Pesona Air Terjun Sarai Berunyau, Wisata Unggulan Riam Piyang Kapuas Hulu
Untuk mengakses lokasi dengan jarak sekitar 3,8 kilo meter dari Desa Riam Piyang untuk sampai ke lokasi pengunjung bisa melalui jalur sungai dan darat
Penulis: Tri Pandito Wibowo | Editor: Try Juliansyah
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, KAPUASHULU - Jauh dari hingar bingar kendaraan saatnya melepas aktivitas melelahkan, memasuki hutan disambut kemericik air yang turun dari tebing bertingkat.
Kedamaian menghampiri saat menginjakkan kaki ke objek wisata Air Terjun Berunyau, Desa Riam Piyang, Kapuas Hulu.
Air Terjun Berunyau atau Sarai Berunyau saat ini menjadi salah satu objek wisata terpopuler di Kapuas Hulu. Objek wisata ini menjadi penopang perekonomian masyarakat sekitar ditengah penertiban PETI dan lesunya harga karet.
Wisata ini pun tidak pernah sepi pengunjung terutama saat weekend, hari besar dan tahun baru. Objek wisata ini sudah ada sejak dulu, namun karena aksesnya ditengah hutan belantara keberadaannya baru populer pada tahun 2017.
• Thomas Dananjaya Terkesan Wisata Kuliner Kota Pontianak
Sarai Berunyau diresmikan oleh Bupati Kapuas Hulu, AM Nasir dan sudah tertata dengan fasilitas yang ada. Untuk mengakses lokasi dengan jarak sekitar 3,8 kilo meter dari Desa Riam Piyang untuk sampai ke lokasi pengunjung bisa melalui jalur sungai dan darat.
Pengunjung membutuhkan waktu sekitar 45 menit jika melalui jalur sungai. Wisata ini mempunyai daya tarik tersendiri bagi para pengunjung, dengan pesona air terjun dan bebatuan besar ditemani gemericik air yang membawa kedamaian jiwa.
Pengunjung juga sangat dimudahkan lantaran sudah bisa mengakses jalur darat dengan waktu tempuh sekitar 20 menit.
Salah satu pengunjung, Nissa (27) mengaku untuk pertama kalinya mengunjungi objek wisata dengan hutan eksotis ini.
"Sesuai ekspektasi, perjalanannya seru. Tidak menyesal meski capek namun terbayarkan dengan sentuhan alam. Airnya bersih dan bisa menjadi tempat tujuan wisata keluarga," ujar warga Mempawah yang berkeluarga di Kapuas Hulu.
Pengelola Wisata Air Terjun Berunyau, Syaharman (65) mengatakan sebelum diresmikan oleh Bupati Kapuas Hulu objek wisata ini belum terlalu mendapat perhatian terlebih aksesnya masih hutan belukar.
Ia menceritakan sejak tempat ini difokuskan menjadi salah satu unggulan desa, Cik Feri sapaan akrabnya mengatakan masyarakat membentuk kelompok untuk mengembangkan obyek wisata.
Masing-masing kata dia sudah mendapatkan tugas dan tanggungjawab sesuai porsinya. Sehingga saat ini sudah ada tugas masing-masing seperti menjaga keamanan, kebersihan dan lain-lain.
Pengelolaan kata Syaharman dimulai pada 15 Februari 2017 lalu. Sejak dikelola wisata ini termasuk populer dengan jumlah pengunjung yang tidak ada sepinya.
Ditengah anjloknya harga karet sektor pariwisata benar-benar digalakkan masyarakat untuk membantu perekonomian keluarga. Apalagi pada setiap momen seperti hari besar, pengurus mengisi acara dengan artis lokal dan menarif tiket masuk.
• 10 Daftar Lokasi Wisata Paling Populer di Dunia ! Dua Diantaranya Bali Indonesia dan Dubai UEA
Dahulu masyarakat hampir setiap sabtu-minggu melakukan gotong royong. Sepanjang perjalanan ke lokasi pengunjung akan melihat kebun karet yang menjadi sumber pendapatan warga.
Untuk pembangunan badan jalan yang memudahkan akses pengunjung ke lokasi terbantu karena adanya pembangunan jalan menuju perkebunan dengan menggunakan dana dari desa.
Fasilitas penunjang yang ada saat ini sudah cukup baik. Dulu pengunjung harus mengeluarkan biaya Rp300 ribu per speadboat untuk merasakan damainya bercengkerama dengan alam.
Saat ini biaya lebih murah dengan menggunakan kendaraan roda dua atau roda empat. Pengunjung wisata Air Terjun Berunyau Syaharman tidak menentu, untuk moment hari libur atau hari besar seperti lebaran pengunjung bisa meningkat drastis.
"Pengujung wisata ini pernah diatas 4000 lebih. Untuk tiket masuk ke wisata ini Syaharman mengatakan, dihari biasa kita hanya perlu mereguh kocek Rp5.000, sedangkan weekend atau hari tertentu Rp20.000," jelasnya.
Wisata air terjun memiliki fasilitas berupa panggung dan juga kursi untuk bersantai. Namun kata Syaharman, para pengunjung lebih memilih untuk bersantai lesehan dan membawa alas dari rumah.
"Dari tahun ke tahun pengunjung wisata air terjun berunyau mengalami peningkatan pengunjung, dan yang paling ramai yaitu pada tahun 2020 dan 2021," ujarnya.
Wisata ini memiliki pengaruh terhadap perekonomian desa, pundi rupiah dari wisata tersebut yang masuk ke desa digunakan untuk merehabilitasi fasilitas yang ada dan juga membangun fasilitas yang belum ada di wisata tersebut.
Untuk pengelolaan hasil wisata ini kata Syaharman, para pengurus menerapkan sistem bagi hasil. Sehingga semua masyarakat yang ingin berpartisipasi dalam kepanitiaan akan dilibatkan semuanya.
"Sehingga nanti hasilnya akan dibagi ke panitia dan juga pengurus. Hal tersebut cukup membantu masyarakat walaupun hanya pada saat hari-hari besar mereka bisa mendapat lonjakan pengunjung," ujarnya.
Ia mengaku, dalam beberapa tahun terakhir ini, belum ada perhatian dari pemerintah terhadap wisata Air Terjun Berunyau termasuk pengembangan kedepannya.
Untuk meningkatkan fasilitas yang ada memang perlu dana yang besar, sehingga perlu dukungan pemerintah untuk membantu dalam pembangunan dan pengembangan wisata tersebut
Syaharman mengungkapkan masih banyak fasilitas yang di dambakan. Diharapkan dengan adanya fasilitas baru, bisa menjadi magnet untuk menarik para pengunjung meramaikan wisata air terjun berunyau ini.
"Fasilitas yang diperlukan seperti meja dan kursi untuk para pengunjung bersantai, panggung yang lebih besar untuk acara di hari besar, dan masih banyak lagi, " ujarnya. (*)
(Simak berita terbaru dari Kapuas Hulu)