Doa Katolik

Renungan Katolik Kamis 16 Juni 2022 Lengkap Bacaan 1 Bacaan Injil dan Mazmur Tanggapan

Renungan Katolik 16 Juni 2022 pekan biasa XI. Bacaan pertama Bacaan I: Sir. 48:1-14 dan Bacaan Injil: Mat. 6:7-15.

JEFF PACHOUD / AFP
Para uskup berkumpul sebelum mengambil bagian dalam misa selama sidang pleno luar biasa para Uskup Prancis, di depan Basilika Fourviere di Lyon, pada 14 Juni 2022. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Renungan Katolik Kamis, 16 Juni 2022.

Renungan Katolik 16 Juni 2022 pekan biasa XI.

Bacaan pertama Bacaan I: Sir. 48:1-14 dan Bacaan Injil: Mat. 6:7-15.

Mazmur Tanggapan: Mzm 97:1-2,3-4,5-6,7 dan Bait Pengantar Injil: PS 956.

Mengenal Santo Yohanes Fransiskus Regis Orang Kudus Katolik 16 Juni, Kaki Patah Sembuh Secara Ajaib

Bacaan I: Sir. 48:1-14

Dahulu kala tampillah Nabi Elia, bagaikan api; sabdanya membakar laksana obor.

Dialah yang mendatangkan kelaparan atas orang Israel dan karena geramnya, jumlah mereka dijadikannya sedikit.

Atas firman Tuhan langit dikunci olehnya, dan api diturunkannya sampai tiga kali.

Betapa mulialah engkau, hai Elia, dengan segala mukjizatmu!

Siapa dapat memegahkan diri sama dengan dikau?

Orang mati kaubangkitkan dari alam arwah dan dari dunia orang mati dengan sabda Yang Mahatinggi.

Raja-raja kauturunkan sampai jatuh binasa, dan orang-orang tersohor kaujatuhkan dari tempat tidurnya.

Teguran kaudengar di Gunung Sinai, dan di Gunung Horeb keputusan untuk balas dendam.

Engkau mengurapi raja-raja untuk menimpakan balasan, dan nabi-nabi kauurapi menjadi penggantimu.

Dalam olak angin berapi engkau diangkat, dalam kereta dengan kuda-kuda berapi.

Engkau tercantum dalam ancaman-ancaman tentang masa depan untuk meredakan kemurkaan sebelum meletus, dan mengembalikan hati bapa kepada anaknya serta memulihkan segala suku Yakub.

Berbahagialah orang yang telah melihat dikau, dan yang meninggal dalam kasih, sebab kami pun pasti akan hidup.

Elia ditutupi dengan olak angin, tetapi Elisa dipenuhi dengan rohnya.

Selama hidup Elisa tidak gentar terhadap seorang penguasa, dan tidak seorang pun menaklukkannya.

Tidak ada sesuatu pun yang terlalu ajaib baginya, bahkan di kubur pun jenazahnya masih bernubuat.

Sepanjang hidupnya ia membuat mukjizat, dan malah ketika meninggal pekerjaannya menakjubkan.

Demikianlah sabda Tuhan.

U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan: Mzm. 97:1-2,3-4,5-6,7

Ref. Segala bangsa bertepuk tanganlah berpekiklah untuk Allah raja semesta.

1. Tuhan adalah Raja. Biarlah bumi bersorak-sorak, biarlah banyak pulau bersukacita! Awan dan kekelaman ada di sekeliling-Nya, keadilan dan hukum adalah tumpuan takhta-Nya.

2. Api menjalar di hadapan-Nya, dan menghanguskan para lawan di sekeliling-Nya. Kilat-kilat-Nya menerangi dunia, bumi melihatnya dan gemetar.

3. Gunung-gunung luluh laksana lilin di hadapan Tuhan, di hadapan Tuhan semesta alam. Langit memberitakan keadilan-Nya dan segala bangsa melihat kemuliaan-Nya.

4. Akan mendapat malulah semua orang yang beribadah kepada patung, orang yang memegahkan diri karena berhala-berhala; segala dewata sujud menyembah Allah.

Bait Pengantar Injil: PS 956

Ref. Alleluya, alleluya, alleluya, alleluya, alleluya, alleluya.

Bacaan Injil: Mat. 6:7-15

Dalam khotbah di bukit berkatalah Yesus, “Bila kalian berdoa janganlah bertele-tele seperti kebiasaan orang yang tidak mengenal Allah.

Mereka menyangka doanya akan dikabulkan karena banyaknya kata-kata.

Jadi janganlah kalian seperti mereka. Karena Bapamu tahu apa yang kalian perlukan, sebelum kalian minta kepada-Nya.

Maka berdoalah kalian demikian: Bapa kami, yang ada di surga, dimuliakanlah nama-Mu.

Datanglah kerajaan-Mu. Jadilah kehendak-Mu di atas bumi seperti di surga.

Berilah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya, dan ampunilah kesalahan kami, seperti kami pun mengampuni yang bersalah kepada kami.

Dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan. Tetapi bebaskanlah kami dari yang jahat. Amin.

Karena, jikalau kalian mengampuni kesalahan orang,

Bapamu yang di surga akan mengampuni kalian pula.

Tetapi jikalau kalian tidak mengampuni orang, Bapamu pun tidak akan mengampuni kesalahanmu.”

Demikianlah sabda Tuhan.

U. Syukur kepada Allah.

Sambut Pesparani Nasional II NTT 2022, Lembaga Pembinaan Paduan Suara Gerejani Katolik Gelar Rakerda

Renungan Katolik

Coba kita perhatikan pengalaman kita. Ketika kita berjumpa dengan seseorang yang belum kita kenal, tentulah kita harus banyak bicara untuk memperkenalkan diri, dan juga sebaliknya.

Kalau kita mendapat tamu seseorang yang belum kita kenal, tamu itu tentu akan omong banyak tentang siapa dirinya dan bagaimana ia mengenal kita dan seterusnya.

Berbeda jika kita sudah dekat dengan seseorang, sering kita tidak banyak omong lagi, karena apa yang kita inginkan atau mau sudah saling kita ketahui. Itu sudah menjadi hukum alam.

Pada Injil hari ini, Tuhan Yesus mengajak kita untuk tidak banyak omong saat kita berdoa.

“Bila kalian berdoa janganlah bertele-tele seperti kebiasaan orang yang tidak mengenal Allah.

Mereka menyangka doanya akan dikabulkan karena banyaknya kata-kata.

Jadi janganlah kalian seperti mereka. Karena Bapamu tahu apa yang kalian penlukan”.

Kita tidak perlu berbanyak kata-kata saat berdoa. Mengapa demikian?

Karena Bapa sudah tahu apa yang kita perlukan.

Sebenarnya penyebutan Allah sebagai Bapa sudah memiliki banyak makna.

Kita menyebut Allah sebagai Bapa karena diajari Tuhan Yesus.

Allah sebagai Bapa pun hanya karena kita bersama Yesus dan karena Yesus.

Tetapi dengan demikian kita menempatkan diri sebagai anak-anak Allah.

Tentu saja kita menjadi anak-anak Allah melulu karena kita ambil bagian dalam keputraallahan Yesus Kristus, dan bukan karena kita asli anak-anak Allah dari diri kita sendiri.

Bila kita anak-anak Allah, bukankah seorang anak diperlakukan dengan amat baik oleh Allah Bapa?

Dan pengalaman sehari-hari saja, seorang anak, bahkan ketika masih bayi, tanpa harus omong banyak sudah diberi yang terbaik oleh ayah dan ibunya?

Lihat saja, bukankah bayi yang belum bisa omong itu, selalu diberi yang terbaik oleh orang tuanya?

Tanpa menyebut apa yang diperlukan, bayi dan anak itu akan diberi oleh orang tuanya, sesuai kebutuhan dan demi kebaikan dan pertumbuhan anaknya.

Apalagi yang menjadi “orang tua” ini adalah Allah Bapa sendiri terhadap kita?

Bukankah tanpa bicara pun, sebenarnya Bapa akan membenikan yang terbaik untuk kita!

Dan hal ini pasti, karena sudah terjamin dalam nama Yesus Kristus Tuhan kita.

Artinya, iman kita kepada Kristus menempatkan kita dalam relasi mesra antara Kristus dengan Bapa dalam Roh Kudus.

Sumber: adiutami.com

(*)

[Update informasi seputar Katolik]

Cek Berita dan Artikel Mudah Diakses di Google News

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved