Sekda Pontianak Sidak Stok Minyak Goreng, Minta Masyarakat Tak Panik dan Tak Lakukan Aksi Borong
Sejak tiga bulan lalu kami tidak dapat alokasi dari pabrik. Jadi kita menjual ke konsumen juga ada pembatasan
"Kita harapkan pengiriman minyak goreng itu, berjalan dengan lancar sehingga stok tersedia untuk memenuhi kebutuhan pasar. Tetapi kita tegaskan lagi, bahwa kami hanya mendapat jatah dari pabriknya sehingga untuk dijual ke toko pun masih kita batasi," ujarnya.
Hongky menyebut, untuk harga minyak goreng kemasan yang akan didistribusikan sudah memberlakukan harga baru sesuai dengan ketetapan pemerintah yaitu Rp13 ribu per liter.
"Dari informasi yang kita dapat, minyak goreng yang akan masuk pada pekan depan sebanyak 4 hingga 5 ribu karton. Tapi kalau dulu sebelum terjadinya kelangkaan, biasanya pasokannya bisa dua kali lipat untuk memenuhi kebutuhan minyak goreng di seluruh wilayah Kalbar," ungkapnya.
Pembatasan minyak goreng dari pabrik ini, terang dia, sejatinya sudah dilakukan sejak bulan November lalu. Dia menilai pembatasan ini bukan diakibatkan penetapan Harga Eceran Tertinggi (HET) dari pemerintah, akan tetapi karena terbatasnya ketersediaan pasokan minyak goreng.
"Kalau dari gudang kami biasanya kebutuhan minyak goreng yang kita suplai ke toko-toko atau grosir sekitar 10 ribu karton per bulan," pungkasnya.
Rutin Awasi Stok
Kepala Dinas Koperasi Usaha Mikro dan Perdagangan (Diskumdag) Kota Pontianak Junaidi menyampaikan, bahwa pihaknya bersama TPID Kota Pontianak secara rutin melakukan pengawasan atau monitoring terhadap harga maupun stok pangan, terkhusus minyak goreng.
Pada Selasa 22 Februari 2022 ini pun TPID Kota Pontianak melakukan sidak ke beberapa tempat distributor maupun swalayan di Kota Pontianak.
"Kami secara rutin memamtau kondisi di lapangan, memang kondisi minyak goreng ini tersedia, cuman harganya belum semua distributor menjual dengan harga satu yang ditetapkan oleh menteri perdagangan yaitu Rp14 ribu dan kita melihat melihat kondisi di beberapa gudang milik distributor memang mereka tengah menunggu pesanan order dari penyalur atau pabrik," ungkapnya.
Ia menerangkan, bahwa hasil dari sidak yang dilakukan, masih ada beberapa toko modern yang masih lengkap ketersediaan minyak goreng, hanya saja kata Junaidi, untuk sistem jual belinya terbatas.
"Ada beberapa tempat distributor seperti di pasar modern swalayan yang masih tersedia berbagai macam kemasan minyak goreng. Namun pembaliannya itu dibatasi, satu orang hanya boleh beli satu kemasan saja," katanya.
Selain itu, masih belum meratanya harga eceran minyak goreng ini dikarenakan, ada produsen maupun distributor yang memasok barang lama sehingga harganya masih berpatokan pada harga lama.
Selanjutnya, Junaidi juga menyampaikan, bahwasanya sejauh ini untuk minyak goreng masih tersedia hanya saja terbatas sehingga masyarakat tidak perlu panik dan tidak perlu melakukan aksi borong memborong.
Terkhusus pada pelaku UMKM yang sebagian besar mengolah produk jualannya dengan menggoreng, Junaidi memastikan, bahwa sejauh ini masih belum ada kendala.
"Sejauh ini masih belum ada keluhan-keluhan dari pelaku UMKM terkait dengan kelangkaan minyak goreng ini. Artinya masih lancar-lancar saja," tukasnya.