Tinju Dunia
Kabar Tinju Dunia: Dmitry Bivol Malah Merana Usai Berhasil Buat Saul Canelo Alvarez Malu
Kekalahan pertama terjadi pada September 2013 silam atas Floyd Mayweather Jr yang kini sudah pensiun...
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Petinju asal Rusia, Dmitry Bivol mengejutkan dunia usai sukses mengalahkan sang raja tinju asal Meksiko, Saul Canelo Alvarez.
Petinju terbaik p4p itu pun harus lengser dari peringkat pertama setelah lama berada dipucuk.
Untuk diketahui, saat menghadapi Canelo, Bivol (20-0, 11 KO) menang dengan keputusan mutlak usai 12 ronde tuntas.
Tiga juri, Tim Cheatham, Dave Moretti dan Steve Weisfeld semuanya memberi skor 115-113 untuk Bivol.
Ketiga skor itu identik, memberikan Canelo empat ronde pertama, Bivol empat ronde berikutnya, Canelo ronde kesembilan dan Bivol ronde ke-10, 11, dan 12.
Para juri menempatkan Bivol memenangkan tujuh dari delapan ronde terakhir.
• Kabar Tinju: Gelar WBA Josh Taylor Dicopot! The Tartan Tornado Diminta Bersiap Hadapi Jose Zepeda
Setelah meraih kemenangan bersejarah November lalu dengan menjadi juara kelas menengah super pertama yang tak terbantahkan, Canelo (57-2-2, 39 KO) tidak mampu mengalahkan petinju Rusia berusia 31 tahun itu.
Ini merupakan rentetan kemenangan Bivol dalam tujuh tahun di tinju profesional dan sukses pertahankan gelar sabuk juara kelas berat ringan WBA yang Ia rebut 2017 silam.
Sementara bagi Canelo, ini kekalahan kedua sepanjang kariernya di tinju profesional.
Kekalahan pertama terjadi pada September 2013 silam atas Floyd Mayweather Jr yang kini sudah pensiun dengan status petinju tak terkalahkan.
Namun demikian, hingga usai dua minggu menang Dmitry Bivol malah merana.
Sang pemegang juara WBA World Light Heavy Title ini belum mendapat bayaran.
• Petinju Dunia yang kini Jadi Tentara Perang Ukraina Goda Tyson Fury Keluar dari Masa Pensiun

Bivol sebelumnya padahal telah mewanti-wanti hal ini kepada managernya.
Bivol mengatakan kepada agensi Rusia Tass bahwa dia belum mengumpulkan uang sebesar 5 juta Dollar yang dijaminnya untuk pertarungan melawan Canelo yang pada saat itu dianggap sebagai petarung terbaik di dunia dan pemimpin dalam peringkat pound-for-pound.
"Saya tidak dibayar, saya pikir sangat sulit untuk dibayar," tegas Bivol dalam wawancara.