Ramadhan Kareem

Bolehkah Ibu Hamil Berpuasa Selama Bulan Ramadhan? Penjelasan Sisi Kesehatan dan Menurut Islam

Namun ibu hamil yang tidak berpuasa tetap wajib mengganti amalan puasanya di bulan Ramadan dengan meng-qodho' puasa atau membayar fidyah di hari-hari

Editor: Dhita Mutiasari
AFP
Ilustrasi wanita hamil - Bolehkah Ibu Hamil Berpuasa Selama Bulan Ramadhan? 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID -  Kewajiban umat Muslim di bulan Ramadan adalah menjalankan ibadah puasa selama sebulan penuh.

Saat berpuasa, seseorang harus menahan lapar dan haus setidaknya selama 12 jam.

Namun, ada beberapa golongan yang diberikan keringanan untuk tidak melakukan puasa, beberapa di antaranya adalah wanita hamil dan wanita yang sedang menyusui. 

Bagaimana jika wanita hamil tetap ingin melakukan ibadah puasa?

Dilihat dari segi hukum Islam, ibu hamil diberikan keringanan untuk tidak berpuasa.

Terutama jika sang ibu mengkhawatirkan kondisi kesehatan dan janin yang sedang dikandungnya.

Namun ibu hamil yang tidak berpuasa tetap wajib mengganti amalan puasanya di bulan Ramadan dengan meng-qodho' puasa atau membayar fidyah di hari-hari setelahnya. 

Bolehkan Menunda Haid saat Puasa Ramadhan ? Penjelasan Hukum Mengkonsumsi Obat Penunda Haid

Sementara itu, dari sisi kesehatan, para ahli kesehatan menganjurkan agar ibu hamil tidak berpuasa terlebih dahulu apabila usia kandungan masih menginjak trimester pertama.

Ibu hamil boleh puasa atau tidak?

Dari kacamata kesehatan, boleh tidaknya ibu hamil menjalankan ibadah puasa sebaiknya didiskusikan dengan dokter atau bidan yang menangani.

Dilansir dari Tommy’s, dokter atau bidan biasanya memberikan lampu hijau bagi ibu hamil untuk berpuasa apabila kondisi fisik ibu hamil dan janin dalam kandungan prima dan tahap kehamilan masih memungkinkan.

Sebaliknya, ibu hamil umumnya tidak dianjurkan puasa apabila ada potensi komplikasi yang membahayakan keselamatan ibu dan calon bayi di dalam kandungan.

Contohnya, jika ada masalah seperti diabetes gestasional, tekanan darah tinggi, bobot janin di dalam kandungan di bawah normal, cuaca saat puasa sangat panas serta rawan dehidrasi, dan sebagainya.

Amalan-amalan yang Bisa Dilakukan Wanita Haid saat Ramadhan Agar Tetap Mendapatkan Pahala

Studi terkait ibu hamil dan puasa dari sisi Kesehatan

Sejumlah penelitian terkait puasa selama kehamilan hingga kini masih berlangsung. Di luar itu, beberapa studi tentang ibu hamil dan puasa hasilnya bervariasi.

Ada beberapa bukti yang menunjukkan ibu hamil yang berpuasa memiliki plasenta yang lebih kecil atau bayi dengan berat badan lebih rendah dibandingkan ibu hamil yang tidak berpuasa.

Selain itu, puasa dikhawatirkan meningkatkan risiko dehidrasi pada ibu hamil, tertutama jika Ramadhan berlangsung di musim panas atau kemarau panjang. Kondisi ini bisa memengaruhi fungsi ginjal dan cairan ketuban berkurang.

Namun, ada juga penelitian yang membuktikan puasa Ramadhan tidak berdampak signifikan pada kesehatan ibu hamil dan janin di dalam kandungan.

Menurut studi tersebut, dampak puasa pada kehamilan sangat tergantung dengan kondisi kesehatan ibu, tahap kehamilan, dan cuaca saat Ramadhan.

Dibutuhkan lebih banyak penelitian untuk memahami bagaimana dampak puasa terhadap kesehatan ibu hamil dan janin di dalam kandungan.

Apakah Menelan Ludah Dapat Membatalkan Puasa? Cek Penjelasan Hukum Menelan Air Liur saat Berpuasa

Menurut Sisi Agama

Dilansir dari laman resmi Lembaga Fatwah Mesir, Dr Ali Jumah Muhammad mengatakan, jika wanita tersebut mampu menjalani puasa tanpa khawatir akan kondisi diri dan kandungannya, maka ia diwajibkan untuk berpuasa.

Namun, jika ia khawatir akan dirinya atau kondisi kandungannya maka ia diperbolehkan untuk tidak puasa.

Diperbolehkannya wanita hamil untuk tidak berpuasa juga terdapat dalam hadis berikut:

"Sesungguhnya Allah SWT memberi kemurahan kepada musafir untuk tidak puasa dan mengqashar shalat, juga memberi kemurahan kepada wanita hamil dan menyusui untuk tidak puasa," (HR. al-Turmudzi)

Mengganti Puasanya

 Dr Ali Jumah juga menyebut bahwa mereka diwajibkan untuk mengganti puasa tersebut.

Beberapa pendapat lain mengatakan, bahwa jika wanita tersebut tidak puasa karena khawatir akan bahaya yang menimpa kandungannya maka ia juga diharuskan membayar fidiah, selain mengganti puasa.

Hal ini sebagaimana dikatakan oleh Abdurrahman al-Juzairi dalam al-Fiqh 'ala Madzahib al-Arba’ah:

"Madzhab syafii berpendapat, bahwa perempuan hamil dan menyusui ketika dengan puasa khawatir akan adanya bahaya yang tidak diragukan lagi, baik bahaya itu membahayakan dirinnya beserta anaknya, dirinya saja, atau anaknya saja. Maka dalam ketiga kondisi ini mereka wajib meninggalkan puasa dan wajib menggantinya," tulis al-Juzairi.

"Namun dalam kondisi ketiga yaitu ketika puasa itu dikhawatirkan membayahakan anaknya saja maka mereka juga diwajibkan membayar fidyah," sambungnya.

Kapan pembayaran fidyah (denda)

Sementara itu, fidiah yang harus dibayarkan adalah membagikan makanan pokok sebesar satu mud (6-7 ons) untuk satu hari yang ditinggalkan kepada fakir miskin.

Jika puasa yang ditinggalkan sebanyak 7 hari, maka ia harus membayar fidiah sebesar 7 mud dan boleh diberikan hanya pada satu fakir miskin.

Terkait waktu pembayarannya, para ulama sepakat bahwa fidyah harus dibayarkan selama bulan Ramadhan 2021, tidak sah jika dibayarkan sebelum memasuki bulan Ramadhan 2021.

Hal itu sebagaimana dikatakan oleh Imam an-Nawani dalam al-Majmu':

"Tidak sah hukumnya bagi lansia, wanita hamil, dan orang sakit yang tak mampu menjalani puasa, untuk mengeluarkan fidiah sebelum Ramadhan 2021."

Cara Membayar Fidyah Karena Tidak Mampu Puasa Ramadhan

Menunaikan puasa di bulan Ramadan merupakan kewajiban bagi seluruh umat muslim. 

Namun ada beberapa kondisi yang mengakibatkan seorang muslim tidak bisa melaksanakan puasa sebagaimana mestinya.

Seperti orang yang berusia lanjut atau tua renta yang sudah tidak mampu puasa, serta orang yang sakit parah dan sakitnya tidak kunjung sembuh.

Allah SWT senantiasa memberikan keringanan kepada orang-orang yang tidak bisa menjalankan puasa.

- Doa Niat Puasa Ramadhan atau Doa Sahur Puasa Ramadan

- Lafal Doa Malam Lailatul Qadar Ramadan, Memohon Kepada Allah SWT agar Dijauhkan Siksa Api Neraka

Namun meski diberi keringanan, orang tersebut tetap haru melunasi utang puasanya di luar bulan Ramadan.

Salah satu cara melunasi utang puasa Ramadan adalah dengan membayar Fidyah puasa.

Ada banyak sekali hukum membayar fidyah dalam Islam, sehingga tidak serta-merta bisa membayar fidyah sesuai keinginan.

Perintah untuk membayar fidyah puasa diberikan pada orang yang tidak dapat melaksanakan puasa.

Allah SWT berfirman:

وَعَلَى الَّذِينَ يُطِيقُونَهُ فِدْيَةٌ طَعَامُ مِسْكِينٍ

Artinya: “Dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa) membayar fidyah, (yaitu): memberi makan seorang miskin.” (QS. Al-Baqarah: 184)

Hendaknya seseorang yang membayar fidyah puasa untuk memberikan kepada orang miskin sebagaimana Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma mengatakan:

هُوَ الشَّيْخُ الْكَبِيرُ وَالْمَرْأَةُ الْكَبِيرَةُ لاَ يَسْتَطِيعَانِ أَنْ يَصُومَا ، فَلْيُطْعِمَانِ مَكَانَ كُلِّ يَوْمٍ مِسْكِينًا

Artinya: “Yang dimaksud dalam ayat tersebut) adalah untuk orang yang sudah sangat tua dan nenek tua, yang tidak mampu menjalankannya, maka hendaklah mereka memberi makan setiap hari kepada orang miskin.” (HR. Bukhari no 4505).

Pada dasarnya, membayar fidyah puasa adalah mengganti puasa yang ditinggalkan dengan memasak makanan untuk orang miskin.

Dirangkum dari berbagai sumber, berikut tata cara membayar fidyah puasa:

Orang yang akan membayar fidyah puasa memasak makanan sejumlah banyak hari puasa yang ditinggilkan.

Setelah itu orang tersebut mengundang orang miskin tersebut seperti yang dilakukan oleh Anas bin Malik saat sudah tak mampu berpuasa di usia lanjut. (Irwaul Gholil, 4/21-22)

Orang yang membayar fidyah puasa memberikan makanan yang belum dimasak dan sesuatu yang bisa menemani makanan tersebut (lauk pauk) agar lebih sempurna.

Waktu untuk Membayar Fidyah Puasa

Ada dua hal yang perlu diperhatikan oleh umat muslim yang hendak membayar fidyah puasa, sebagai berikut:

Membayar fidyah baru dapat dilakukan oleh seseorang apabila pada hari tersebut sudah tidak bisa melaksanakan puasa wajib.

Seseorang tersebut juga diperbolehkan untuk baru membayar fidyah puasa di akhir bulan Ramadhan.

Hal ini adalah cara yang diterapkan oleh Anas bin Malik.
Seseorang belum boleh untuk membayar fidyah puasa apabila belum memasuki bulan Ramadhan.

Misalnya, orang yang sedang sakit saat bulan Sya’ban namun telah membayar fidyah puasa.

Hal ini dikarenakan bulan Ramadhan belum tiba dan bisa saja saat bulan Ramadhan, orang tersebut sudah bisa melaksanakan puasa seperti orang sehat lainnya.

Membayar Fidyah Puasa dengan Uang

Beberapa ulama memiliki pendapat yang berbeda terkait membayar fidyah puasa dengan uang.

1.Tidak diperbolehkan membayar fidyah dengan uang

Allah SWT berfirman:

فِدْيَةٌ طَعَامُ مِسْكِينٍ

Artinya: “Membayar fidyah dengan memberi makan pada orang miskin.” (QS. Al-Baqarah: 184)

Banyak kadar yang dapat diberikan adalah 1,5 sho’ dari makanan pokok yang dikeluarkan sejumlah puasa yang ditinggalkan.

2. Boleh membayar fidyah puasa dengan uang

Sebuah fatwa dari al-Azhar yang diberikan oleh Syaikh Hasanain Muhammad Makhluf menjelaskan bahwa dibolehkan untuk membayar fidyah dengan uang.

Hal ini dijelaskan bahwa fidyah merupakan memberikan makanan kepada orang miskin atau memberikan bahan pangan atau membayar nilainya.

Tips puasa bagi ibu hamil

Apabila dokter dan bidan sudah menyatakan ibu hamil boleh menjalankan puasa, ada beberapa tips sehat yang bisa dijajal.

Dilansir dari British Nutrition Foundation, berikut beberapa di antaranya:

- Pastikan ibu hamil tidak memaksakan diri. Selalu perhatikan kondisi tubuh.

- Segera berbuka atau batalkan puasa jika merasa pusing, sakit kepala, lemas, mulut kering, urine berwarna gelap, atau bingung

- Di trimester akhir kehamilan, ibu hamil yang berpuasa wajib ekstra hati-hati karena kebutuhan tubuh butuh 200 kalori ekstra

- Banyak istirahat karena tubuh dalam kondisi minim asupan energi

- Jangan lupa mengonsumsi suplemen yang direkomendasikan dokter

- Konsumsi asupan bergizi lengkap dan seimbang. PIlih makanan yang mengandung indeks glikemik rendah seperti gandum utuh dan nasi merah, kacang-kacangan, makanan tinggi protein seperti telur dan daging

- Untuk mencegah dehidrasi, pastikan ibu hamil minum banyak cairan selama sahur dan buka puasa

- Hindari asupan berkafein seperti teh, cokelat, kopi, soda karena bisa menyebabkan sering kencing dan memicu dehidrasi

- Hindari gorengan, makanan berminyak, terlalu asam, dan terlalu pedas karena bisa menyebabkan gangguan pencernaan

- Jangan terlalu banyak makan dan minum asupan terlalu manis, karena bisa membuat Anda rawan lemas

Jika ibu hamil diberi rekomendasi atau boleh menjalankan puasa dan tapi merasa tidak enak badan, segera batalkan puasa dan hubungi bidan atau dokter yang menangani.

Sebagian artikel telah tayang pada di Kompas.com dengan judul "Ibu Hamil Boleh Puasa atau Tidak?" dan Tribunnews.com dengan judul "Apa Hukumnya Meminum Obat Penunda Haid Demi Bisa Puasa Selama 30 Hari Ramadan?".

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved