Harga Masih Mahal, Warga Kalbar harus Merogoh Kocek lebih Dalam untuk Dapatkan Minyak Goreng
Warga Jalan Ampera, Kota Pontianak, Ulan, mengaku terpaksa harus membeli migor dengan harga lebih mahal.
Bahkan, ketika migor subsidi sempat susah didapatkan pasar murah ataupun bazar migor subsidi menjadi salah satu solusi yang difasilitasi oleh Pemprov Kalbar di beberapa titik lokasi di Kalbar. Ia memastikan, hal itu masih akan terus berlanjut sesuai kebutuhan daerah tersebut.
Dijelaskannya, Pemprov Kalbar melalui Disperindag ESDM Kalbar sudah melakukan pasar murah atau bazar. Pihaknya akan terus melakukan koordinasi dengan dinas di kabupaten kota terkait ketersediaan migor subsidi.
Apabila didapat adanya kelangkaan daerah tersebut, ditegaskannya, tinggal mengkonfirmasi kepada Pemprov Kalbar untuk memfasilitasi dan mengundang distributor, produsen untuk segera mensuplai migor ke daerah tersebut.
“Contoh kemarin di Ketapang, sudah rapat dan kita dorong dari sini (Pemprov) dan juga untuk Sekadau. Kita juga menjaga bahwa suplai distributor di Kota Pontianak ini harus mengirim ke lokasi agen-agen di daerah,” ujarnya.
Ia juga mencontohkan, Kota Pontianak sudah mengirim surat ke Disperindag provinsi yang akan difasilitasi ke pabrik untuk melakukan pasar murah migor di lima titik pasar. Dimana, pasar murah akan dilaksanakan tersebar, masing-masing di Pasar Flamboyan pada 9 Maret 2022, Pasar Kemuning 10 Maret, Pasar Dahlia 14 Maret, Pasar Teratai 15 Maret, Pasar Puring 17 Maret 2022, Pasar Kenanga 19 Maret. Dimana semuanya akan mulai dibuka pukul 08.00 WIB.
Dalam surat yang ditandatangani Wali Kota (Wako) Pontianak yang ditebuskan ke Gubernur Kalbar, Cq Kepala DPPESDM Provinsi Kalbar, perihal pelaksanaan pasar murah migor di Kota Pontianak. “Itu juga sama dilakukan oleh Disperindag Provinsi sampai ke kabupaten kota dan dengan distributor maupun pabrik,” ungkapnya.
Hasil rapat koordinasi (Rakor) beberapa waktu lalu di Surabaya, ia juga menjelaskan bahwa pemerintah juga meminta masyarakat untuk tidak panik.
“Bijak lah, jangan panik yang membuat masyarakat menjadi semakin panik. Seperti Indomaret dan Alfamart juga kita jaga terus. Kalau di pasar tradisional juga ada yang migor curah, biasanya tersedia di bazar bahkan bisa sampai 8 ton per hari per titik,” ungkapnya.
Jadi, migor tersebut didistribusikan dari pabrik ke distributor. Lalu, distributor yang menjual ke pasar murah atau bazar.
“Kita kan tidak tahu pola di daerah. Ini juga merupakan bisnis to bisnis. Tetapi, kita kawal karena bisnis ini juga untuk kepentingan masyarakat, karena migor merupakan bahan pokok penting,” ungkapnya.
Jadi dalam hal ini, ditegaskannya, Pemprov akan memanggil distributor untuk mendistribusikan ke ke daerah tersebut. Ia juga meminta daerah harus menyiapkan data lengkap berapa yang dibutuhkan masyarakat.
“Intinya dari surat yang mereka kirim ke provinsi adalah mereka juga melakukan sidak yang sama di kabupaten. Dimana jika ada kekurangan migor sehingga mereka minta untuk diadakan bazar migor murah,” jelasnya.
Dimana tugas Disperindag Provinsi untuk melakukan koordinasi langsung ke distributor dengan pabrik untuk mengirim stok migor misalnya di Kota Pontianak dan Singkawamg. Ia minta di kabupaten juga jangan liar informasinya. Ia mempersilakan daerah membuat surat seperti yang dilakukan Pemkot Pontianak untuk membuat pasar murah yang ditebuskan ke Pemprov Kalbar.
“Kita terus melakukan koordinasi dari Pemprov ke pabrik, dan distributor untuk segera memenuhi kebutuhan di masing-masing daerah, dan itu menjadi komitmen yang bisa kita lakukan,” tegasnya.
Tak Menumpuk
Ia mengatakan, Pemprov Kalbar dalam hal ini Disperindag ESDM Provinsi terus melakukan koordinasi, monitoring, mengawasi, mengevaluasi terkait distribusi migor terhadap distributor untuk segera mensuplai ke kabupaten.