Profil
Siapa Pendiri Holywings yang Ditutup Usai Promosi Miras Muhammad & Maria? Simak Profilnya
Atas kasus Holywings yang merambat kemana-mana ini, nama para pemilik juga ikut mencuat ke publik.
Penulis: Faiz Iqbal Maulid | Editor: Faiz Iqbal Maulid
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Belakangan ini kedai klub malam Holywings sedang ramai diperbincangan akibat promosi minuman keras (miras) gratis khusus untuk yang bernama Muhammad dan Maria.
Promosi tersebut berujung penutupan 12 Outlet Holywings di wilayah DKI Jakarta.
Sebanyak enam orang staf Holywings ditetapkan sebagai tersangka.
Atas kasus Holywings yang merambat kemana-mana ini, nama para pemilik juga ikut mencuat ke publik.
Nama Hotman Paris dan Nikita Mirzani yang duluan disorot lantaran keduanya adalah pemilik saham Holywings.
• Nasib 3.000 Karyawan Holywings yang di-PHK, Wagub DKI Ahmad Riza: Kami Carikan Solusinya
Selain mereka berdua, pendiri Holywings Ivan Tanjaya dan Eka Setia Wijaya ikut tersorot.
Publik pun penasaran tentang sosok Ivan Tanjaya dan Eka Setia Wijaya itu.
Profil Ivan Tanjaya dan Eka Setia Wijaya
Dilansir dari berbagai sumber, Ivan Tanjaya adalah pengusaha sukses lulusan pendidikan di Raffles Academy Beijing, China.
Pria kelahiran Sulawesi Tengah tahun 1989 mendirikan sebuah gerai nasi goreng yang berambat ke bisnis klub malam bernama Holywings pada tahun 2014.
Ivan Tanjaya mendirikan Holywings bersama dengan rekannya, Eka Setia Wijaya.
Holywings berada dibawah PT Aneka Bintang Gading.
Ivan Tanjaya kemudian merambat sebagai Co-Foundernya.

• Satpol PP Grebek Holywings Bekasi Pagi Ini, Temukan Tiga Pelanggaran Operasional, Apa Saja?
Awal mula berdirinya Holywings
Awal mula Holywings berdiri adalah dari sebuah kedai nasi goreng di Kelapa Gading, Jakarta Utara.
Kala itu nama kedai nasi goreng mereka berdua adalah Kedai Opa.
Sayangnya, usaha nasi goreng itu tak terlalu laris seperti yang mereka berdua harapkan.
Tiga bulan membangun usaha nasi goreng, omset usaha tersebut menurun drastis.
Hampir bangkrut karena omset turun, Ivan Tanjaya dan Eka Setia Wijaya mencoba inovasi baru dengan mengambil inspirasi konsep restoran asal China.
Konsep yang mereka ingin coba adalah restoran yang menyajikan makanan dan live musik.
Ivan Tanjaya dan Eka Setia Wijaya akhirnya sepakat mengubah nama kedai nasi goreng mereka menjadi Holywings.
Hingga kini Holywings memiliki lebih dari 20 outlet di seluruh Indonesia.
(*)
Cek berita dan artikel mudah diakses di Google News