Doa Katolik
Orang Kudus Katolik 31 Mei Santo Felix dari Nicosia, Bisa Hadir di Dua Tempat Berbeda Saat Bersamaan
Dia juga dianugerahi kemampuan untuk bisa hadir di dua tempat berbeda pada saat yang bersamaan (bilokasi).
Penulis: Ridhoino Kristo Sebastianus Melano | Editor: Ridhoino Kristo Sebastianus Melano
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Orang Kudus Katolik 31 Mei Santo Felix dari Nicosia.
Santo Felix dari Nicosia, O.F.M. Cap, (Italia: Felice di Nicosia) adalah seorang biarawan Fransiskan Kapusin yang kudus dan penuh dengan karunia ajaib.
Ia dilahirkan di Nicosia, Pulau Sisilia Italia pada tanggal 5 November 1715, dan dibabtis dengan nama Fillipo Giacomo Amoroso.
Filippo kecil selalu bekerja membantu ayahnya yang adalah seorang pembuat sepatu.
Toko sepatu ayahnya terletak didekat sebuah biara kapusin.
Karena itu sejak kecil, ia sudah mengenal para biarawan dan mengagumi cara hidup mereka.
• Orang Kudus Katolik 30 Mei Santa Joan of Arc Panglima Perang Perancis
Pada usia 20 tahun, ia meminta pada superior biara Kapusin di Nikosia untuk menyampaikan permohonannya kepada Provinsial biara di Messina agar bisa diterima sebagai seorang Bruder.
Permohonannya ditolak karena ia adalah seorang buta huruf yang tidak bisa membaca dan menulis.
Namun Fillipo tidak patah arang. Setiap tahun Ia kembali lagi mengajukan permohonan.
Setelah delapan tahun, melihat kesetiaannya mengajukan permohonan dan kesungguhannya untuk menjadi seorang biarawan, akhirnya ia diterima juga dan dikirim untuk menjalani novisiat di Mistretta.
Fillipo masuk novisiat Kapusin pada tanggal 19 Oktober 1743 dan diberi nama Bruder Felix.
Ia mengucapkan kaulnya sebagai seorang biarawan Ordo Fransiskan Kapusin setahun kemudian.
Tidak seperti biasanya, Provinsial biara Kapusin menugaskan Bruder Felix di Kota kelahirannya.
Ini sangat bertentangan dengan norma umum yang berlaku dalam biara Kapusin pada saat itu, dimana seorang biarawan muda biasanya akan ditempatkan jauh dari tempat asal mereka.
Kehadiran keluarga dan teman-teman lama dianggap dapat menjadi godaan untuk kembali menjalani kehidupan duniawi dan mengganggu perkembangan rohani mereka.