Pedagang Akui Tak Ada Imbas Wabah Penyakit Mulut dan Kuku pada Permintaan Daging Sapi
Selain pemerintah bertindak tegas ia juga meminta penjual untuk terbuka seandainya melihat ada yang aneh dari teknak yang didatangkan.
Penulis: Tri Pandito Wibowo | Editor: Try Juliansyah
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang terjadi di beberapa Kabupaten Aceh dan Kabupaten di Jawa Timur cukup mengkhawatirkan masyarakat Kalimantan Barat.
Stok daging sapi yang dijual di beberapa pasar di Kota Pontianak seperti Pasar Flamboyan merupakan daging yang didatangkan dari luar Kalbar yaitu pulau Jawa.
Hal ini diakui oleh penjual daging sapi di Pasar Flamboyan, Ai.
"Belum tau sih, tidak ada heboh terkait wabah penyakit hewan ternak. Saat ini harga daging sapi berkisar Rp 130 ribu per kilo," ujar pedagang pasar Flamboyan ini.
Seandainya ada wabah penyakit kata Ai yang enggan disebutkan nama lengkapnya ini, pemerintah harus bertindak melalui dinas terkait.
Baca juga: Owner Nunung Catering Minta Pemerintah Periksa Daging Sapi yang Dijual ke Pasar
"Pembeli juga belum ada yang bertanya atau ngeluh. Kita penjual kadang taunya cuma jualan. Tau nya kalau pas stok susah saja, jadi susah jualan dan harga mahal. Memang daging sapi yang dijual ini didatangkan dari Jawa dan Aceh," ujarnya.
Penjualan diakuinya masih normal dan tidak berpengaruh.
"Permintaan sudah mulai menurun, kemarin yang tinggi pas lebaran karena banyak yang membuat rendang," ujarnya yang enggan menyebut berapa penjualan per harinya.
Penjual lainnya Ardi mengaku tidak khawatir lantaran jika ada penyakit pastinya pemilik modal tidak sembarangan.
"Kita memang pedagang dadakan kalau orang pas pesan banyak kayak kemarin jualan di pasar kemuning pas lebaran. Tapi ini sapi yang kita jualkan dagingnya bagus kan nampak kuku dan kulitnya," ujarnya.
Selain pemerintah bertindak tegas ia juga meminta penjual untuk terbuka seandainya melihat ada yang aneh dari teknak yang didatangkan.
"Kita bisnis juga tapi harus memikirkan orang banyak. Urusan jualan ini dunia akhirat, masak mikirkan keuntungan dari pada kesehatan. Dinas juga harus menjelaskan akibat jika memakan daging wabah tersebut, apa dampaknya," tutupnya. (*)
(Simak berita terbaru dari Pontianak)