Soal Genangan Air di Jalan Cadika, Ketua DPRD Sintang Minta Maaf dan Akan Segera Ditangani

Permohonan maaf Ronny menanggapi soal aksi warga tanam pohon pisang di jalan cadika sebagai bentuk protes lambannya pemerintah mengatasi persoalan

Penulis: Agus Pujianto | Editor: Hamdan Darsani
TRIBUNPONTIANAK/Agus Pujianto
Warga yang tinggal di kawasan Jalan Cadika, Desa Baning Kota, Sintang, Kalimantan Barat, menanam tiga pohon pisang di tengah jalan sebagai bentuk protes pada pemerintah. 

Setiap kali turun hujan. Julai selalu was-was. Meskipun durasinya hanya setengah jam, genangan air di jalan cadika sudah masuk ke dalam rumah.

"Tilam ngapung dalam rumah. Tempat tidur kayak kandang. Bikin panggung. Dalam rumah licin. Hujan bentar air masuk," ungkapnya.

Genangan air tak hanya merendam ruas jalan cadika, tapi juga rumah warga. Tak hanya di pekarangan rumah, bahkan masuk ke dalam. Cukup lama warga tertekan, bahkan ada yang sampai pindah.

"Rumah rusak. Dalam rumah ada panggung. Air ndak pernah surut dalam rumah. Bahkan tetangga kami sampai pindah, udah setengah tahun lebih, ndak betah air masuk rumah ada panggung dalam rumah," kata Julia.

Saking lamanya terendam genangan air, membuat jalan berlubang. Tak sedikit pengendara yang jadi korban. Mereka jatuh, terjerembab.

"Banyak yang jatuh kemarin bawa ke rumah sakit. Tengah malam jatuh korban jiwa ada orang ndak kami kenal, tabrak batu. Jungkir balik," cerita Julia.

Kekhawatiran yang sama juga dirasakan Tuti. Dalam rumahnya, juga ada panggung setinggi setengah meter. Setiap hujan, air masuk lebih dari mata kaki. Padahal, jalan cadika jauh dari bantaran sungai, bahkan pada saat banjir besar melanda sintang, warga setempat tidak kebanjiran. Mereka hanya terdampak genangan air.

"Tempat tidur naik setengah meter. Air masuk bisa lebih dari mata kaki. Kalau keluar rumah pakai sepaku boot," ujar Tuti.

Sekian tahun tak kunjung ada perbaikan, kekesalan warga memuncak. Kemarin, tiga pohon pisang ditanam di tengah jalan cadika sebagai bentuk protes terhadap pemerintah.

"Hampir 10 tahun ndak ada perbaikan. Mereka datang cuma ngukur, foto-foto. Ndak ada solusi sama sekarang. Kami hanya minta drainase, supaya air keluar. Kami harapkan pemerintah bikin parit supaya air kering kasihan masyarakat. Permintaan kami cuma satu betulkan drainase supaya air lancar ngalir," harap Tuti. 

Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat, Murjani mengatakan tahun 2022 belum ada program perbaikan drainase jalan Cadika di Desa Baning Kota. Dia berharap ada anggaran biaya tambahan untuk membantu mengurai persoalan genangan air yang dikeluhkan oleh masyarakat.

"Tahun ini belum. Mudah-mudahan di ABT ada atau tahun 2023," kata Murjani dikonfirmasi Tribunpontianak, Senin 4 Juli 2022.

Murjani menilai, sebelum drainase diperbaiki sebaiknya dibangun terlebih dahulu gorong-gorong di jalan nasional YC Oevang Oeray. Hal ini penting supaya genangan air bisa keluar sampai ke sungai melawi.

"Hanya sebaiknya gorong-gorong di jalan nasional dibangun terlebih dahulu agar jika hujan air tidak tergenang," ujar Murjani.

Hanya saja, Pemkab Sintang tidak punya kewenangan untuk membangun gorong-gorong di ruas jalan berstatus nasional tersebut. Murjani mengaku sudah berkoordinasi dengan pihak Balai Pelaksana Jalan Nasional, namun hingga sekarang belum terealisasikan.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved