Kepala Kemenag Mempawah Sebut Vaksinasi Sebagai Wujud Ikhtiar Menjaga Nyawa
Setiap ajaran agama pasti akan mengajarkan hal yang terbaik bagi umatnya. Hal yang perlu diperhatikan bagi umat beragama
Penulis: Ramadhan | Editor: Try Juliansyah
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, MEMPAWAH - Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Mempawah, Hasib Arista, menyebut vaksinasi merupakan wujud dari ikhtiar menjaga nyawa.
Hal itu ia katakan ketika menjadi narasumber pada kegiatan Tatap Muka Kapolres Mempawah dengan Purnawirawan dan Warakawuri Polri se-Kabupaten Mempawah yang dilanjutkan dengan kegiatan Asistensi Pokdar Kamtibmas, di Gedung Mempawah Convention Center, Rabu 23 Maret 2022 pagi.
“Dalam ajaran Islam menjaga kesehatan/menjaga nyawa (hifzu al-Nafs) atas diri sendiri dan orang lain termasuk salah satu bagian dari Tujuan Syariat Islam (Maqashid Syariah). Karena itu vaksinasi merupakan sebagai salah satu tindakan medis untuk mencegah terjangkitnya penyakit dan penularan Covid-19 menjadi bagian dari bentuk menjaga nyawa (hifzu al-Nafs),” ujar Kepala Kemenag Mempawah yang dilantik belum lama ini.
Dalam kegiatan yang dihadiri ratusan pensiunan Polri se-Kabupaten Mempawah itu, Hasib mengajak seluruh elemen masyarakat, para pensiunan, tokoh agama, tokoh masyarakat untuk mengkampanyekan bahwa vaksinasi itu sangat dianjurkan dalam menyukseskan program pemerintah.
• Muhammad Pagi Terima Tiga Kafilah Mempawah yang Akan Mewakili Kalbar Mengikuti FASI Tingkat Nasional
Dikatakannya, vaksinasi tidaklah bertentangan dengan ajaran agama apapun yang ada di Indonesia.
'Tujuan pemerintah melaksanakan vaksinasi itu adalah untuk menciptakan herd immunity, kekebalan kelompok masyarakat untuk mencegah terjadinya penyakit tertentu pada seseorang, masyarakat/populasi, bahkan melenyapkan penyakit tertentu dari dunia," terangnya.
Hasib juga mengutip ayat al-Quran dalam surah al-Baqarah ayat 195 yang menyatakan, “...dan janganlah kamu jatuhkan (diri sendiri) ke dalam kebinasaan dengan tangan sendiri, dan berbuat baiklah. Sungguh, Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik".
“Setiap ajaran agama pasti akan mengajarkan hal yang terbaik bagi umatnya. Hal yang perlu diperhatikan bagi umat beragama, bahwa dalam menerima setiap informasi maka diperlukan untuk melakukan proses tabayyun, klarifikasi dengan merujuk pada pandangan dan pendapat dari pihak yang otoritatif,” pungkas Hasib. (*)
(Simak berita terbaru dari Mempawah)