Manggala Agni Daops Pontianak Turut Berjibaku Padamkan Karhutla di Mempawah
Manggala Agni yang berada di pondok kerja Kabupaten Landak juga dikerahkan untuk membantu melakukan pemadaman di Desa Anjongan Dalam dan untuk melakuk
Penulis: Ramadhan | Editor: Hamdan Darsani
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, MEMPAWAH - Kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di wilayah Kabupaten Mempawah masih terjadi.
Untuk itu Tim Manggala Agni Kemen-LHK bersama-sama dengan BPBD Kabupaten Mempawah, Brigade KPH Mempawah, TNI, Polri, satgas damkar dari Perusahaan perkebunan sawit dan masyarakat bahu membahu untuk melakukan pemadaman di beberapa desa di Kabupaten Mempawah yang terjadi karhutla.
"Kami fokus melakukan pemadaman di lokasi yang sudah mendekati ke pemukiman serta di pinggir jalan raya, dimana asap dari karhutla sangat membahayakan bagi para pengguna jalan seperti yang terjadi di Desa Galang Sungai Pinyuh," ujarnya.
"Di Desa Galang ini kami telah melakukan pemadaman mulai tanggal 30 Maret sampai tanggl 2 April 2022, bersama-sama dengan BPBD, KPH, TNI, Polri, Satgas Damkar perusahaan serta masyarakat," ujar Kepala Manggala Agni Daops Pontianak, Taufikurohman, Minggu 3 April 2022.
• Penjual Daging di Pasar Sebukit Rama Mempawah Ucap Syukur Jualannya Laris Manis
Dikatakan Taufikrohman, dikarenakan banyaknya titik api di beberapa lokasi, maka Manggala Agni yang berada di pondok kerja Kabupaten Landak juga dikerahkan untuk membantu melakukan pemadaman di Desa Anjongan Dalam dan untuk melakukan mopping up di Desa Galang.
"Sementara untuk luasan kebakaran belum diketahui secara pasti karena cukup luas, rencananya kami dari Manggala Agni Pontianak melakukan pengukuran di lapangan dengan menggunakan drone," kata dia.
Taufik juga mengaku belum mengetahui secara pasti penyebab lahan tersebut kebakaran.
"Penyebabnya belum diketahui, kendati begitu, saya mengimbau dan mengingatkan kepada masyarakat agar tidak membuang puntung rokok sembarangan sebab dilahan gambut ketika musim panas (kering) akan sangat mudah terbakar juga agar tidak membersihkan lahannya dengan cara di bakar, kalau sudah apinya menjalar kemana mana karena disertai dengan angin kencang, bahan bakarannya kering maka akan terjadi kebakaran yang meluas," katanya.
"Kalau akibat dan bahaya dari karhutla ini sangat besar kerugiannya diantaranya yakni kesehatan terganggu, pemukiman penduduk juga terancam, transportasi terganggu baik transportasi darat, sungai maupun udara," terangnya lagi.
Lebih lanjut Taufik juga mengatakan, di lokasi pemadaman saat itu juga ditinjau langsung oleh Kepala Balai Pengendalian Perubahan Iklim Kebakaran Hutan dan Lahan (BPPIKHL) Wilayah Kalimantan, Johny Santoso.
“Berdasarkan penuturan dari BPPIKHL, Hotspot atau titik panas yang terpantau oleh satelit beberapa hari terakhir ini memang terpantau berulang di wilayah ini (Galang), maka beliau perintahkan kepada Mangala Agni Daops Pontianak agar segera melakukan upaya-upaya penanganan karhutla secara maksimal," terangnya. (*)
[Update Informasi Seputar Kabupaten Mempawah]