Rizal Azhari Sebut PLN Kalbar Akan Berada di Garda Terdepan Capai Target Net Zero Emission 2060 

Hal itu ia ungkapkan saat Groundbreaking Pembangkit Listrik Tenaga Surya Universitas Tanjungpura Pontianak sukses terlaksana di Jalan Prof Dr H Hadari

Penulis: Tri Pandito Wibowo | Editor: Hamdan Darsani
TRIBUNPONTIANAK/Maskartini
Groundbreaking Pembangkit Listrik Tenaga Surya Universitas Tanjungpura Pontianak sukses terlaksana di Jalan Prof Dr H Hadari Nawawi, Sabtu 21 Mei 2022. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Senior Manager Niaga dan Manajemen Pelanggan PLN Kalbar, Rizal Azhari mengatakan kebutuhan energi listrik masyarakat terus meningkat dari waktu ke waktu, seiring dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi masyarakat. 

Kebutuhan listrik saat ini kata Rizal tidak hanya dilihat dari faktor kecukupan daya saja, namun lebih pada kualitas serta sumber daya pembangkit yang digunakan.

Hal itu ia ungkapkan saat Groundbreaking Pembangkit Listrik Tenaga Surya Universitas Tanjungpura Pontianak sukses terlaksana di Jalan Prof Dr H Hadari Nawawi, Sabtu 21 Mei 2022. 

PLN Kalbar Prioritas Bangunan Jaringan Listrik di Perbatasan Wilayah Kapuas Hulu

"Kami menyadari bahwa pemanfaatan energi fossil yang kian menipis sebagai sumber daya pembangkit tentunya tidak sejalan dengan semangat pemerintah dalam pengembangan EBT yang menjadi prioritas penting sehingga peningkatan bauran EBT dalam penyediaan listrik nasional ditetapkan sebesar 23 persen pada tahun 2025," ujarnya.

Rizal mengatakan melalui upaya transformasi korporasi disegala lini, PT PLN (Persero) akan berada di garda depan dalam mencapai target net zero emission pada 2060.

Dalam transisi energi ini, tantangan sektor ketenagalistrikan akan menjadi semakin kompleks dan dituntut melakukannya tanpa membebani APBN dan masyarakat.

Sehingga target net zero emission pada 2060 seperti yang dicanangkan pemerintah mampu memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi Indonesia. 

"Kami menyadari bahwa untuk mewujudkan target tersebut bukanlah perkara yang mudah, untuk itu perlu dukungan seluruh elemen masyarakat, mulai  dari Pemerintah Pusat dan Daerah, Badan Legislatif, Perusahan Pemerintah maupun Swasta, termasuk pihak Akademisi salah satunya dengan akan dilaksanakannya proses Groundbreaking PLTS berkapasitas 1,5 MWp milik Universitas Tanjungpura ini," ujarnya.

Ia mengatakan untuk mendukung amanat pemerintah dalam pemanfaatan EBT, PT PLN (Persero) ke depannya akan menjadikan  EBT bukan hanya sebatas energi yang intermiten, melainkan sebagai pemikul beban dasar (baseload) yang akan bersaing dengan fossil fuel.

"Kami bertekad untuk menjadikan development and application renewabele energy sebagai kekuatan PLN untuk menjamin seluruh pelosok negeri menyala dengan listrik yang ramah lingkungan," ujarnya.

"Ke depan, the development and application of renewable energy ini bukan hanya semata-mata karena kebijakan pemerintah, bukan hanya karena international agreement tetapi karena Renewable Energy secara sistem, secara komersial, secara keekonomian memang superior, memang mampu bersaing dengan fossil fuel," harapnya.

Sebagai wujud komitmen tersebut, pada tahun 2030 PT PLN (Persero) akan mulai memensiunkan pembangkit-pembangkit tua yang subcritical.

Sementara dalam jangka pendek, pembangkit yang masih berbasis BBM impor dengan biaya yang sangat mahal, akan diganti dengan pembangkit-pembangkit berbasis renewable, dan baseload. 

"Kami terus berupaya untuk mengubah BBM yang mahal, impor, dan menimbulkan polusi, untuk secara penuh bergeser pada energi murah, berbasis kekuatan domestik, dan lebih ramah lingkungan," ujarnya.

Kami terus berkomitmen untuk menurunkan emisi karbon bukan hanya didasari kebijakan atau perjanjian internasional, tetapi untuk generasi yang akan datang agar bisa menikmati masa depan yang lebih baik dari generasi sekarang," ujarnya. (*)

Cek Berita dan Artikel Mudah Diakses di Google News

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved