Dihantam Sanksi Barat Akibat Serang Ukraina, Rubel Rusia Malah Perkasa Cetak Rekor 'Kalahkan' Dolar
Rubel adalah mata uang dengan kinerja terbaik di dunia tahun ini. Meski dihantam berbagai sanksi Barat imbas invasi Rusia ke Ukraina
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Amerika Serikat dan Barat menghantam Rusia dengan berbagai sanksi lantaran aksi sepihak Kremlin menginvasi Rusia.
Sanksi tersebut satu di antaranya menyasar mata uang Rusia, Rubel.
Namun, mata uang Rusia, Rubel, mencatatkan sejarah baru di tengah gempuran sanksi Barat, kini malah menguat.
• Perang Rusia Vs Ukraina Masih Berkecamuk, Negara Putin Ancam Kobarkan Pertempuran Baru di Eropa !
Tercatat Rubel kini di pasaran ditransaksikan melewati 64 per dolar Amerika Serikat (AS) pada Senin 16 Mei 2022.
Capaian itu, diketahui naik menuju level tertinggi hampir lima tahun terhadap Euro, didukung oleh berlanjutnya pembatasan pada perdagangan mata uang.
• Invasi Rusia ke Ukraina Terkini, 1,2 Juta Warga Sipil Terusir dari Rumah dan Dikirim ke Rusia ?
Rubel adalah mata uang dengan kinerja terbaik di dunia tahun ini.
Meskipun ini karena dukungan artifisial dari kontrol modal yang diberlakukan Rusia untuk melindungi sektor keuangannya pada akhir Februari setelah mengirim puluhan ribu tentara ke Ukraina.
Pada 0744 GMT, rubel menguat 0,9 % terhadap dolar di 63,96, melayang di dekat level terkuatnya sejak awal Februari 2020 di 62,6250, yang dicapai pada hari Jumat.
• NATO Gelar Latihan Perang Besar-besaran di Laut Hitam Dekat Ukraina - Rusia, Libatkan US Navy SEAL#
Terhadap euro, rubel naik 1 % menjadi 66,39, bertahan di dekat level terkuatnya sejak Juni 2017 di 64,9425, yang disentuh di Moscow Exchange pada hari Jumat.
Ketegangan geopolitik antara Moskow dan Barat dan kekhawatiran akan paket sanksi baru untuk menghukum Rusia atas apa yang disebutnya "operasi militer khusus" di Ukraina menjadi fokus. (*)
Materi di artikel ini juga telah tayang di laman kontan.co.id dengan judul Rubel Rusia Menuju Level Tertinggi dalam Hampir 5 Tahun Terhadap Euro