Tinjau Pemulihan Pasca Bencana, Kepala BNPB Akan Kembali Kunjungi Sintang
Ini merupakan kunjungan kedua Mantan Pangdam V Brawijaya tersebut ke Kabupaten Sintang semenjak dilantik menjadi kepala BNPB.
Penulis: Agus Pujianto | Editor: Try Juliansyah
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SINTANG - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana ( BNPB ) Letjen TNI Suharyanto akan kembali melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat.
Ini merupakan kunjungan kedua Mantan Pangdam V Brawijaya tersebut ke Kabupaten Sintang semenjak dilantik menjadi kepala BNPB. Kunjungan pertama pada 20 November 2021 lalu saat Sintang dilanda banjir besar.
"Iya, Rabu malam masuk sintang setelah acara di kantor gubernur. Acara di sintang hari Kamis," kata Kepala BPBD Kabupaten Sintang, Bernard Saragih, Selasa 28 Juni 2022.
Dalam sejumlah informasi yang beredar, Kepala BNPB akan tiba di Sintang pada tanggal 30 Juni 2022. Ada sejumlah agenda, mulai dari peninjauan ke tanggul geobag, kunjungan ke daerah reboisasi dan ke perumahan yang terdampak banjir.
• Pemerintah Tetapkan Situasi Darurat PMK, Bupati Sintang Keluarkan Surat Edaran
"Mungkin melihat tindakan selama masa pemulihan pasca bencana," ujar Saragih.
Ada beberapa program penanganan banjir tim tanggap darurat pemerintah pusat di Sintang. Mulai dari pembangunan tanggul geobag-geoutube yang sudah selesai dibangun, hingga peninggian dua titik jalan Sintang-kelam yang saat ini masih dalam proses pengerjaan.
Saragih masih belum mengetahui apakah akan ada program lanjutan dari pemerintah pusat. "Kemungkinan waktu pertemuan dengan bupati kamis baru ketahuan apakah ada program lainnya," ujarnya.
Rumuskan Pemulihan Lingkungan
Saat kunjungan perdana ke Sintang, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto meminta agar seluruh jajaran pemerintah Kabupaten Sintang agar mempersiapkan rencana jangka pendek dan jangka panjang.
Adapun mengenai rencana jangka panjang, lulusan terbaik Sesko TNI 2013 itu meminta agar seluruh komponen yang ada di daerah dapat merumuskan kebijakan dan melaksanakan segala upaya untuk pemulihan kondisi lingkungan di wilayah hulu agar dapat kembali berfungsi sebagaimana mestinya.
Menurut catatan yang dimiliki Kepala BNPB, bahwa sejak 1990 hingga 2010 tidak ada banjir di wilayah Sintang. Namun hal itu berubah setelah terjadi kerusakan lingkungan dalam satu dekade terakhir.
Penurunan daya dukung lingkungan tersebut juga yang kemudian menjadi salah satu faktor penyebab terjadinya banjir, karena daerah cakupan resapan air telah rusak dan berubah fungsi.
“Kami memohon kerja sama pemerintah Kabupaten Sintang, Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat dan nanti bersama-sama BNPB juga tentunya akan merumuskan dan melaksanakan segala upaya untuk mencegah agar banjir seperti ini tidak terjadi lagi di kemudian hari,” kata Suharyanto.
Lebih lanjut, seluruh rencana jangka panjang tersebut tentunya juga diperlukan adanya kesadaran kolektif dan sinergi dari seluruh pihak seperti pemerintah, komunitas, akademisi, masyarakat, dunia usaha hingga media massa, atau yang disebut dengan komponen pentaheliks.
“Kita perlu sinergi dan kolaborasi pentaheliks. Sehingga upaya yang dilakukan untuk perbaikan lingkungan supaya tidak banjir ini dapat terlaksana secara komprehensif,” tandas Suharyanto. (*)
Cek Berita dan Artikel Mudah Diakses di Google News