175.126 Pedagang Tradisional dan Merchant Sudah Implementasikan QRIS di Kalbar
Bank Indonesia telah melakukan launching QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard) pada 17 Agustus 2019 lalu dan wajib diimplementasikan pada tan
Penulis: Tri Pandito Wibowo | Editor: Hamdan Darsani
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalbar, Agus Chusaini mengatakan berdasarkan data per April 2022, implementasi QRIS di Kalbar telah mencapai 175.126 pedagang atau merchants.
Merchant tersebut terdiri dari sektor UMKM, rumah ibadah, lembaga pemerintahan, sector pariwisata serta pasar tradisional. Pengguna QRIS per triwulan I 2022 telah mencapai 161.218 pengguna.
Bank Indonesia telah melakukan launching QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard) pada 17 Agustus 2019 lalu dan wajib diimplementasikan pada tanggal 1 Januari 2020.
QRIS sendiri hadir sebagai bentuk standarisasi QR yang ditetapkan oleh Bank Indonesia bersama industri pembayaran, baik Bank maupun Non Bank, dengan fungsi memfasilitasi transaksi pembayaran retail di Indonesia dengan batas pertransaksi senilai Rp10.000.000,00.
• GM Business Tribun Pontianak Berkunjung ke Harris Hotel Pontianak Sembari Nikmati Spot Baru
SIAP QRIS Pasar Dahlia menjadi project ketiga SIAP QRIS Pasar Tradisonal setelah implementasi SIAP QRIS pada Pasar Flamboyan pada Desember 2021 serta Pasar Kemuning pada April 2022.
Rangkaian sosialisasi dan edukasi SIAP QRIS Pasar Dahlia yang akan dilaksanakan pada tanggal 23 sampai dengan 24 Mei 2022 serta pendaftaran secara langsung pada 25 Mei 2022 di Pasar Dahlia, Kota Pontianak.
"Dapat kami sampaikan pula, rencana pelaksanaan launching SIAP QRIS 4 pasar tradisional di Kota Pontianak yaitu Pasar Kemuning, Pasar Dahlia, Pasar Teratai dan Pasar Mawar akan diadakan pada 4 Juli 2022 secara offline dalam rangkaian kegiatan opening ceremony Saprahan Khatulistiwa yang merupakan agenda rutin dari KPw BI Kalbar," ujar Agus 24 Mei 2022.
Sebagai upaya meningkatkan inklusi keuangan, menekan angka masyarakat yang tidak tersentuh bank atau unbankable, memperkuat peran ekonomi serta keuangan digital kepada seluruh masyarakat kami terus berupaya untuk mensosialisasikan mengenai implementasi transaksi pembayaran digital melalui QRIS kepada seluruh lapisan masyarakat termasuk di pasar tradisional.
Implementasi pembayaran secara nontunai terutama QRIS kata Agus memiliki banyak keuntungan diantaranya memilimalisir penggunaan uang palsu sehingga masyarakat dapat merasa aman dalam bertransaksi, selain itu higienis dan tentunya mengikuti perkembangan zaman menuju arah transformasi digital.
"Dilihat dari aspek tata kelola, penggunaan QRIS akan memudahkan Bapak dan Ibu dalam melakukan pembukuan transaksi usaha serta membangun profil peminjam atau credit profile yang dapat digunakan dalam pengajuan kredit ke lembaga keuangan," ujarnya dalam Sosialisasi yang akan dilanjutkan ketua asosiasi pedagang Selasa malam.
Dalam kesempatan sosialisasi juga hadir dari lembaga keuangan perbankan yang akan membantu dan memfasilitasi asosiasi pedagang pasar tradisional untuk pendaftaran QRIS.
"Dapat kami sampaikan bahwa tidak ada biaya yang akan dipungut dalam proses pendaftaran menjadi merchant QRIS," ujarnya. (*)
Cek Berita dan Artikel Mudah Diakses di Google News