Doa Katolik

Renungan Katolik Rabu 8 Juni 2022 Lengkap Bacaan 1 Bacaan Injil dan Mazmur Tanggapan

Renungan Katolik 8 Juni 2022 pekan biasa X. Bacaan pertama Bacaan I: 1Raj. 18:20-39 dan bacaan injil Matius 5:17-19.

CHIP SOMODEVILLA / GETTY GAMBAR AMERIKA UTARA / Getty Images via AFP
Diakon Katolik dan tukang kayu Dave Cahoon (kanan) dan tukang kayu Carlos Hernandez Cavero mengumpulkan altar yang akan digunakan oleh Paus Fransiskus ketika dia merayakan Misa minggu depan di Basilika National Shrine of the Immaculate Conception di Universitas Katolik Amerika 17 September 2015 di Washington, DC. Paus Fransiskus akan memulai kunjungannya di Amerika Serikat dengan pemberhentian tiga hari di Washington selama waktu itu ia akan mengunjungi Kongres, Gedung Putih dan merayakan Misa di basilika. 

3. Ya Tuhan, engkaulah bagian warisan dan pialaku, engkau sendirilah yang meneguhkan bagian yang diundikan kepadaku. Aku memandang memandang Tuhan; karena Ia berdiri di sebelah kananku, aku tidak goyah.

4. Engkaulah hidupku jalan kehidupan; di hadapan-Mu ada kepuasan di tangan kanan-Mu ada nikmat yang abadi.

Bait Pengantar Injil : Alleluya

Ref. Haleluya.

Tunjukkanlah lorong-Mu kepadaku, ya Tuhan, bimbinglah aku menurut sabda-Mu yang benar.

Bacaan Injil Matius 5:17-19

Dalam khotbah di bukit Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, “Janganlah kamu mengira, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi.

Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya.

Karena Aku berkata: Sungguh, selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titik pun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi.

Karena siapa yang meniadakan salah satu perintah sekali, dan mengajarkannya kepada orang lain, ia akan menduduki tempat-tempat yang paling rendah di Kerajaan Surga.

Tetapi siapa yang melakukan dan mengajarkan segala perintah Taurat, ia akan menduduki tempat yang tinggi di Kerajaan Surga.”

Demikianlah Injil Tuhan.

Terpujilah Kristus.

Renungan Katolik

Dalam pewartaan tentang Kerajaan Allah, Yesus tidak mau mengubah peraturan yang ada.

Yesus mau mengembalikan hukum dan peraturan itu pada dasar yang benar.

Istilah yang digunakan penginjil ialah ‘menggenapi’.

Penggenapan itu terjadi bila orang tidak hanya memperhatikan rumusan hukum dan peraturan itu, tetapi juga memperhatikan spiritnya.

Dan inilah yang pantas diperhitungkan dalam pelaksanaan hukum, sehingga hukum tidak menjadi patokan mati, tetapi sungguh membantu bagi pengembangan hidup.

Bagaimanakah semangat dan sikap kita terhadap peraturan lalu untas, kesepakatan dalam rumah tangga, dll?

Tertib hukum yang dipaparkan Penginjil Matius ini tentu tidak dimaksudkan agar murid berada dalam wilayah yang aman dalam usaha memahami dan mendalami nilai kehidupan.

Cinta Allah tetap Iebih besar daripada tertib hukum.

Tertib hukum sendiri tetap hams mencerminkan cinta Allah yang benar.

Mari kita sebagai murid-murid Yesus di zaman ini menjalankan hukum Tuhan dan hukum dalam kehidupan berbangsa dan bernegara dengan bijaksana.

Ya Allah, jadikanlah kami orang yang menghargai hukum dan pera turan dalam hidup.

Berilah kami pencerahan dalam setiap melaksanakan hukum dan peraturan agar sesuai semangat cinta kasih-Mu. Amin.

Sumber: adiutami.com

(*)

[Update informasi seputar Katolik]

Cek Berita dan Artikel Mudah Diakses di Google News

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved