Khazanah Islam

Makna Nisfu Syaban dan Pengharapan Dalam Doa di Malam Nisfu Syaban Pelebur Dosa

Terutama pada malam harinya, sebab dipercaya memiliki banyak keutamaan dan ada anjuran di dalamnya.

Editor: Madrosid
Tribunnews.com
doa memasuki nisfu syaban 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Malam nisfu syaban merupakan malam yang paling ditunggu sebagai momen hari paling bersejarah dalam perdaban dunia Islam.

Nifsu Syaban menjadi pembicara setiap kali menyambut bulan puasa ketika memasuki bulan Syaban.

Begitu pentingnya hari nisfu syaban banyak orang yang menantikan hari tersebut.

Terutama pada malam harinya, sebab dipercaya memiliki banyak keutamaan dan ada anjuran di dalamnya.

Apa sebenarnya makna dari Nisfu Syaban dan anjuran apa yang diperintahkan dalam syariat ketika menyambut malam nisfu syaban.

Dosen IAIN Surakarta, Sulhani Hermawan MAg, menerangkan malam Nisfu Syaban merupakan malam yang pada pertengahan bulan Syaban.

"Malam Nisfu Syaban artinya pertengahan bulan Syaban. Nah, tetapi yang diambil itu terutama malam ke-15."

"Perpindahan harinya itu setelah matahari tenggelam," kata Sulhani Hermawan kepada Tribunnews.com dalam program OASE, beberapa waktu lalu.

Amalan Malam Nisfu Syaban dan Keutamaan Nisfu Syaban

"Tanggal 15 Syaban mulainya ya waktu Maghrib itu," tambahnya.

Berdasarkan kalender hijriyah, malam Nisfu Syaban jatuh pada 15 Sya'ban 1443 H, sementara dalam penanggalan masehi jatuh pada Kamis 17 Maret 2022, malam.

Di kalangan umat Muslim di Indonesia, malam Nifsu Syaban sering dijadikan sebuah pengingat bahwa waktu memasuki Bulan Ramadhan tinggal sebentar lagi.

"Semacam peringatan, waktu kita untuk masuk Ramadhan tinggal setengah bulan lagi," ungkapnya.

Sulhani menerangkan, malam Nisfu Syaban merupakan salah satu malam yang istimewa selain malam Lailatul Qadar.

Ia menambahkan bahwa pada malam Nisfu Syaban, terdapat keistimewaan, yakni beberapa dosa dihapuskan oleh Allah SWT, ada yang berdoa di ijabah, dan ada pula yang memohon ampun atas dosanya diampuni oleh Allah SWT.

"Pengagungan waktu dan tempat jangan berhenti di pengagungan waktunya itu saja, tapi mengagungkan Yang Menciptakan," terang Sulhani yang juga Komisi Fatwa MUI Sukoharjo ini.

Sumber: TribunStyle.com
Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved