Imlek dan Cap Go Meh

Begini Ritual Cuci Jalan Jelang Cap Go Meh di Kota Singkawang

Pada ritual Cuci Jalan ini, pengurus Vihara akan menyiapkan berberapa orang untuk dijadikan sebagai "Tatung" atau orang yang akan dirasuki roh leluhur

Penulis: Rizki Kurnia | Editor: Rivaldi Ade Musliadi
TRIBUNPONTIANAK/RIZKI KURNIA
Salah satu tatung di Vihara Che Thian Thai Shin, Jalan P Natuna, Kota Singkawang, Kalimantan Barat, berdiri di Altar sembari beratraksi dengang tongkat. Senin 14 Februari 2022. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SINGKAWANG - Perayaan Cap Go Meh menjadi rangkaian penutup pada perayaan Imlek bagi warga Tionghoa di Indonesia, khususnya di Kota Singkawang, Provinsi Kalimantan Barat.

Perayaan Cap Go Meh ini digelar di hari ke-15, terhitung dari pergantian Tahun Baru Imlek.

Biasanya, sehari atau dua hari sebelum Cap go Meh, pengurus Vihara atau Kelenteng di Kota Singkawang akan menggelar ritual Tolak Bala, atau lebih dikenal dengan sebutan "Cuci Jalan".

Pada ritual Cuci Jalan ini, pengurus Vihara akan menyiapkan berberapa orang untuk dijadikan sebagai "Tatung" atau orang yang akan dirasuki roh leluhur.

Sebelum proses masuknya roh leluhur dimulai, para Tatung tersebut dipersiapkan terlebih dahulu dengan dikenakan pakaian-pakaian khas.

Kapolres Singkawang Siapkan Tim Khusus untuk Menjaga Keamanan Dalam Perayaan Cap Go Meh

Kemudian, ketika ritual dimulai. Tatung seketika dirasuki roh para leluhur mereka. Mereka terkadang terlihat kesakitan, berteriak, hingga mencak-mencak.

Setelah sepenuhnya dirasuki, para Tatung kemhdian berjalan di sekitar Vihara untuk berdoa, sembari melakukan berbagai atraksi, seperti menggunakan pedang, tongkat dan lainnya.

Mereka juga biasa melakukan aksi debus seperti menancapkan batang besi kecil panjang menembus pipi mereka, atau pada anggota tubuh lainnya.

Tidak hanya itu saja, para Tatung ini juga akan menaiki tandu khusus yang telah dipasangi besi tajam sebagai tempat berdiri, duduk, dan berpegang.

Mereka kemudian ditandu, dan dibawa berkeliling mengunjungi Vihara dan Kelenteng lainnya untuk berdoa.

Uniknya, meski melakukan atraksi yang sangat berbahaya, tidak tampak rasa takut di wajah mereka.

Bahkan, anggota tubuh mereka yang ditusuk dengan benda tajam tidak mengeluarkan darah sedikitpun.

Selain itu, Ritual Cuci Jalan ini dilakukan sejak pagi hari hingga malam hari nanti. (*)

(Simak berita terbaru dari Singkawang)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved