IDUL FITRI

Budaya dan Tradisi Meriam Karbit di Pontianak yang Terus Dilestarikan

Begitulah cara warga memainkan benda yang dikenal dengan nama meriam karbit. Meriam tersebut terbuat dari kayu mabang atau meranti dengan ukuran diame

Penulis: Muhammad Rokib | Editor: Rivaldi Ade Musliadi
TRIBUNPONTIANAK/DESTRIADI YUNAS JUMASANI
Kadisporapar Kalbar Windy Prihastari bersama Sekda Kalbar dr Harisson mencoba permainan meriam karbit yang akan menyemarakkan tradisi perayaan Idulfitri di Kampung Tambelan Sampit, Jalan Tanjung Raya I, Kota Pontianak, Kalimantan Barat, Rabu 27 April 2022 malam. Meski tidak adanya festival meriam karbit, pemerintah memperbolehkan adanya permainan meriam karbit saat malam Idulfitri. 

"Kalau masyarakat ingin memainkan meriam karbit silakan, tetapi tahun ini kita tidak menggelar festival seperti tahun-tahun sebelumnya," katanya.

Sejak awal pandemi Covid-19, yakni tahun 2020 festival yang banyak menyedot perhatian masyarakat ini sementara ditiadakan. Langkah itu diambil sebagai upaya mencegah kerumunan orang di tengah kondisi pandemi Covid-19.

"Insya Allah tahun depan kita akan gelar supaya lebih meriah lagi," ucap Edi.

Kadisporapar Kalbar Windy Prihastari bersama Sekda Kalbar dr Harisson mencoba permainan meriam karbit yang akan menyemarakkan tradisi perayaan Idulfitri di Kampung Tambelan Sampit, Jalan Tanjung Raya I, Kota Pontianak, Kalimantan Barat, Rabu 27 April 2022 malam. Meski tidak adanya festival meriam karbit, pemerintah memperbolehkan adanya permainan meriam karbit saat malam Idulfitri.
Kadisporapar Kalbar Windy Prihastari bersama Sekda Kalbar dr Harisson mencoba permainan meriam karbit yang akan menyemarakkan tradisi perayaan Idulfitri di Kampung Tambelan Sampit, Jalan Tanjung Raya I, Kota Pontianak, Kalimantan Barat, Rabu 27 April 2022 malam. Meski tidak adanya festival meriam karbit, pemerintah memperbolehkan adanya permainan meriam karbit saat malam Idulfitri. (TRIBUNPONTIANAK/DESTRIADI YUNAS JUMASANI)

Meski permainan rakyat yang dimainkan di tepian Sungai Kapuas ini diperkenankan, namun Edi berharap masyarakat tetap menjaga protokol kesehatan mengingat pandemi Covid-19 belum berakhir. Apabila ada warga yang merasa sakit atau tidak enak badan, sebaiknya tidak ikut memainkan atau menyaksikan permainan berbahan bakar karbit tersebut.

"Artinya warga masyarakat yang merasa sakit, kalau bisa jangan memaksakan diri untuk datang nonton atau berkerumun. Sebaiknya istirahat di rumah saja untuk mengembalikan stamina," imbaunya.

Sebagian besar komunitas pemain meriam karbit berada di Wilayah Pontianak Timur, Selatan dan Tenggara, terutama mereka yang bermukim di tepian Sungai Kapuas. Permainan tradisional yang sudah lama ada ini merupakan salah satu aset yang dimiliki Kota Pontianak dan hanya satu-satunya di dunia meriam karbit sebesar ini.

"Permainan meriam karbit ini perlu kita lestarikan agar budaya yang kita miliki tidak punah ditelan zaman," pungkasnya. (*)

(Simak berita terbaru dari Pontianak)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved