok kriminal di wilayah Bakouma memang terkenal beringas dan kejam. Selain itu kelompok ini dipersenjatai berbagai jenis senjata berkaliber besar dan peralatan tempur yang cukup lengkap,"tegasnya.
"Berdasarkan situasi tersebut maka dengan berbagai pertimbangan dan sesuai kompetensi yang harus dimiliki untuk dapat menghilangkan ancaman tersebut, SWAT FPU Indonesia dan Portugal QRF dipilih untuk melaksanakan tugas besar ini,"tambahnya.
Selain Team SWAT FPU Indonesia dibawah pimpinan Danton SWAT FPU Indonesia, Iptu Agung Budiman, dan Portugal QRF sebagai pelaksana utama, beberapa kontingen juga ditugaskan mendukung dan membantu dalam pelaksanan tugas yang bereskalasi tinggi ini, antara lain FPU Snegal, ENGCOY Kamboja, FPU Burundi, Nepal Batalyon, FPU Mauritania dan unsur-unsur pendukung lainnya.
"Perlu diketahui juga kondisi jalan yang cukup buruk dan cuaca ekstrem menjadi tantangan lain yang harus dihadapi oleh SWAT FPU Indonesia. Namun dengan kemampuan dan profesionalitas yang dimiliki oleh SWAT FPU Indonesia dan Portugal QRF tetap dan masih dipercaya oleh Kepala misi perdamaian untuk Afrika Tengah menyelesaikan dan menghilangkan ancaman tersebut,"ujarnya.
Ia menceritakan menjadi sesuatu yang sangat membanggakan dan perlu mendapatkan dukungan penuh. Dimana Kepolisian Republik Indonesia melalui SWAT TEAM FPU 3 Minusca menjadi Satu-satunya Negara di Benua Asia yang dipercaya oleh kepala misi perdamaian Afrika Tengah untuk terlibat dalam misi yang sangat berbahaya. (*)
Cek Berita dan Artikel Mudah Diakses di Google News