Khazanah Islam

Khutbah Jumat Nisfu Syaban 2022 Khutbah Pertama dan Kedua : Keistimewaan Malam Nisfu Syaban

Dalam kalender tercantung malam nisfu syaban jatuh pada malam Jumat 17 Maret 2022 dan hari Jumat tepat hari nisfu syaban.

Penulis: Madrosid | Editor: Madrosid
Kolase / Tribunpontianak.co.id / sid / twibbonize
Bulan Syaban dan datangnya nifsu syaban 

Karena letaknya yang mendekati bulan Ramadhan, bulan Sya’ban memiliki berbagai hal yang dapat memperkuat keimanan.

Umat Islam dapat mulai mempersiapkan diri menjemput datangnya bulan termulia dengan penuh suka cita dan pengharapan anugerah dari Allah SWT karena telah mulai merasakan suasana kemuliaan Ramadhan.

Rasulullah pernah bersabda: 

عن أُسَامَةُ بْنُ زَيْدٍ قَالَ قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ لَمْ أَرَكَ تَصُومُ شَهْرًا مِنْ الشُّهُورِ مَا تَصُومُ مِنْ شَعْبَانَ قَالَ ذَلِكَ شَهْرٌ يَغْفُلُ النَّاسُ عَنْهُ بَيْنَ رَجَبٍ وَرَمَضَانَ وَهُوَ شَهْرٌ تُرْفَعُ فِيهِ الْأَعْمَالُ إِلَى رَبِّ الْعَالَمِينَ فَأُحِبُّ أَنْ يُرْفَعَ عَمَلِي وَأَنَا صَائِمٌ  

”Usamah bin Zaid berkata, ‘Wahai Rasululllah aku tidak pernah melihat engkau berpuasa sebagaimana engkau berpuasa pada bulan Sya’ban. Nabi membalas, “Bulan Sya'ban adalah bulan yang biasa dilupakan orang, karena letaknya antara bulan Rajab dengan bulan Ramadan. Bulan Sya’ban adalah bulan diangkatnya amal-amal. Karenanya, aku menginginkan pada saat diangkatnya amalku, aku dalam keadaan sedang berpuasa.” (HR Nasa'i).

Keterangan hadis tersebut mengingatkan kita tentang alasan mengapa Nabi SAW. Selalu berpuasa pada hari Senin dan Kamis. Beliau menjelaskan alasannya, karena hari-hari tersebut adalah waktu diangkatnya amal-amal shaleh kepada Allah SWT. 

Bulan Sya’ban, diamana banyak oarang melalaikannya, justru Rasulullah SAW. memperbanyak beribadah di bulan tersebut. Ini merupakan isyarat bahwa ketika banyak manusia yang lalai dan lupa kepada Allah pada suatu waktu, lalu ada hamba yang memanfaatkan waktu tersebut, maka ia akan mendapatkan kemuliaan di sisi Allah SWT.

Maka mari kita memanfaatkan waktu ini untuk memperbanyak ibadah, utamanya ibadah puasa. 

Sayidatina Aisyah radhiyallahu ‘anha ketika ditanya bagaimana puasa Nabi shallallahu alaihi wasallam pada bulan Sya‟ban? Beliau mengatakan,

لَمْ يَكُنِ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَصُومُ شَهْرًا أَكْثَرَ مِنْ شَعْبَانَ، فَإِنَّهُ كَانَ يَصُومُ شَعْبَانَ كُلَّهُ “

“Nabi shallallahu alaihi wasallam tidak pernah berpuasa dalam satu bulan lebih banyak dari bulan Syaban. Nabi shallallahu alaihi wasallam biasa berpuasa pada bulan Syaban seluruhnya.”(HR.Bukhari dan Muslim).

Walaupun yang dimaksud dengan puasa satu bulan penuh adalah memperbanyak puasa, sebagaimana dikatakan oleh para ulama berdasarkan informasi dari istri-istri Nabi SAW yang lainnya. Jadi dikatakan bahwa beliau berpuasa sebulan penuh karena beliau memperbanyak puasa di bulan tersebut.

Para ulama menyebutkan bahwa hikmah terbesar mengapa beliau memperbanyak puasa di bulan Sya‟ban adalah sebagai persiapan, latihan dan pemanasan sebelum memasuki musabaqah atau perlombaan yang hakiki di bulan Ramadhan.

Allah SWT berfirman:

وَأَقِمِ ٱلصَّلَوٰةَ طَرَفَىِ ٱلنَّهَارِ وَزُلَفًا مِّنَ ٱلَّيْلِ ۚ إِنَّ ٱلْحَسَنَٰتِ يُذْهِبْنَ ٱلسَّيِّـَٔاتِ ۚ ذَٰلِكَ ذِكْرَىٰ لِلذَّٰكِرِينَ

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved