Khutbah Jumat Tentang Idul Adha : Kepribadian Menjalankan Ibadah Haji dan Kurban
Kurban identika dengan menyembelih hewan qurban pada saat hari raya yang diawali dengan pelaksanaan sholat ied Idul Adha.
Terlebih pada hari raya Idul Adha ini, di mana bukti-bukti ketakwaan itu ditunjukkan salah satunya dengan penyembelihan binatang kurban.
Sungguh itu adalah amalan yang sangat dicintai oleh Allah subhanahu wata’ala. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
مَا عَمِلَ اِبْنُ اَدَمَ يَوْمَ النَّحْرِ عَمَلًا اَحَبَّ اِلَى اللهِ مِنْ اِرَافَةِ دَمٍ وَاِنَّهُ لَيَأْتِيْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِقُرُوْنِهَا وَاظْفَارِهَا وَاَشْعَارِهَا
“Seseorang tidak beramal pada hari raya Idul Adha dengan amal yang lebih dicintai oleh Allah daripada mengalirkan darah hewan kurban. Sesungguhnya pada hari kiamat ia akan membawa tanduk, kuku, dan bulu hewan yang ia sembelih.” (HR Ibnu Majah).
Hadirin jamaah shalat Idul Adha yang berbahagia
Setidaknya ada tiga kepribadian bagi seseorang yang menjalankan ibadah haji dan kurban:
• Amalan Membaca Surah Al-Kahfi Malam Jumat Menghindarkan Diri Dari Fitnah Dajjal & Disinari Cahaya
Pertama, kepribadian tauhidi. Ibadah haji dan kurban sama-sama memenuhi panggilan Allah SWT.
Ibadah yang penuh kepatuhan dan ketundukan terhadap Sang Khaliq. Hal ini tercermin dalam lafal talbiyah yang lazim dikumandangkan pelaksana ibadah haji:
لَبَّيْكَ اللَّهُمَّ لَبَّيْكَ، لاَ شَرِيْكَ لَكَ لَبَّيْكَ، إِنَّ الْحَمْدَ وَالنِّعْمَةَ لَكَ وَالْمُلْكَ لاَ شَرِيْكَ لَكَ
Artinya, “Aku datang memenuhi panggilanMu ya Allah. Aku datang memenuhi panggilanMu. Aku datang memenuhi panggilanMu. Tiada sekutu bagi-Mu. Aku datang memenuhi panggilanMu. Sungguh, segala puji, nikmat, dan segala kekuasaan adalah milik-Mu. Tiada sekutu bagi-Mu.”
Begitu Pula ibadah kurban, menelaah dari sejarahnya, Nabi Ibrahim menunjukkan keimanan dan ketundukan yang sebenar-benarnya.
Kedua, kepribadian mujahid (pejuang). Ibadah haji maupun kurban merupakan ibadah yang membutuhkan kesungguhan dalam menjalankannya.
Keduanya diperlukan biaya yang tidak sedikit. Bukan hanya materi, ibadah haji dilaksanakan penuh perjuangan baik secara fisik maupun psikis: meninggalkan keluarga, tanah air, jabatan, status, mengekang hawa nafsu dan sebagainya (Abdul Mujib, Kepribadian dalam Psikologi Islam, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, hal. 297).
Begitupula ibadah kurban, binatang yang disembelih biasanya dipilihkan binatang terbaik. Setelah disembelih harus dikuliti, dibersihkan, dipotong-potong dan membagikannya kepada yang berhak.
Hal ini tidak mungkin bisa terlaksana manakala tidak didasari tekat yang kuat dan penuh perjuangan.