Doa Katolik
Mengenal Santo Yohanes Fransiskus Regis Orang Kudus Katolik 16 Juni, Kaki Patah Sembuh Secara Ajaib
Suatu ketika, dalam perjalanan ke suatu dusun, St Yohanes Fransiskus terjatuh dan kakinya patah. Ketika tiba, ia langsung mendengarkan pengakuan dosa.
Penulis: Ridhoino Kristo Sebastianus Melano | Editor: Ridhoino Kristo Sebastianus Melano
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Santo Yohanes Fransiskus Regis merupakan orang kudus yang dilahirkan di Perancis pada tahun 1597.
Ketika usianya delapanbelas tahun, ia bergabung dengan Serikat Jesus.
Di seminari, kasih Yohanes kepada Tuhan dan panggilannya ditunjukkannya dengan cara ia berdoa.
Ia juga bersemangat mengajar katekese di paroki-paroki apabila ia dapat.
Setelah ditahbiskan sebagai imam, St.Yohanes Fransiskus memulai karyanya sebagai seorang misionaris pengkhotbah.
Ia menyampaikan khotbah-khotbah sederhana yang berasal dari hatinya.
Teristimewa ia berbicara kepada kaum miskin dan rakyat jelata.
• Sambut Pesparani Nasional II NTT 2022, Lembaga Pembinaan Paduan Suara Gerejani Katolik Gelar Rakerda
Mereka berduyun-duyun datang untuk mendengarkannya.
Yohanes melewatkan pagi hari dalam doa, melayani Sakramen Tobat dan menyampaikan khotbah.
Siang hari ia mengunjungi penjara-penjara dan rumah-rumah sakit.
Kepada seorang yang mengatakan kepadanya bahwa para narapidana dan para perempuan tidak baik yang ia pertobatkan tidak akan bertahan lama menjadi orang baik, orang kudus ini menjawab, “Apabila usahaku dapat menghentikan hanya sekedar satu dosa saja, maka aku akan menganggapnya berguna," katanya seperti tertulis dilaman katakombe.org.
St Yohanes Fransiskus menjelajah hingga ke paroki-paroki di pegunungan liar bahkan di hari-hari yang dingin menggigit di musim dingin demi menyampaikan misinya.
“Aku melihatnya berdiri sepanjang hari di atas tumpukan salju di puncak bukit sedang menyampaikan khotbah,” kata seorang imam, “dan kemudian ia melewatkan sepanjang malam dengan mendengarkan pengakuan dosa.”
Terkadang ia bersiap berangkat ke suatu kota yang jauh pada pukul tiga dini hari dengan beberapa buah apel di kantongnya sebagai santapannya sepanjang hari itu.
Suatu ketika, dalam perjalanan ke suatu dusun, St Yohanes Fransiskus terjatuh dan kakinya patah.