Ekonomi Amerika Serikat di Ambang Keruntuhan! Ancaman Resesi Depan Mata, Inflasi Tak Terkendali

Wakil Ketua ISI Evercore Krishna Guha menyampaikan kemungkinan The Fed menaikkan bunga 75 basis poin tersebut setelah sebelumnya bertahan dengan proye

Editor: Ishak
ASIF HASSAN / AFP
Kondisi perekonimian Amerika Serikat kian carut marut. Tingginya angka inflasi membuat ancaman resesi di negara Paman Sam kini di depan mata. Selengkapnya di artikel ini / ILUSTRASI. 

Gorman bilang, persentase itu naik dari perkiraan risiko resesi sebelumnya yakni 30 % .

Ekonomi Amerika Serikat Terancam Kolaps Diterjang Badai Inflasi, Barang Impor dari China Diburu ?

Menurutnya, AS tidak mungkin pada tahap ini masuk ke dalam resesi yang dalam atau panjang.

Ia berbicara ketika pasar terjun bebas di tengah ekspektasi bahwa bank sentral perlu secara agresif memerangi inflasi.

Eksekutif bank telah meningkatkan kekhawatiran tentang ekonomi baru-baru ini karena The Fed menaikkan suku bunga dan membalikkan program pelonggaran kuantitatif.

Meskipun potensi masuk resesi meningkat, ia yakin, The Fed pada akhirnya akan dapat menurunkan inflasi dari level tertinggi dalam multi-dekade.

Pasalnya, walau pasar telah jatuh tahun ini, namun fundamental ekonomi, termasuk neraca konsumen dan perusahaan, berada dalam kondisi yang lebih baik daripada yang diperkirakan pasar.

Mengenal Devin Haney, Petinju Amerika Serikat Jadi Juara Tak Terbantahkan Kelas Ringan Diusia Belia

Pada perdagangan awal pekan ini, Wall Street ambruk.

Indeks S&P 500 mengkonfirmasikan berada di pasar bearish dan meningkatkan kekhawatiran bahwa kenaikan suku bunga agresif yang diharapkan oleh Federal Reserve dapat mendorong ekonomi ke dalam resesi.

Senin sehari lalu, indeks Dow Jones Industrial Average ditutup melemah 876,05 poin atau 2,79 % menjadi 30.516,74.

Sementara indeks S&P 500 ambles 151,23 poin atau 3,88 % ke 3.749,63.

Dan indeks Nasdaq Composite anjlok 530,80 poin atau 4,68 % ke 10.809,23.

Dengan hasil ini, indeks acuan S&P telah melemah selama empat hari berturut-turut, penurunan beruntun terpanjang dalam tiga bulan.. (*)

Sumber: Kontan
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved