Imlek dan Cap Go Meh

Apa Itu Cap Go Meh? Tokoh Masyarakat Tionghoa di Singkawang Jelaskan Maknanya

Warga Tionghoa yang bercampur dengan warga Dayak kemudian menggelar upacara tolak bala untuk menangkal wabah cacar tersebut.

Penulis: Rizki Kurnia | Editor: Try Juliansyah
TRIBUNPONTIANAK/RIZKI KURNIA
Salah satu tatung di Vihara Che Thian Thai Shin, Jalan P Natuna, Kota Singkawang, Kalimantan Barat, berdiri di Altar sembari beratraksi dengang tongkat. Senin 14 Februari 2022. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SINGKAWANG - Cap Go Meh merupakan rangkaian perayaan Imlek yang digelar di hari ke-15 setelah momen pergantian Tahun Baru Imlek, sekaligus sebagai penutup momen Imlek.

Meski telah dikenal luas, namun masih banyak orang yang belum mengetahui makna dari perayaan Cap Go Meh tersebut.

Untuk mencari tahu makna sebenarnya Cap Go Meh, Tribunpontianak menemui seorang Tokoh Masyarakat Tionghoa di Kota Singkawang, Bong Wui Kong, pada Senin 14 Februari 2021, sehari sebelum perayaan Cap Go Meh digelar.

Cap Go Meh, kata Bong Wui Kong, merupakan ritual tolak bala atau ritual menangkal bencana.

Di mana pada jaman dahulu, ketika masyarakat Tionghoa hendak membangun permukiman di Kalimantan Barat, terjadi wabah cacar mematikan yang dipercaya disebabkan oleh roh jahat.

Perayaan Cap Go Meh, Ini Doa dan Harapan Tokoh Masyarakat Tionghoa Singkawang Bong Wui Kong

Warga Tionghoa yang bercampur dengan warga Dayak kemudian menggelar upacara tolak bala untuk menangkal wabah cacar tersebut.

"Dan tolak bala itu berhasil mereda dan menangkal wabah cacar mematikan itu," kata Bong Wui Kong kepada Tribunpontianak, Senin 14 Februari 2022.

Dari kejadian itu, lanjut Bong Wui Kong, ritual tolak bala kemudian diteruskan turun temurun di tiap generasi, dan bagi masyarakat Tionghoa, ritual tolak bala tersebut dinamai Cuci Jalan, yang menjadi salah satu agenda pada perayaan Cap Go Meh.

Kini, Cap Go Meh sudah menjadi tradisi bagi warga Tionghoa di Indonesia, khususnya di Kota Singkawang.

Perayaan Cap Go Meh di Kota Singkawang selalu digelar meriah dengan Festival dan arak-arakan Tatung.

Hanya di masa pandemi Covid-19 seperti saat ini festival dan arak-arakan tersebut ditiadakan sebagai upaya pencegahan Covid-19. (*)

(Simak berita terbaru dari Singkawang)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved