DLH Ungkap Aktivitas PETI Sebabkan Air Sungai Singkawang Keruh dan Berwarna Coklat

Emy menuturkan, pihaknya berupaya mencari solusi maupun cara untuk menanggulangi persoalan keruhnya air di sungai Singkawang ini.

Penulis: Rizki Kurnia | Editor: Rivaldi Ade Musliadi
TRIBUNPONTIANAK/RIZKI KURNIA
Kondisi terkini air di Sungai Singkawang yang keruh dan berwarna coklat. Minggu 22 Mei 2022. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SINGKAWANG - Kondisi air di Sungai Singkawang, Kalimantan Barat berberapa pekan belakangan ini keruh dan berwarna coklat.

Menurut penuturan Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Singkawang, Emy Hastuti, salah satu penyebab perubahan warna pada sungai Singkawang tersebut diakibatkan luapan aliran air pada aktivitas Penambangan Emas Tanpa Izin (PETI) di hulu sungai.

"Kita lihat akhir-akhir ini warna coklat, dan Tim Dinas LH sudah turun ke lapangan untuk melihat sumber keruhnya air satu diantaranya karena penambangan liar atau Peti," ujar Emi Hastuti, Minggu 22 Mei 2022.

Emy menuturkan, pihaknya berupaya mencari solusi maupun cara untuk menanggulangi persoalan keruhnya air di sungai Singkawang ini.

Menurutnya, hal ini menjadi pekerjaan rumah (PR) baginya dan jajarannya di Dinas Lingkungan Hidup.

Latih Kemampuan Hadapi Massa, Personel Polres Singkawang dan Polsek Jajaran Latihan Dalmas

Setidaknya, lanjutnya Emi, pihaknya akan berusaha meminimalkan akibat atau dampak dari aktivitas PETI di hulu sungai tersebut, hingga menyebabkan sungai di Singkawang keruh dan berwarna coklat.

"Memang dibutuhkan komitmen semua pihak untuk memikirkan lingkungan kita agar tidak semakin parah," katanya.

Terlebih Emi mengungkapkan, pencemaran lingkungan di Sungai Singkawang yang terjadi saat ini lebih parah dari yang dulu.

"Dulu tidak pernah terjadi, karena ada penampungan di daerah perternakan ayam sehingga tidak mengalir ke Sungai Singkawang. Sekarang ini daerah peternakan ayam mengakibatkan banyak ikan yang mati dan sebagainya," ungkapnya.

Sebagai tindakan cepat, pihaknya dalam waktu dekat akan menggelar rapat bersama jajarannya dan segera turun ke lapangan untuk memantau akvitias PETI tersebut.

"Pelaku PETI itu sendiri belum ada kesedaran lingkungan komitmen bersama bagaimana cara kita menjaga lingkungan terutana masalah air digunakan MCK," tukasnya. (*)

Cek Berita dan Artikel Mudah Diakses di Google News

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved