Jaga Kualitas Udara dan Kualitas Air, Bersama Tanam Pohon
Setelah menanam, pihaknya juga merawatnya dengan memonitoring yang bekerja sama dengan Dinas Lingkungan Hidup dan lainnya.
Penulis: Faisal Ilham Muzaqi | Editor: Try Juliansyah
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Pada puncak peringatan hari air se-dunia berbagai komunitas dan mahasiswa beserta BWS Kalimantan I Pontianak serta Pemerintah Kota Pontianak dan Dinas PUPR melakukan aksi penanaman pohon.
Penanaman pohon tersebut bertujuan untuk melestarikan air tanah agar Berkesinambungan.
Ketua Sanggar Cinta Tanah dan Air Khatulistiwa (SANGSAKHA) Kalimantan Barat, Vivi Norvika menyampaikan, bahwa pihaknya juga berpartisipasi untuk menanam pohon yang merupakan salah satu upaya untuk melestarikan air tanah.
Ia menerangkan, penanaman pohon ini pun juga merupakan salah satu program kegiatan yang dilaksanakan oleh SANGSAKHA. Selain itu, program lainnya adalah bersih-bersih sungai dan parit.
• Pertamina Pastikan Stok Solar Jelang Puasa dan Lebaran di Kalbar Aman
"Dengan menanam pohon menjaga kualitas udara dan menjaga kualitas air tanah. Sebagaimana kita tahu bahwa ketika menanam pohon, maka akar-akar pohon itu mampu untuk menjaga serap air," ujarnya, usai menanam pohon di kawasan Tugu Khatulistiwa yang merupakan titik nol derajat di Kota Pontianak Kalimantan Barat, Rabu 30 Maret 2022.
Untuk itu, ia mengajak kepada seluruh masyarakat untuk bersama-sama melakukan penanaman pohon
Sementara itu, perwakilan dari Komunitas Suka Menanam Pohon, Mak Sri sapaan akrabnya juga menyampaikan, bahwa pohon merupakan sumber oksigen bagi makhluk hidup termasuk manusia.
"Karena itu, kita harus menyediakan oksigen untuk anak cucu kita dengan cara penanaman pohon. Maka kita harus asik menanam pohon dan menanam pohon itu tidak hanya pada saat event saja, tapi setiap Minggu dan setiap kita sempat, kita menanam pohon di sekitar kota Pontianak," kata Mak Sri yang juga sebagai ketua Wanita FKPPI Provinsi Kalbar.
Setelah menanam, pihaknya juga merawatnya dengan memonitoring yang bekerja sama dengan Dinas Lingkungan Hidup dan lainnya.
"Jika pohon yang ditanam itu mati, maka kita tanam lagi dan seterusnya. Dan yang tergabung dala komunitas kami disini adalah kaum emak-emak yang biasanya sebelum menanam pohon, kita nari dulu, barulah setelah itu menanam pohon," ungkapnya.
Menurutnya, kita harus suka menanam pohon untuk regenerasi.
"Emak-emak saja suka menanam pohon kenapa anak muda tidak," jelasnya.
Adapun pohon yang ditanam biasanya adalah pohon petai, jengkol dan buah-buahan lainnya. (*)
(Simak berita terbaru dari Pontianak)