Kiprah Poktan Genta Mustika Pandan, Baru Setahun Terbentuk Sudah Mampu Raup Omset Rp 1,8 Miliar
Berkat tangan para petani di Desa Merarai 1, Kecamatan Sungai Tebelian ini, sayur mayur, khususnya sawi membanjiri pasar di lintas timur Kalbar.
Penulis: Agus Pujianto | Editor: Hamdan Darsani
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID,SINTANG - Kelompok Tani Genta Mustika Pandan (GMP) patut berbangga atas pencapaiannya dalam mengembangkan tanaman holtikultura. Meski baru seumur jagung, 27 petani yang tergabung dalam GMP mampu menghasilkan sayuran sebanyak 200 ton pertahun. Jika dirupiahkan hampir mencapai 2 miliar rupiah.
Berkat tangan para petani di Desa Merarai 1, Kecamatan Sungai Tebelian ini, sayur mayur, khususnya sawi membanjiri pasar di lintas timur Kalbar.
Hanya dalam waktu 1 tahun, Desa Merarai 1 dinobatkan sebagai Desa Kampung Sayur oleh Pemerintah Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat.
“Kebun sayur masyarakat ini dulunya lahan tidak produktif, kebun karet dan semak belukar disulap jadi kebun sayur,” kata Kepala Desa Merarai 1, Paimin belum lama ini.
• Bupati Jarot Minta Kwarcab Sintang Lebih Giat Laksanakan Kegiatan
Kelompok Tani GMP tidak hanya menanam komoditas sawi, tapi juga jenis tanaman holtikultura lainnya seperti timun, bayam, kangkung, cabai dan lain sebagainya.
Lahan pertanian yang digarap petani di Desa Merarai 1, dulunya merupakan kebun karet dan lahan tak produktif.
“Lahan kebun ini rata-rata dulu adalah kebun karet. Karena melihat hasil yang kurang memuaskan, dan saat sekarang ini banyak tanaman karet kurang sehat, dari sinilah warga berfikir untuk mengganti tanaman sayur mayur. Lokasi yang kurang produkti dialihfungsikan menjadi kebun saur mayur. Dulunya semak belukar, kurang menghasilkan, sehingga disulap para petani menjadi sayur mayur,” kata Paimin.
[Update Informasi Seputar Kabupaten Sintang]
Paimin menyebut, hasil pertanian di Desa Merarai 1, tidak hanya menyuplay kebutuhan sayur mayur di pasar Sintang, tapi juga di Kabupaten Melawi, Sekadau, hingga ke Kabuapten Kapuas Hulu.
“Terus terang pemasaran sayur mayur tidak ada kendala sama sekali. Kita sudah ada mitra dengan pasar. Sayuran yang ada di pasar sintang, mayoritas berasal dari merarai 1 ini,” katanya.
Keberhasilan Kelompok Tani Genta Mustika Pandan meningkatkan taraf ekonomi anggotanya.
“Setiap hari GMP mengirim sayur ke sintang. Sementara untuk kelompk tani yang lain ada 5 kelompk yang sudah berjalan dan tiap hari mengirimkan sayur mayur juga, artinya tidak hanya GMP saja, tetapi kelompok lain siap mengirimkan sayur mayur, alhamdulilh GMP sudah punya armada,” jelasnya.
Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Sintang, Elisa Gultom memuji keberhasilan Kelompok Tani Genta Mustika Pandan. Meski baru 1 tahun dibentuk, sudah memperoleh omset hampir 2 miliar rupiah per tahun dari hasil penjualan sayur.
“GMP berkontri busi luar biasa terhadap kebutuhan sayur khusnsya sawi di kabupaten sintang. Mereka melaporkan angka 1,8 miliar hampir 2 miliar per tahun. Desa ini luar biasa, tidak banyak desa di kabupaten sintang seperti ini,” kata Gultom.
Keberhasilan GMP menurut Gultom patut ditiru oleh para petani lain di Kabupaten Sintang. Dia berencana, mengajak kelompk tani untuk belajar ke Desa Merarai 1.
“Kelompk tani lain bisa belajar di sini. Daripada kami pusing bawa ke malang, ini jauh lebih murah dan efektif. Dan hasilnya sudah kelihatan, kita lihat di pasar sayur, mereka sudah berkontribusi di sana,” katanya.
Gultom menargetkan, hingga tahun 2024 mendatang, komoditas hasil pertanian yang surplus tidak hanya sawi dan semangka, tapi juga cabai dan bawang.
“Kita rencanakan sampai 2024 minimal 4-5 holtikultura harus surplus. Kita sat ini memiliki semangka, itu surplus. Hari ini kita dengar surplus sawi, tapi ini berkelanjutan harus dipertahankan. Mudah- mudanan cabai dan bawang yang sudah kita uji coba bias dikembakgan sehingga kita punya komoditas holtikultura memenuhi kebutuhan masyarakat,” katanya.
Sekretaris Daerah Kabupaten Sintang, Yosepha Hasnah mengaku kaget mendengar lapora panen sayur di Desa Merarai 1 mencapai 200 ton per tahun.
“Artinya kalau dibagi 12 bulan maka sayur yang dihasilkan oleh masyarakat Desa Merarai Satu mencapai 16,6 ton per bulan dengan kualitas baik,” ujarnya.
Pemkab Sintang memberikan apresiasi dan mendukung penuh apa yang dilakukan oleh Kelompok Tani Genta Mustika Pandan. Menurut Yosepha, penetapan Desa Merarai Satu sebagai Kampung Sayur diharapkan bisa lebih memotivasi warga bertani dan menghasilkan sayur yang banyak dengan kualitas baik.
“Saya minta, jangan hanya sawi saja, masih banyak jenis sayur yang lain,” harapnya.
Yosepha menilai, apa yang sudah dilakukan oleh Kelompok Tani Genta Mustika Pandan dan masyarakat Desa Merarai Satu lakukan ini, baik untuk dijadikan percontohan bagi desa dan kelompok tani lainnya di Kabupaten Sintang. Menurutnya, penghasil sayur tidak hanya Sungai Tebelian, tetapi ada Binjai Hulu, dan Kelam Permai.
“Saya bangga petani di sini, menyiapkan pola pertanian dengan matang. Mulai dari perencanaan bibit, penanaman sampai panen dan pemasaran. Di Kalbar ini, hanya satu kabupaten yang dijadikan sampel pengukuran inflasi nasional yakni Sintang. Untuk menurunkan angka inflasi, kita harus menyiapkan sayur sendiri sehingga harga sayur di pasaran bisa rendah. Saya juga mendorong masyarakat untuk mengembangkan peternakan, dengan harapan ke depan, bisa memproduksi pupuk kandang sendiri untuk mengurangi ketergantungan akan pupuk kimia,” pesan Yoseha. (*)