MSDP UNU Kalbar Sosialisasikan Bebas Sampah Plastik di Pulau Lemukutan Bengkayang

Banyak ekosistem perairan laut yang terkena dampaknya. Misalnya peristiwa beberapa ekor penyu yang terjebak di dalam sebuah kantong plastik

Penulis: Muhammad Rokib | Editor: Hamdan Darsani
TRIBUNPONTIANAK/Dok Hajir
Foto saat diskusi mengenai sampah di Desa Lemukutan. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, BENGKAYANG - Permasalahan lingkungan hidup saat ini menjadi hal yang marak dibicarakan masyarakat dunia. Bukan hal yang positif yang menjadi perbincangan tersebut, melainkan hal yang membawa dampak negatif dan sangat merugikan, salah satunya adalah Sampah Plastik.

Sampah plastik di Indonesia mencapai 64 juta ton/ tahun dimana 3,2 juta ton di antaranya merupakan sampah plastik yang dibuang ke laut. 

Banyak ekosistem perairan laut yang terkena dampaknya. Misalnya peristiwa beberapa ekor penyu yang terjebak di dalam sebuah kantong plastik yang terdapat di perairan laut, sedotan plastik yang tersangkut di sistem pernafasan penyu. 

D’Masiv Sukses Buat Malam Minggu para Muda Mudi Kota Pontianak Melow

Selain itu, pencemaran mikroplastik yang saat ini sudah terdapat pada ikan yang biasanya kita konsumsi sehari-hari. Selain bagi ekosistem, sampah plastik juga menjadi permasalahan tersendiri pada kawasan wisata bahari termasuk di Pulau Lemukutan.

Untuk itu, Program Studi Manajemen Sumber Daya Perairan, Universitas Nahdlatul Ulama Kalimantan Barat (MSDP UNU Kalbar) merasa berkewajiban turut andil dan ikut serta mengkampanyekan hari tanpa kantong plastik sebagai bentuk kepedulian terhadap kelestarian lingkungan khususnya perairan laut. 

Oleh sebab itu, MSDP menggelar kegiatan PKM yang berjudul 'Upaya Pengurangan Sampah Plastik Sebagai Bentuk Kepedulian terhadap Ekosistem Perairan'. 

Prodi MSDP ingin berbagi pengetahuan kepada masyarakat setempat melalui kegiatan sosialisasi dan aksi nyata bersih pantai di Pulau Lemukutan Kalimantan Barat.

Dengan demikian, diharapkan kesadaran masyarakat untuk mengurangi penggunaan plastik dan kebersihan lingkungan akan meningkat. Kegiatan PKM tersebut dilaksanakan pada 28-30 Juni 2022. 

Kegiatan ini merupakan rangkaian kegiatan PKM prodi MSDP dan sebagai tindak lanjut perjanjian kerjasama dengan pemerintahan Desa Pulau Lemukutan.

"Saat ini, kesadaran masyarakat akan peduli sampah terutama sampah plastik masih sangat minim, masih banyak masyarakat yang membuang sampah sembarangan," ujarnya

"Apalagi di Lemukutan ini salah satu tempat wisata yang langsung berhadapan dengan laut, penuh dengan keanekaragaman biota-biota laut. Upaya peduli sampah plastik harus kita tingkatkan agar biota-biota laut tidak merasakan dampak dari ulah kita sendiri yang nantinya kita juga tak bisa melihat indahnya laut kita," ungkap Tia Nuraya selaku ketua PKM dalam keterangan rilisnya, Minggu 3 Juli 2022.

Dengan adanya PKM mengenai upaya pengendalian sampah plastik, harapannya masyarakat bisa lebih peduli terhadap ekosistem laut, memanfaatkan botol minuman untuk isi ulang dari pada kantong plastik es dan sedotan. 

"Selain itu, tak hanya sosialisasi tapi kami juga memasang spanduk terkait upaya pengurangan sampah plastik yg kami pasang di sekitar Lemukutan. Harapannya dengan melihat spanduk tersebut kepedulian masyarakat lebih meningkat," imbuhnya.

Kegiatan ini mendapat respon yang baik dari pihak desa. Sugi Hendro selaku Sekdes Pulau Lemukutan mengatakan, bahwa sangat penting, baik warga maupun wisatawan untuk menjaga kebersihan disekitar lokasi wisata, semua untuk kenyamanan pengunjung. 

"Teman-teman dari kelompok Artuna beberapa kali juga melakukan bersih pantai. Namun saat ini kami dari desa belum memiliki sarana pengolahan sampah plastik. Adapun usaha penampungan sampah plastik secara perorangan ada di daerah Temiang, Desa Pulau Lemukutan. Ketika ada nilai ekonominya masyarakat mulai peduli dengan keberadaan sampah plastik," tukasnya. (*)

Cek Berita dan Artikel Mudah Diakses di Google News

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved