Kebersamaan dalam Keberagaman, Kunci Jawaban Tema 1 Kelas 4 Halaman 75 - 85 Subtema 2
soal dan jawaban subtema 2 pembelajaran 1 halaman 75, 76, 77, 78, 79, 80, 81, 82, 83, 84, dan 85 tentang Kebersamaan dalam Keberagaman.
Penulis: Dhita Mutiasari | Editor: Dhita Mutiasari
*Gagasan Utama
Mereka hidup rukun, saling membantu meskipun berbeda agama
*Gagasan Pendukung
1. Tiba saatnya keenam sekawan melakukan percobaan.
2. Setiap orang menunjukkan tanggung jawabnya dalam bekerja.
3. Tidak ada satu pun di antara mereka yang duduk diam atau memberi perintah saja.
4. Semuanya ikut bagian dalam percobaan.
5. Saat Dayu membutuhkan pertolongan memotong benang, Udin datang membawakan gunting.
6. Saat Edo kesulitan menalikan benang di kaleng, Siti ikut membantu.
7. Keenam sahabat bekerja sama dengan semangat.
Halaman 80
Setelah melakukan percobaan tentang perambatan bunyi, Edo dan sahabatnya juga belajar bersama tentang sumber bunyi. Mereka membaca buku yang menyatakan bahwa telinga bisa mengetahui sumber bunyi. Ayo, kita membuktikannya dengan melakukan percobaan.
Di Manakah Bunyi?
Tujuan: Mengidentifikasi sumber dan tempat bunyi berasal.
Alat dan Bahan: Alat musik tradisional setempat (misalnya angklung)
Langkah Kerja:
1. Duduklah di kursi dan tutup matamu dengan kain. Mintalah temanmu untuk memainkan alat musik tradisional (misalnya angklung) di sekitarmu.
2. Tunjuklah tempat yang kamu anggap sebagai asal bunyi. Berapa kalikah kamu menebak dengan tepat? Buatlah laporan dari salah satu percobaan yang kamu lakukan!
Halaman 81
Jawaban:
Nama Percobaan : Percobaan Sumber Bunyi
Tujuan Percobaan : Mengidentifikasi sumber dan tempat bunyi berasal
Alat-alat : Alat musik tradisional setempat (misalnya angklung)
Langkah Kerja :
1. Duduklah di kursi dan tutup matamu dengan kain. Mintalah temanmu untuk memainkan alat musik tradisional (misalnya angklung) di sekitarmu.
2. Tunjuklah tempat yang kamu anggap sebagai asal bunyi. Berapa kalikah kamu menebak dengan tepat?
Hasil Percobaan ; Dari percobaan di atas dapat dinyatakan bahwa dengan mata tertutup, kita masih dapat mendengar bunyi dengan jelas pada jarak tertentu karena bunyi merambat melalui udara. Bunyi kemudian merambat melalui udara dan ditangkap oleh telinga kita.
Kesimpulan: Bunyi merambat memlui udara dari sumber bunyi ke telinga kita. Getaran bunyi mengenai gendang telinga dan diubah menjadi pesan/ sinyal listrik di telinga bagian dalam. Sinyal tersebut kemudian diteruskan oleh saraf pendengaran menuju otak yang kemudian menterjemahkan jenis dari bunyi tersebut.
Halaman 82
Indra Pendengar (Telinga)
Kita wajib bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena telah menciptakan bentuk tubuh yang paling sempurna. Salah satunya adalah kita diberi indra pendengar (telinga). Dengan menggunakan indra ini, kita bisa mendengar berbagai suara, seperti kicauan burung, suara air mengalir, dan musik.
Apa saja bagian dan fungsi indera pendengar?
Hal apa yang perlu kita lakukan untuk merawatnya? Mari kita pelajari lebih jauh.
Bagaimana telinga merasakan getaran?
Semua bunyi membuat udara bergetar.
Getaran bunyi mengenai gendang telinga yang berupa selembar kulit tipis. Saat itulah gendang telingamu juga mulai bergetar. Getaran dari gendang telingamu menjadi lebih besar di telinga tengahmu dan diubah menjadi pesan-pesan listrik di telinga dalammu.
Apakah kamu pernah mengalami gangguan indra pendengar? Ceritakan!
Jawaban:
Saya belum pernah mengalami gangguan indera pendengar.
Halaman 83, 84, 85
Dengan indera pendengar, kita dapat mendengar buny-bunyi yang berbeda. Keanekaragaman bunyi yang berasal dari tempat ibadah dapat pula kita dengarkan.
Ayo Berdiskusi
Indonesia terdiri atas beragam agama. Perbedaan yang ada membutuhkan toleransi di antara pemeluknya. Pahamilah teks berikut dan diskusikan isinya dengan temanmu.
Belajar dari Cerita
Pak Burhan selalu memulai kegiatan di kelas dengan berbagi cerita. Bukan Pak Burhan yang bercerita, tetapi anak-anak di kelas yang bergantian bercerita. Berbagi cerita selalu dinantikan oleh anak-anak. Semua ingin memperoleh kesempatan bercerita. Pagi ini, Pak Burhan mengajak anak-anak berbagi cerita seputar hari raya.
“Sehari sebelum hari Natal, yaitu di tanggal 24 Desember, aku dan keluarga berkumpul di rumah Opa.” ujar Edo. “Di hari itu, Oma pasti memasak makanan spesial yang jarang dimasaknya di hari lain. Papeda juga menjadi makanan spesial yang terhidang di malam Natal. Kami sekeluarga berkumpul hingga larut malam, dan mengakhiri malam dengan berdoa.
“Nah, kalau di hari Natal, pada tanggal 25 Desember, kami sekeluarga pergi beribadah Natal di gereja.
“Wah, ternyata hampir sama seperti hari raya Idul Fitri ya” ujar Siti.
“Kami pun di hari Idul Fitri selalu berkumpul dan saling memohon maaf dengan kerabat dan saudara setelah ibadah di Masjid,” tambahnya.
“Iya ya, sama seperti Edo pada hari Natal, saat Idul Fitri juga selalu ada makanan spesial, yaitu ketupat dan opor ayam.” Udin menambahkan komentar Siti.
“Di Bali, menjelang hari raya Galungan seluruh kampung selalu ramai dihiasi oleh penjor atau janur yang tinggi. Kami sekeluarga lebih sering pulang ke Bali menjelang hari raya Galungan agar bisa berkumpul dengan sanak saudara di sana. Sebelum merayakan bersama, keluarga melakukan kegiatan ibadah di Pura pada pagi hari,” kata Dayu. “Ah, semua sudah bercerita. Aku juga mau bercerita, Pak. Boleh ya, hari ini banyak yang berbagi cerita.” pinta Lani. Pak Burhan dan teman-teman sekelas tertawa. “Tentu saja boleh, Lani. Ayo, sekarang giliranmu bercerita.” ujar Pak Burhan.
“Nah, kamu pasti belum pernah mendengar cerita tentang kebiasaan keluargaku di hari raya Waisak. Sebenarnya sih tidak banyak berbeda. Ibu dan nenekku biasanya juga membuat masakan spesial menjelang hari raya Waisak. Saat ini nenekku yang paling tua, jadi semua keluarga akan datang ke rumahku untuk berkumpul pada hari Waisak. Selain menyediakan makan untuk keluarga, pada hari tersebut biasanya kami pun berbuat kebaikan bagi orang lain yang membutuhkan. Vihara, rumah ibadah kami pun dipenuhi cahaya lilin dari umat yang hadir untuk menjalankan ritual ibadah di sana,” Lani mengakhiri ceritanya. “Berbagi cerita memang selalu menyenangkan. Kita bisa belajar dari banyak cerita, juga belajar dari teman yang berbeda,” ujar Pak Burhan menutup kegiatan pagi ini.
Berdasarkan cerita di atas, jawablah pertanyaan berikut!
1. Apakah perbedaan yang dimiliki oleh enam sekawan menghalangi mereka untuk berteman dan bekerja sama? Jelaskan!
Jawaban:
Perbedaan enam Sekawan tidak menghalangi untuk beteman dan bekerja sama. Dengan perbedaan yang ada, mereka dapat saling melengkapi dan saling belajar.
2. Bagaimana sikapmu jika kamu bermain dengan teman yang berbeda agama?
Jawaban:
Kita harus saling menghargai dan menghormati karena walaupun berbeda agama.
Halaman 85
3. Ceritakan pengalamanmu memiliki teman yang berbeda agama. Perbedaan apa yang kamu ketahui? Bagaimana sikapmu terhadap perbedaan tersebut?
Jawaban
Saya memiliki teman yang berbeda agama. Perbedaan yang saya ketahui adalah cara beribadahnya. Teman saya yang beragama Budha beribadah di Vihara, doa-doa yang mereka ucapkan juga berbeda. Menurut saya perbedaan tersebut sangat menarik.
Ayo Renungkan
Apa yang kamu pelajari dari kegiatan hari ini?
Jawaban:
Hari ini saya telah mempelajari ide gagasan pokok dan gagasan pendukung, indera pengengar manusia, dan sikap toleransi.
Apa manfaatnya bagi kehidupanmu sehari-hari?
Jawaban:
Manfaat bagi saya dalam kehidupan sehari-hari adalah saya dapat memahami teks dengan baik, mengetahui pentingnya indera pendengar dan mampu bersikap toleran kepada teman yang berbeda agama.
Bagaimana cara kamu mensyukuri nikmat yang telah diberikan Tuhan Yang Maha Esa?
Jawaban:
Cara mensyukuri nikmat Tuhan adalah dengan selalu menghargai dan menghormati teman yang berbeda agama sehingga persatuan dan kesatuan bangsa tetap terjaga.
Cek Berita dan Artikel Mudah Diakses di Google News
(*)